Jaemin bulet-bulet 📖📖
Jeno hanya memperlihatkan betapa sayang dan cinta nya pada submissive cantik yang menjadi teman hidupnya saat ini. Pukul dua pagi, Jeno meninggalkan jaemin untuk mengantarkan bubu ke bandara. Keberangkatan Bubu ke Jerman sudah dibicarakan dengan mantap kepada mereka tentunya. Jeno kembali pada huniannya pukul empat pagi, tidak ada hentinya mengecup bibir pucat jaemin berulang kali.
Jeno tidak ikut merebah untuk melanjutkan tidurnya, melainkan berjalan ke dapur nya. Berjibaku dengan peralatan masak, menyiapkan sarapan pagi sebelum ia berangkat ke kantornya.
Sambil menyeruput kopi tanpa gula, jeno mulai mengocok dua butir telur.
Jeno mengingat sesuatu yang mampu menginterupsi kegiatannya. Dirinya meletakan mangkuk berisi telur itu dan berjalan menuju nakas.
Sebuah kunci mobil dan satu dompet tebal berisi lembaran uang bernominal besar tentunya. Jeno meletakkan benda itu di meja makan.
"Mass"
Hampir saja jeno lupa caranya bernafas, ketika Jaemin tiba-tiba membenamkan dagu nya pada ceruk jeno yang sedang menggoreng telur.
"Udah bangun sayang"
"Kenapa nggak bangunin nana?"
"Baru bangun jangan berisik na, nggak enak di denger kaya token listrik" komentar Jeno yang langsung mendudukan Jaemin di atas wastafel dapur nya.
Jaemin langsung mingkem begitu jeno mengatakannya.
"Mass kerja?"
"Tentunya sayang, ada apa hm? Mau ikut mass ke kantor?"
"Ah, enggak mass. Nana malu, kan semua kantor tau kalo Nana ini mantan pembantu nya Mass" jawab jaemin, muka-muka bangun tidur memang selalu menguap.
Jeno hanya tersenyum masam mendengarnya. "Terus kenapa kalo kamu mantan pembantu mass hm?? Kau pikir mass malu, kalo ngajakin kamu ke tempat kerja ?? Ya Nggak lah Na, seisi dunia pun tau kalo kamu suami saya!" Jawab jeno sambil menyuapkan potongan roti pada mulut Jaemin.
Jaemin mengayunkan kaki nya. Masih mandangin Jeno yang memakai apron kuning tanpa mengenakan kaos atau apapun yang membalut tubuh nya. Hanya celana bokser gambar bayi kembar botak yang ia kenakan.
"Mass bakalan pulang telat nanti, kantor mass kedatangan tamu dari luar negeri"
"Tamu? Siapa itu mass?"
"Dia seorang milyarder dari italy, kapan-kapan mass ajak ke sini sayang"
Jeno mulai menggoreng telur nya, kemudian menaruhnya diatas roti tawar yang sudah ia sediakan.
Tidak lupa untuk menggendong jaemin menuju wastafel kamar mandi nya.
Jeno mearawat submissive nya dengan penuh cinta, berbanding terbalik kala pertama mereka dipertemukan. Benci menjadi cinta, kalimat simbolis itu benar adanya.
Dimulai deri menggosok gigi jaemin dan menaruh sheet mask pada wajah manisnya. Tidak lupa, morning sex sebelum mereka mandi bersama.
"Nggghhhh,, enough daddy enoughh"
Jeno menyandarkan punggung jaemin pada dadanya, di dalam bathub berisi air jeno mulai beraksi membenamkan kembali keperjakaannya pada lembah surga jaemin yang mulai terpancing hasratnya. Karena tidak mungkin Jeno bisa menahan nafsu nya kalo ngeliat jaemin bugil, apalagi mereka di dalam satu ruangan.
Bunyi kecipak air diiringi desahan basah dari kedua pihak yang bersahutan, menghiasi hunian empat lantai ini. Suara bagaikan simphoni pagi selalu terdengar merdu dari mereka yang saling memuaskan hasrat masing-masing.