page 15

3 0 0
                                    

Ada rasa tidak senang ketika Pradipta tau bahwa Arian adalah pemenang sesungguhnya, tapi, ia juga tidak bisa merusak kebahagiaan temannya. Seperti tokoh utama dalam sebuah cerita romansa, menjadi teman mu sudah lebih dari cukup untukku. Omong kosong.
Nyatanya Pradipta tetaplah manusia egois yang ingin memiliki wanita yang ia sukai.
Sekalipun itu artinya ia harus bersaing dengan Geri, sekalipun itu artinya ia harus merusak pertemanan mereka, dan sekalipun ia sudah tau siapa yang akan Aria pilih nantinya.
"Maaf Ria." Bisiknya.
"Maaf membuatmu berada di posisi yang tidak menyenangkan seperti saat ini."
Sore itu, hanya angin dan kucing tetangga yang mendengarnya. Mendengar permintaan maaf Pradipta pada wanita yang ia sukai, yang mungkin tidak akan pernah tersampaikan pada Aria.

Sore itu, setelah bersimpangan dengan Geri, Pradipta mengayuh sepedanya seperti biasa. Matanya merekam semua pemandangan sore itu dengan baik, merekam bagaimana pohon apel yang ada di taman kecil itu bergoyang mengikuti angin, merekam bagaimana dua kucing jalanan sibuk menjilati satu sama lain.
Sore itu, Pradipta menghentikan sepedanya.
Menatap jalanan lurus yang sebentar lagi membawanya ke rumah, menatap jalanan beraspal itu baik-baik. Aneh, harusnya bukan merah warna jalanan itu. Sudah berkali-kali Pradipta melewati jalan ini dan ia berani bersumpah bahwa bukan seperti ini bentuk dan warnanya.

Sore itu, hanya suara Geri yang mampu ia dengar. Suara teriakan minta tolong dengan guncangan di tubuhnya. Ah, Pradipta baru sadar, bahwa warna merah dijalan itu adalah miliknya. Kapan ya ia membiarkan tubuhnya berbaring di aspal, lalu kenapa Geri ada disini? Bukannya pria itu sudah pulang ke rumahnya.
Sore itu, mata Pradipta merekam semuanya sebelum ia terlelap dalam kegelapan. Membawanya pada sebuah tempat yang dingin, gelap, dan menusuk kulitnya. Ia sendirian di dalam sana tanpa Geri dan tanpa wanita yang ia sukai, Aria.
Tidak, Pradipta tidak ingin ada disini. Ia ingin berada di antara Geri dan Aria, ia tidak ingin disini sendirian.
Tolong, siapapun, tolong Pradipta.

Grow UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang