Jaemin membuka pintu kamarnya, menampakkan sosok bubu yang tidur terlentang dengan bayi neora menelungkup di atasnya.
"Aku pikir kau akan menyambut suami mu bu?" jaemin bermonolog kemudian berlari kecil untuk membukakan gerbang rumahnya.
Menyambut kedatangan Jeno dan papahnya.
"Mass" jeno baru saja keluar dari mobilnya. Tangan Jaemin langsung menyelinap pada kedua ketiak nya, memberikan peluk hangat dan menyenderkan kepalanya pada dada nya yang bidang itu.
Tempat favoritnya setiap malam. Cukup lama sampai ia puas. Setelah mengendus aroma tubuh suami nya ia mengangkat kepalanya, menyaksikan kembali wajah dominannya yang begitu rupawan.
Jaemin meraup bibir jeno, menyalurkan rasa rindunya.
"Baru ditinggal semalam aja, udah kangen kan? Kalo ditinggal setahun? Gimana?"
"Mass, nana bobok sendiri tau. Neo bobok sama bubu" jaemin mengadu, bibirnya mengembung setelah itu.
Sosok Jaehyun keluar dari mobil, menggendong anaknya.
"Ayah!" Jaemin hampir lupa kalau Jaehyun pun ikut kembali pada huniannya. Dengan senang hati ia mengambil bayi Gyu dari tangan Jaehyun. "Waahh,, tampan sekali" ucapnya. Mengecup pelipis bayi itu beberapa kali.
Jaemin pun menggandeng tangan Jaehyun, melupakan Jeno yang menyender pada bodi mobilnya sambil menggeleng pelan.
Betapa antusias nya Jaemin menyambut sang papah mertua pulang.
"Papah udah makan? Nana masak ayam kalkun kesukaan papah loh?" Jaemin sesekali menoleh pada pahatan wajah jaehyun, masih terlihat tampan walau usia nya tidak lagi muda.
Jaehyun hanya tersenyum singkat, dirinya merasa tidak pantas untuk menginjakkan kaki nya di rumah mewah ini.
Tetapi Jeno tetap bersikukuh untuk membawa nya pulang, bahkan dirinya mendorong paksa tubuh sang papah untuk masuk ke dalam mobil.
Meninggalkan hunian Reyot nya, tidak lupa Jeno memberi beberapa bahan pangan pada lelaki paruh baya yang ia temui saat itu. Sebagai rasa Terimakasih nya yang sudah memberi hunian pada Jaehyun.
Walau hunian itu tidak layak.
"Mommy!"
Bibir jaehyun begitu kaku, ketika jaemin memanggil Taeyong. "Mommy" itu adalah panggilan favoritnya.
"Ada apa Jaemin, kau ini selalu___"
Praaakkkk
Ponsel di tangan taeyong jatuh menyebar diatas lantai, memandang sosok yang begitu ia rindukan telah berdiri di samping tangga.
Mulut taeyong terbuka, badan taeyong gemetaran menahan tangis. Pilu yang ia rasakan seakan musnah, ketika melihat orang yang ia cintai kembali di bawah atap rumah yang sama.
"Ja-jaehyun"
Tanpa pikir panjang, taeyong berlari menuruni puluhan anak tangga. Bahkan kaki taeyong hampir terkilir akibat tangga di rumahnya terbuat dari bahan keramik.
Tubuh taeyong merengkuh jaehyun begitu eratnya, bahkan Jaehyun sampai terhuyung ke belakang.
"Jaehyun hikkkssss aku rindu Jaehyun"
Kepala taeyong jatuh pada ceruk Jaehyun yang masih sama itu, kekar dengan otot hijau kebiruan menyebar di sana.
"Mo-mommy"
"Iya, aku mommy. Masih mommy yang dulu, hmm jaehyun aku rindu" tangis taeyong semakin meledak, tubuh jaehyun limbung. Jatuh ke atas sofa.
Disaat ini, taeyong hanya ingin memeluk tubuhnya erat. Agar Jaehyun tidak lepas lagi, atas semua kesalahan yang pernah di perbuat oleh Jaehyun telah ia hempaskan sejauh mungkin.