Part12

9.5K 534 0
                                    

Aku sangatlah malu saat ini, malu dengan tubuhku yang refleks memeluk ka Nathan karena aku terlalu senang hanya karena coklat, muka ku pasti sangatlah merah. Dan dengan refleks juga aku tarik ka Nathan ke luar area sekolah.

"Sampai kapan kita jalan, Ta?"

"Eh?" tiba-tiba ka Nathan berhenti jalan, buat aku yang narik ka Nathan ikutan berhenti karena tenaga ka Nathan lebih besar.

"Kaka kan bawa motor, kita sekalian jalan-jalan." dan sekarang aku yang ditarik kearah parkiran sama ka Nathan.

"Nih." disodorlah helm, helm warna pink yang begitu berkesan perempuan, dan aku ogah banget makenya.

"Ka, ga ada helm lain apa?"

"Kenapa?" tanyanya bingung.

"Ga suka warnanya." aku hanya bisa nyengir dan ka Nathan udah geleng-geleng. Karena aku cuma liat terus helmnya, ka Nathan ngambil lagi helm nya dan memasukannya ke kepala ku, dan itu sangatlah tidak sopan -.-

"Pake yang ini dulu, nanti kaka bakal bawa yang lain." perintahnya, dengan tangan menguncikan helm yang dia paksa pakai untukku. Dan kalian tau, tangannya begitu dingin saat aku rasakan bergesekan dengan kulit daguku. Mungkin aku sudah merona, karena posisi kami yang begitu dekat.

"Sip, udah. Cepet naik." perintahnya, LAGI. Kalau bukan karena coklat aku ga akan nurut, apalagi harus memakai helm ini, big No banget! Dan yang paling parah aku kesusahan untuk naik motor gedenya ini, merepotkan.

"Ka Nathan."

"Iya?" teriaknya karena motor ka Nathan lumayan berisik.

"Kalau mau jalan sama Cinta ganti motor dan jangan lupa helm nya pun." balasku teriak.

Seketika aku bisa liat mata ka Nathan menyipit dari spion motor, aku yakin dia sedang senyum evil sekarang ini. "Jadi mau nih jalan lagi sama kaka?"

Barulah aku mengerti kenapa mata ka Nathan menggoda(?) dan aku hanya bisa bulshing ria, perkataanku benar-benar ambigu. Muka kamu Ta, memalukan.

Namun akhirnya seketika hening, aku dan ka Nathan tak ada yang memulai berbicara, sampai akhirnya aku menyadari bahwa kita melewati batasan daerah.

"Ka Nathan kita mau kemana?" tanya ku was-was. Perasaan cuma beli coklat ngapain sampe di daerah orang lain coba.

"Jalan-jalan. Kaka mau nunjukin tempat bagus, nanti pulangnya kaka beliin coklat."

Aku hanya manggut-manggut mengerti, dipikiranku sekarang ngikut aja dulu nanti kalau ada apa-apa baru kabur. Dan hening kembali, aku hanya merasakan aliran angin, mencoba menutup mata merasakannya. Hingga beberapa menit kemudian laju motor ka Nathan berhenti.

"Udah nyampe." ucapnya, dan meminta ku turun. "Tutup matamu."

"Kenapa?"

"Biar jadi surprise." aku lagi-lagi menurutinya, kututup mata ku menggunakan tangan, dan ka Nathan memegang pundakku, menuntun ku kearah dan jalan yang benar. Sampai beberapa langkah baru ka Nathan menyuruh ku berhenti.

"Buka matamu."

Dan saat ku buka mata, pemadangan indah ada didepan mataku. Ka Nathan benar-benar tau tempat yang membuatku takjub, mengingatkanku saat pergi kepantai saat hari minggu.

"Kau menyukai nya?"

Tanpa sadar aku menganggukan kepalaku. Bagaimana aku tidak suka jika aku dibawa ketaman penuh bunga dan yang paling indah dengan air terjun buatan dan batuan yang terbuat sangat indah, mengalirkan air dari atas dengan sangat anggun menuju kolam yang dangkal.

"Mau maen air bersamaku?"

"Memang boleh maen disana?" tanpa menjawab ka Nathan tersenyum menggoda dan segera menarikku kearah air.

Dan memang sangat mengasikan bermain disini, sayang sekali aku tak membawa kamera untuk mengabadikan moment ini.

"Ta, sini." ka Nathan merangkul ku dibawah air, saking kagetnya aku hanya diam. Ka Nathan mengambil ponselnya dan 'clik', dia berhasil mengambil fotoku bersamanya.

"Ka, Cinta belum senyum." omelku.

"Biarin, cantik ko." oh my jantungku, berhentilah deg degan. Dan pastinya mukaku merah saat ini. Dengan reflek aku cipratkan air ke muka ka Nathan. Akhirnya kita benar-benar main air.

Setelah puas main air, aku baru ingat sesuatu, "Ka, Cinta ga bawa baju ganti loh."

"Nanti kaka beliin. Pake jaket kaka dulu."

"Cinta aja yang beli." aku beneran mikir kalau ka Nathan akan beliin daleman dan luaran buat aku.

"Mukamu kenapa merah? Yaampun Cinta, kalau daleman kamu aja yang beli." kata ka Nathan dengan muka merah. Muka ka Nathan sangat lucu saat ini, aku hanya cengengesan.

"Ka, lapar."

"Ya udah yu, kita cari baju terus nyari makan."

Ka Nathan mengandengku menuju motor, mukaku pasti merah, senang sih tapi malu juga kan.

Tbc..

Hai. Vomentnya yap. ;;) maaf sedikit.

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang