"Buna hebat!!"
Emm, bukan apa-apa. Sebenarnya jeno telah berhasil untuk membimbing Jaemin sampai bisa nyetir mobil sendiri.
Jeno rela nggak kerja selama berhari-hari demi sang suami yang minta di ajarin naik mobil."Karena buna udah bisa nyetir, jadi besok mass boleh berangkat kerja ya bun?"
"Boleh mass, nana anterin ya?"
"Emm, baiklah buna" ucap jeno sambil mengusap pucuk kepala suami manisnya.
Setelah jeno membasuk kaki dan wajahnya dengan air kran samping rumah, ia menerima sebuah panggilan masuk pada ponselnya.
"Hallo tuan V"
"Hallo, bisakah kita bertemu besok tuan?"
"Tentu saja, see you tomorrow"
Jeno langsung mengekor di belakang jaemin, menuju ruang santai. Karena hari sudah sore, jaemin memutuskan untuk memasak. Jeno tampak kelelahan, kedua matanya sudah tidak sanggup terbuka. Jeno tepar diatas sofa.
Jaemin tidak mengerti apa yang sedang di bisniskan oleh suami nya. Yang jelas bukan investasi bodong seperti perusahaan lain kalo lagi melejit usahanya, jaemin masih bisa diam.
Selesai masak seperti biasa jaemin selalu mandi, bersama Jeno tentunya. Dengan langkah yang masih gontai karena sisa-sisa rasa kantuk masih ada, jeno merangkul tubuh Jaemin menuju kamar mandi. Hari ini jaemin lah yang akan memandikan suami nya.
"Mass, aku kangen bubu" celoteh jaemin.
"Kalo aku tidak, kalau dia disini aku tidak akan puas melahapmu sayang"
"Ah, kau ini bisa saja mass" jaemin tersenyum kikuk, menatap punggung kekar dominannya yang bergetar menahan tawa.
🫶🏻🗿
Andreas Corporation, siapa yang tidak mengenal gedung megah dengan kolam renang begitu luas mengelilingi bangunan itu. Yang menjadi ciri khasnya adalah tugu Red diamond yang menjulang tepat di tengah taman bunga tulip yang tumbuh di taman yang cukup luas.
Mobil Jeno memasuki area kantor dan disambut oleh puluhan penjaga yang menunduk sopan atas kehadiran CEO muda nya.
Bahkan salah satu dari mereka langsung bersimpati, berlari untuk membukakan pintu mobil tuannya. "Selamat datang Tuan Jeno" ucap salah satu penjaga setelah membukakan pintu mobil nya. Ia tidak mengetahui bahwa jaemin ada di dalam sana.
Jeno memberikan tas kantornya pada lelaki paruh baya itu. Kemudian berjalan memutari mobilnya, membukakan pintu untuk sang primadona.
"Mass" jaemin masih ragu untuk menampakkan dirinya di depan para anggota kantor yang berdiri menyambut tuannya.
Terlihat dari cengkeraman yang begitu kuat pada pergelangan tangan suami nya.
"Apa perlu mass gendong hmm??? Kau harus mengetahui setiap sudut kantor ini buna, come on baby" jeno menggandeng tangan jaemin. "Aku akan menunjukkan padamu, tempat kita. Bukan untuk memperkosamu di dalam sana buna" imbuhnya diiringi senyum nakal.
Jaemin mulai menampakkan kaki nya, terlihat mulus kaki jaemin terpapar cahaya matahari pagi. Apalagi rok yang di pakai, berkibar terkena hembusan angin yang tidak begitu kencang. Serta croptop warna putih sedikit menampakkan dada dan tulang selangka yang begitu mungil dan ruas kulitnya yang putih. Jeno menggenggam tangan jaemin yang masih menyisir pandang.
"Mass,,"
Jaemin mendekat pada telinga Jeno, kemudian mendaratkan ciumannya pada ceruk dominan yang masih syok akan kelakuan suami manisnya.