"Aku dari dulu tak menyukainya!" ucap Silvi terlihat begitu kesal, sampai luka ku menjadi sasarannya. Yah kami bertiga sedang ada di uks, dan Farah mempersilakan Silvi mengobatiku.
"Sakit, bego." caci maki ku ketika Silvi menekan luka ku dengan alkohol begitu keras, sialan banget kan ni bocah. Setidaknya kalau dia protes tentang Laura jangan melampiaskannya padaku.
Farah tersenyum kecut melihatku, "ada apa melihatku seperti itu, Fa?"
"Aku kasian kepadamu, Ta." ucapnya membuatku tersinggung mendengarnya. Apa yang harus dia kasiani sih, perasaan aku baik-baik saja.
"Ka Nathan begitu famous, dan kamu beruntung ka Natha sepertinya cinta sekali padamu." jelasnya membuatku mendelek ria. "Terus?"
"Tapi kamu ngacangin dia, terus mantannya datang saat kamu udah suka sama ka Nathan dan bisa-bisa ka Nathan berpindah haluan." ujarnya dengan kepala digeleng-geleng, melihatku dengan muka perihatin.
"Kamu Cerewet sekali Farah, berisik." sukseslah kepala ku dijitak seenaknya. "Kau menyakiti orang sakit!" lanjutku protes.
"Siapa suruh mengejekku."
"Udahlah, kalian berdua yang berisik. Ini uks." ceramah Silvi membuat kami berdua diam. Yah Silvi yang paling dewasa diantara kami bertiga, meskipun kadang sama gilanya.
"Kamu beneran hebat, Ta." ucap Silvi tiba-tiba setelah keheningan tadi.
"Hebat apanya?"
"Kamu masih bisa foker face tadi, padahal udah ditampar sampe sobek tuh sudut bibir."
"Bener-bener!" setuju Farah antusias sekali.
"Foker face apanya, jelas-jelas aku meringis tadi." jelasku membuat Keduanya cekikikan, memang mereka menyindirku tadi. Tapi mereka membuatku kembali tersenyum, mereka memang sahabat terbaikku.
"Kamu tak apa sendiri disini?" tanya Farah penuh kekhawatiran.
"Tak apa, kalian kembali saja ke kelas. Begini juga aku masih shock." ucapku cekikikan.
"Udah ngakak gitu sih baik-baik saja kali." sindir Silvi penuh penekan dan lanjut cekikikan. Mereka benar-benar mempermainkan orang sakit.
"Udah pergi sana ke kelas."
"Ya udah, istirahat Cinta ku sayang." ucap Farah dan Silvi begantian, dan pergi setelahnya. Akhirnya sepi disini, boleh kah aku menangis sekarang?
Aku hanya tak bisa menahan amarahku saat ini, dan akhirnya hanya bisa tiduran dan menangis di kasur uks sekolah, dan tanpa terasa aku tertidur dengan pulas.
***
"Kaka, Cinta takut." ujar gadis kecil yang terus masih mendengar suara langkah kaki seseorang.
"Tenang, kaka disampingmu." peluknya dengan erat pada gadis kecil ini, membuat dia senyaman mungkin.
Suara langkah kaki itu masih saja ada malah lebih terdengar jelas, seakan-akan orang itu tau keberadaan mereka. Barang didekat mereka pun diobrak abrik seenaknya.
"Gadis kecil dimana kau?!" teriak seorang pria frustasi.
"Kami tak akan menyakitimu!" lanjutnya, seolah-olah dengan itu mereka dapat membujuknya keluar.
Suara kakinya terdengar mendekati tempat persembunyian mereka. "Ka, Cinta takut." isak gadis itu.
"Semua baik-baik saja. Tenanglah."Aku pun terbangun dari tidurku karena mimpi itu, dan terkaget melihat ka Nathan disebelahku sedang menggenggam tangan ku dan menatap dengan jeli.
"Kamu tak apa kan, Ta?" tanyanya penuh khawatir.
Aku menggelengkan kepalaku, "tak apa."
Seketika hening, aku tak berniat berbicara, sudut bibirku pasti berdenyut jika berbicara, dan itu sangat menyiksa sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/29911648-288-k297314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective?
Romancepunya kaka yang over protective itu memang merepotkan, segala urusanku diurusnya. tapi untuk temannya yang satu ini kaka ku mempercayainya, beda dengan biasanya. semuanya berhubungan dengan kejadian itu.. Copyright © nnamaul Sampul by @Stanley Shunp...