Setelah Jin-woo pergi ke pelelangan, ia cukup terkejut dengan kondisi Apartemen nya.
Dimana para reporter telah berkunjung di sana dan dengan siaga ingin mewawancarai Jin-woo.
'harushkah aku pindah?' pikir Jinwoo mempertimbangkan untuk pindah rumah.
Namun mengabaikan perasaan Ini, Jinwoo memutuskan untuk tetap tinggal dan berusaha sebaik mungkin menghindari reporter.
"Apakah mereka tidak lelah terus mengawasi kita" Cale bergumam melihat ke segerombolan Reporter yang telah bermalam di depan Apartemennya.
"Apa kau tidak nyaman?"
"Tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa tenang dengan Kerumunan orang yang terus mengawasi" Cale Mengerutkan keningnya.
"Ekhem!!" Jin-Ah mengeluarkan batuk palsu menginterupsi kedua oppa-nya yang kini masih asik 'bermesraan' Ralat mengobrol di depan pintu masuk
"Oppa, bisa kau jelaskan tentang semua kejadian hari ini?" Jin-Ah bertanya Mengambil posisi yang mirip seperti seorang Ibu mertua yang akan mengintrogasi Calon menantunya.
"Ah, itu? Yah singkatnya kami sekarang adalah Hunter Rank S" jawab Jin-woo menggaruk belakang kepalanya.
"Lalu?" Jin-Ah menyilangkan kedua lengannya dan menatap intens ke arah Hyung nya.
"Ya??" Menjawab Dengan bingung Jinwoo hanya bisa menatap sang adik dengan wajah Polos.
"Oppa bisa jelaskan ini?" Mengambil sesuatu dari Saku nya Jin-Ah menunjukkan benda itu kepada Kedua oppa-nya.
Sebuah benda yang terlihat tidak begitu asing di mata kedua oppa-nya.
"Tunggu Jin-Ah? Ada apa dengan alat itu? Apakah kau demam?" Jin-woo bertanya dengan memeriksa suhu tubuh Jin-Ah secara tiba tiba.
"Tidak Oppa! Lagipun ini bukan termometer, ini testpack!! Lihat ini positif jadi katakan padaku siapa yang kau hamili!!" Jin-Ah membentak Oppa-nya.
"Hah?" Jinwoo menatapnya semakin bingung.
Sedangkan Cale di sisi lain masih ragu dengan benda di tangan Jin-Ah pasalnya benda itu memiliki Aura yang sangat dia kenal.
'Dewa kematian Sialan apasih yang dia rencanakan!' pikir Cale berjalan perlahan mendekati Jin-Ah
"Kurasa ini milikku, Jin-Ah tidak perlu khawatir ini bukan hal yang penting mari abaikan saja" Cale mengambil Testpack itu dan mendorong kedua Kaka beradik untuk segera masuk.
"Tapi oppa-"
*Tok tok
Sebuah ketukan di pintu mengalihkan perhatian semua orang.
"Aku akan membukanya" jawab Jin-woo canggung.
*Ceklek.
"Hyung Nim~" di balik pintu Yu jin-ho kini datang dengan tatapan penuh air mata.
"Izinkan aku untuk menginap" dia berucap dengan wajah memelas
"Apa yang terjadi?" Jin-woo bertanya
"Hyung Nim aku di usir dari rumah"
"Tunggu bukankah kau sudah punya rumah sendiri?"
"Villa yang kutinggali atas nama ayahku, telah dia ambil dan bahkan dia juga telah memblokir semua rekening bank ku"
"Jadi Hyung Nim bisakah kau mengizinkanku menginap?" Yu jin-ho bertanya dengan melas.
"......"
*Kraak
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow and red rose
FanfictionCale Henituse berpikir bahwa hidupnya telah berakhir, dan ia tidak perlu menjalani kehidupan yang merepotkan lagi. Namun semua perkiraan nya salah. Kini ia malah terbangun di tempat asing, Dengan lelaki asing yang berdiri tepat disebelahnya "Senang...