Part2

21.1K 1K 1
                                    

Aku benar-benar kebingung oleh telepon dari Silvi.

"Silvi kau tak apa?"

Tidak ada suara disana, dan kemudian tiba-tiba sambungan pun terputus. Aku benar-benar kebingungan, namun tak ambil pusing aku pun melanjutkan acara menontonku, hingga jam 9 ka Andrew datang dari arah lantai dua, dia membuat suara kaki yang berisik ditangga berbahan kayu itu sehingga membuat aku memalingkan wajah hanya untuk memastikannya. Dan ternyata dia sudah mengganti celananya, menggunakan celana yang lebih panjang. Terlihat simpel namun memberi kesan yang cocok untuknya.

"Jam berapa acaranya?" tanya ka Andrew yang sedang berjalan mendekat kepadaku, dia pun duduk disampingku.

Mungkin jika melihat kami berdua seperti ini, pasti akan membuat kesalah pahaman. Bagaimana tidak, sikap ka Andrew pasti lebih mencerminkan bahwa kita sepasang kekasih dari pada kita pasangan sodara kandung.

"Jam 10 kita jemput Silvi, kita akan kepantai."

"Oke." setelah menyetujui pernyataan ku ka Andrew mulai beranjak kedapur, entah apa yang sedang dipikirannya.

Namun sekitar 5 menit ka Andrew di dapur dan kembali duduk disampingku dengan membawa cemilannya.

"Ka Andrew ga ada kuliah?" tanyaku saat ka Andrew sudah mulai membuka cemilannya dan berada disampingku,

"Ini hari minggu Cinta."

"Ga ada tugas?"

"Engga, kaka free hari ini. Kamu sendiri bagaimana sekolahmu?"

"Besok senin tidak ada tugas."

mendengar jawabanku dengan pasti ka Andrew dengan asik melanjutkan tontonan beserta cemilannya.

Sampai saat dia melihat jam menunjukan pukul 9.45 dia mulai membersihkan cemilannya dan beranjak menuju dapur, aku melihat ka Andrew mengembalikan sisa cemilannya di rak atas.

"Cinta ke kamar dulu, ada yang ketinggalan." teriakku kepada ka Andrew.

"Iya, kaka bentar lagi ke garasi buat urusin mobil, jam sepuluh harus udah ada di depan Ta."

Aku pun langsung beranjak dari tempat duduk dan melangkah menuju lantai atas, ku buka pintu kamar dan mulai mencari chargeran untuk ponsel dan kameraku, tak lupa aku bawa perfumeku yang lupa aku masukkan kedalam ransel tadi pagi.

"Cinta udah jam 10." teriakan ka Andrew dari bawah membuat aku langsung memasukan charge dan perfume ke dalam ransel tanpa membereskannya.

Tampa babibu lagi aku turun kebawah, dan melihat ka Andrew yang sudah lebih dari siap. Melihatku yang hampir berlari mendekati mobil membuat ka Andrew masuk terlebih dahulu ditempat pengemudi. Akupun ikut duduk disamping tempat pengemudi dan mobil pun berjalan.

"Ka, Silvi ngajak sepupunya." ucapku tiba-tiba, yang memang telat memberikan informasi ini.

"Jadi kaka satu-satunya cowo disini?"

"Sepupu silvi ga ada yang cewe."

"Untung kaka ikut."

Aku hanya bisa mengerutkan dahi, pasti dia jaga-jaga pada sepupunya silvi, ampun nih satu kaka.

Jarak rumah yang dekat, membuat hanya menempuh beberapa detik ke rumah silvi menggunakan mobil ini.

"Sana panggil Silvinya."

"Iya siap." Aku pun turun dari mobil, dan langsung menuju rumah Silvi yang begitu megah.

Kupencel bel pada pagar rumahnya, dan beberapa detik kemudian Silvi keluar beserta seorang lelaki. Silvi terlihat cantik dengan rok yang dipakainya, sangat serasi dengan atasannya yang berwarna putih, rambutnya yang panjang dibiarkan terurai dengan rapih. Sedangkan lelaki yang bersamanya menggunakan kaos V neck hitam dan jelana jins panjang, terkesan sangat keren, lelaki itu begitu tinggi, tingginya sedikit lebih dari ka Andrew kelihatannya.

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang