"Ini berlebihan, Yang Mulia." Ronta Ratri hendak menuju pintu keluar.
Tapi tidak semudah itu bagi Sanu mempersilakan orang ini pergi, "saya belum selesai. Siapa bilang Anda boleh pergi semaunya?"
"Tolong perhatikan sekitar, Yang Mulia. Para pelayan akan kesulitan jika kami tidak segera kembali."
"Anda masih terlalu manis pada orang lain. Sebagai orang yang perduli, Permaisuri juga harus memperhatikan suaminya, kan?" Katanya semakin mendekatkan diri
"Yang Mulia! Cukup bermain. Harap perhatikan diri."
"Apa yang perlu diperhatikan saat bersama istriku?"
"Katakan apa yang Anda inginkan? Jika maksud Anda menawarkan kesepakatan untuk pergi atau melawan Ratu Bandagiri maka jawaban saya masih sama seperti sebelumnya."
"Siapa bilang saya ingin membahas ini? Saya hanya ingin bersantai bersama Anda." Melepaskan, Sanu memberi jarak dan meregangkan kedua tangannya, "Anda bisa menggosok punggung? Bantu saya kemudian."
"Saya mohon diri, Yang Mulia." Balas Ratri menjauh.
"Sudah dikatakan jika kami belum selesai."
"Tolong perhatikan tindakan Anda sebelum terlambat. Jika Anda bermaksud melecehkan saya, tentu tidak akan tinggal diam. Anda masih memiliki tiga puluhan wanita yang bersedia kecuali saya."
"Hei," Rengkuh Sanu sekali lagi, "bukannya Permaisuri bersedia terlibat mengurusi urusan pribadi suaminya? Mengapa sekarang marah?"
Ratri menekan titik meridian Sanu saat usaha melepaskan diri hampir gagal, membuat Sanu mengendurkan genggamannya kemudian tertawa ringan, "ya, setelah semua, terlepas dari Anda yang kehilangan kanuragan, Anda tetap seorang veteran jenderal perang."
"Saya tidak lagi segan terhadap Anda, Yang Mulia."
"Ya, ya, ya. Sudah, aku menyerah." Kata Sanu, "tapi bisakah Anda tetap membantu saya melepaskan jubah ini? Jubah naga benar-benar berat!"
"Kenapa Anda melihatku begitu? Ini benar, Ratri, saya selalu dibantu Durmadi dan penjaga setiap kali bersiap."
Ketika Ratri maju, ikatan di hati Sanu mengendur. Seolah melepaskan serigala-serigala yang melolong penuh suka cita, Ratri benar-benar membantu melepaskan jubahnya!
Embusan napas beradu, ditambah nuansa sendu, suasana bertabur ambiguitas yang membumbung tinggi, Ratri memecahnya, "bagian mana yang dikatakan urusan pribadi?"
Berdeham, "Anda benar-benar tidak tahu atau hanya sekadar menggod--akh! Perlahan, Ratri."
"Talinya sulit dibongkar." Bohong, Ratri sengaja membelit perut Sanu agar diam.
"Anda sengaja, kan?"
"Tidak. Jadi urusan pribadi apa yang Anda maksud?"
"Anda mengatur pernikahan baru untuk raja ini."
Nah, terlepas, "saya tidak mengaturnya secara spesifik kepada Anda. Itu bagi para bangsawan yang belum menikahkan anggota keluarganya."
"Tapi Jamuan Rutin di Kerajaan ini hanya mengatur pernikahan keluarga kerajaan."
"Itu menurut Anda, Ratu Bandagiri telah setuju untuk merombak peraturan lama dan merubah ke aturan yang saya ajukan. Ini akan menjadi kebudayaan baru, lagipula angka pertumbuhan penduduk di Sancang terbilang kecil dibanding Rindusiwi. Tahun ini saja, berdasarkan data yang saya peroleh dari biro kemasyarakatan hanya ada enam puluh kelahiran, berarti lima bayi dalam satu bulan. Jumlah yang kecil, dalam beberapa tahun ke depan akan ada ancaman gangguan regenerasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden
Historical FictionDia adalah keturunan biru yang membaur dengan rakyat jelata. Wajah menawan, otak cemerlang, jiwa yang kuat, dan rendah hati siapa pria yang mampu menolaknya! Tutur kata begitu lembut namun tegas dan garang memimpin pasukan. Sungguh Jagad Dewa teng...