Part19

7.8K 458 3
                                    

Oke sudah 1 bulan yang lalu ka Andrew marah-marah pada perempuan yang mendorongku, dengan mudahnya ka Andrew menemukannya dan memarahi dia habis-habisan, ayah sendiri sudah mengurusnya ke pihak kepolisian.

Aku ga tau jalan pikiran perempuan itu, yang ternyata bernama Citra. Aku rasa dia menyukai ka Andrew dengan maniac nya sampai-sampai ingin aku mati hanya gara-gara dia salah artikan kedekatan dan ke-protective-an ka Andrew padaku.

Sebenarnya kasus yang dia lakukan banyak terhadap perempuan-perempuan yang dekat dengam ka Andrew, tapi tak separah dia buat ke aku, dan jelas saja ka Andrew murka.

"Kamu masih marah, Ta?" ucap ka Nathan memelas dihadapanku seperti anak anjing minta makan.

Yah sudah 1 bulan ini juga aku marah dengan ka Nathan, yang sebenernya aku hanya merasa jengkel setiap melihat mukanya. Jika saja ka Nathan tak seperti waktu itu, mungkin aku tak akan kesal seperti ini.

"Ta, kamu udah nyuekin kaka 1 bulan loh. Belum cukup juga?"

"Apa sih ka, ngajar sana didepan kelas kenapa duduk bersimpuh didepan Cinta." marahku, kesal dengan sikapnya yang bikin naik darah.

"Ka Nathan beneran minta maaf."

Sebenarnya sekarang merupakan jam pelajaran ka Nathan, dia hanya memberi kita tugas lks dan malah membujuku seperti ini.

"Ka, kaka seperti bukan guru saja." ucap Rafa pedasnya, sepertinya dia mulai kesal dengan sikap ka Nathan, haha rasakan itu.

"Kau kejam, Fa." ka Nathan langsung melirik Rafa dengan mata memelasnya, dan disambut dengan tatapan jijik milik Rafa.

Entah dari kapan ka Nathan dan Rafa terlihat begitu dekat, atau hanya perasaanku saja.

"Ta, maafin kaka yah?" pintanya memelas.

Sebenarnya aku hanya kesal padanya, aku sudah memaafkannya, tapi entah kenapa gengsiku sangat tinggi.

'Brak'

Tiba-tiba pintu kelas terbuka dengan keras, semua teman-temanku pun melihat kepada sumber suara kegaduhan. Dan aku melihat wanita cantik atau lebih tepatnya sexy berada diambang pintu tadi.

Dan entah beberapa detik berikutnya dia sudah memeluk ka Nathan yang ada di depanku. Huah terlalu ftv sekali mereka.

"Ta, kau mengenalinya?" tanya Rafa yang sepertinya sangat penasaran. Dan aku hanya menjawab dengan gelengan kepala, lebih tepatnya juga aku tak begitu peduli, memang aku siapanya ka Nathan harus tau hal itu.

"Nathan gue kangen banget sama elo." ucap wanita itu dengan suara lantang sehingga seisi kelas jelas-jelas mendengarnya.

"Laura, kenapa disini?!" sahut ka Nathan tak kalah berisik. Dan mereka masih saja berpelukan, oh ayolah ini disekolah, tak bisa kah menunjukan kesopanan yang benar pada anak dibawah umur.

Sontak jelas saja murid perempuan dikelasku menatap mereka kecewa, ka Nathan idaman mereka telah ada yang mempunyai.

"Gue kesini buat ketemu elo, gue kangen." ucapnya buat gue merinding ngeri.

"Ekhm, ka disini sekolah bukan love hotel atau semacamya." peringatan Rafa yang sadis itu membuat ka Nathan berusaha melepaskan pelukan wanita bernama Laura tersebut. Ah melihatnya sangat membuatku marah.

"Ah maaf anak-anak, sekarang kalian kerjakan tugas kalian. Kaka ada sedikit urusan." pamit ka Nathan dan membawa wanita tadi pergi.

Aku hanya bisa memalingkan wajah kearah jendela, berusaha tak peduli, dan beneran ga peduli. "Wajah mu merah, Ta." sapa Rafa buat aku kembali kealam sadar.

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang