Part5

11.1K 692 3
                                    

Ka Andrew sekarang dihadapanku, tangannya berada d pundakku dan mencekram dengan kuat. Terlihat sorot khawatir dimatanya.

"Kaka, kenapa ada disini?"

Bukannya menjawab ka Andrew malah memelukku, sungguh situasi yang aneh sekarang. Murid-murid melihat kami penuh selidik, antara penasaran dengan apa yang terjadi dan penuh kagum, meskipun sebagiannya ada yang tidak terlalu peduli, atau malah menatap jijik.

"Ka, kamu kenapa?"

"Kaka khawatir tau, kamu sama sekali tidak menjawab pesan kaka." jawabnya.

Aku berusaha melepaskan pelukannya, malu akan para siswa yang berlalulalang disekitar kami, karena memang jam istirahat akan berakhir. Dengan sekuat tenaga aku menjauhkan ka Andrew.

"Kaka aneh deh, bukannya kuliah malah datang ke sini. Dapet izin dari siapa juga masuk ke sekolah Cinta."

"Yang lebih penting sekarang kenapa kamu gak bales pesan kaka?!" suara ka Andrew sudah mencapai nada tinggi, mungkin anak-anak disekitarku bisa mendengarnya, apalagi posisi kami berada didepan kelasku.

"Udah deh ka, ga usah khawatir tentang Cinta. Kaka sekarang pergi kuliah aja. Dan jangan marah-marah disekolah Cinta."

"Kamu marah sama kaka?"

Apa aku harus jawab pertanyaan yang jelas-jelas dia ketahui, yah mungkin aku hanya sedikit marah karena ka Andrew mengijinkan ka Nathan menjagaku dengan mudahnya, beda dengan sikap yang biasanya.

"Kaka dengar dari Nathan, kamu ga mau pergi ke sekolah dengannya." lanjut ka Andrew karena aku tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Iya."

"Kenapa ga nunggu kaka kalau begitu?"

Saat akan menjawab pertanyaan ka Andrew, tiba-tiba bel berbunyi tandanya pelajaran akan dimulai.

"Ka sekarang kaka balik ke kampus aja, Cinta udah mau masuk, dah." aku hanya bisa melambaikan tangan dan pergi masuk kedalam kelas, aku duduk dibangku ku namun Rafa masih belum kembali. Aku pun melirik ke arah ka Andrew, dan ternyata sudah pergi kearah luar sekolah.

"Ki, siapa tadi?" tanya Aldi, cowo paling cerewet di kelasku, dan dengan jelas suka sekali gosip.

"Kaka."

"Yakin? Ko kaya pacaran sih."

Mau gimana lagi, ditanya yakin yah jawabannya yakin seyakin yakinnya orang yakin. Mana mungkin aku ngaku-ngaku pacar orang apalagi kaka sendiri, aku ga segila ka Nathan. Eh? Kenapa jadi inget ka Nathan coba, otak pinter ku kena konslet kayanya.

"Yah, memang nyatanya kita adik kaka. Kaka ku kan pacarnya Silvi."

Seketika kelas riuh, yah mungkin karena fakta primadona sekolah sudah memiliki seorang kekasih. Apalagi banyak sekali penggemar Silvi di kelas ku, beberapa jam lagi sepertinya akan menyebar dengan mudahnya.

"Kaka kamu ganteng yah, Ki." celetuk Farah yang duduk dibanggu Rafa. Dan responku hanya tersenyum mendengarnya, fakta yang sekarang terjadi kaka ku banyak fansnya.

"Heh Farah, sana pindah duduk." usir Rafa yang sudah berdiri disampingku.

"Biasa aja kali Fa, kan Iki nya ga diapa-apain."

"Apaan sih Farah. Bukan maksud Rafa itu, tapi dia mau duduk dibangkunya." jelasku tak enak pada Farah.

Farah hanya ber oh ria, dia langsung pergi dan duduk dibangkunya. Akhirnya Rafa duduk dibangkunya.

Aku hanya diam dengan pikiranku sekarang, tak habis pikir pada kelakuan kaka ku. Ku cek ponsel ku dan ternyata ada 30 pesan dan 35 panggilan tak terjawab dari ka Andrew, sedangkan 10 pesan dari silvi.

Kubuka satu-satu pesan yang ada, semua pesan ka Andrew begitu khawatir padaku, dengan kata-kata maaf menyertainya. Dan pesan dari Silvi pun tak kalah heboh khawatirnya, aku hanya tersenyum membaca semua pesan, namun pesan terakhir dari Silvi membuat ku menatap horor layar ponselku.

From : Silvi

Teks : cin, apakah aku lebih baik putus dengan ka Rizqu? Dia terlalu peduli padamu, seperti tak ada ruang dihatinya untuk ku. Aku juga tak ingin membuat persahabat kita renggang karena aku menjadi kaka iparmu haha. Kamu jangan menghindari ku yah, meskipun aku tau kamu tadi menghindar dari kantin karena aku.

Seketika mataku memerah menahan tangis, tangan ku gemetar memegang ponselku.

"Cin, kau tak apa?" sekarang hanya suara Rafa yang terdengar ditelingaku, dan air mataku turun.

Tbc..

Aku coba update cepet, permintaan karena part4 katanya ngegantung -,- wkwk *maafkan* part5 jadinya dikit nih.
Kadang kata-kata melayang dipikiran jadi suka lemot sendiri buat bikin ini cerita jadi maafkan kalau lama, biasalah anak sekolahan juga.
Makasih yang udh baca cerita gaje ini yap. Terus vote dan baca dan comment yah hahaha

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang