Thank You, Arta!
Part 07
-
-
-Di dalam kamar yang bernuansa vintage, seorang pria menatap lekat Poto besar yang berada di sudut kamar.
"Semuanya akan selesai, setelah kebahagiaan mereka hancur kau akan tenang disana kan gadisku?"
"Jika tidak, bolehkah aku mengambil nyawanya?"
Pria itu tersenyum kikuk, "Apapun akan aku lakukan untukmu, untuk gadisku tersayang."
Dia membalikkan badannya, menatap setiap sudut ruangan ini. Di sini, dimana gadis cantik itu mengakhiri hidupnya.
Tempat ini menjadi saksi, bagaimana kegilaan itu mulai merasuki. Membuat gadis cantik yang penuh kasih, menjadi hilang kendali dan selalu menangis hingga akhirnya bunuh diri.
Zealina Puteri, ingat dengan gadis itu? Yahh, Zea, gadis cantik yang dijodohkan dengan Arta, tapi pada akhirnya pernikahan itu gagal karena dia membiarkan Arta dengan istrinya.
Hari terus berlalu, hati yang mencoba ikhlas, ternyata tak semudah yang dibayangkan. Sehari, dua hari hingga satu bulan lebih, kesedihan itu terus menyelimuti. Membuat Zea enggan untuk keluar dan selalu mengurung diri dengan kegiatan yang selalu memandangi wajah tampan Arta lewat foto-foto yang dia simpan.
Tepat dua bulan dimana pernikahan itu gagal terlaksana, hidup Zea terombang-ambing tanpa arah. Selalu menangis dan tertawa secara bersamaan, sesekali melukai dirinya sendiri. Hingga akhirnya, setelah menempelkan foto terakhir Arta pada buku diarynya, Zea memilih mengakhiri hidupnya dengan melukai denyut nadinya.
Gadis itu meninggal dengan memeluk vas foto Arta yang berukuran sedang yang sudah berlumuran darah. Membuat Ferdi marah, tak menyangka semuanya akan seperti ini.
Hingga akhirnya, Ferdi menyusun rencana, membalaskan kematian adik tercinta pada seseorang yang begitu adiknya puja-puja.
Di dalam kamar, Arta melihat Feerly yang sudah rapih yang tengah berdiri mendandani anaknya untuk menghindari acara pertunangan Dino hari ini.
Iya, pria tampan yang menyandang gelar sebagai sahabat Feerly akan melepas masa lajangnya dengan gadis yang berhasil mencuri hatinya. Walaupun ada sedikit rasa sakit yang Feerly rasakan saat mendengar kabar itu, tapi tetap saja kebahagiaan Dino juga kebahagiaannya.
Arta mendekat, memeluk tubuh itu dari belakang. Setelah kejadian tempo hari, semuanya kacau. Feerly yang terus diam dan enggan untuk bermesraan dengan suaminya.
"Aku udah siapin bajunya, nanti kamu hati-hati ya," ucap Feerly dengan melepaskan tangan Arta yang melingkar dipinggangnya.
Wanita itu segera meraih tas dan mengendong anaknya kemudian mencium punggung tangan suaminya. "Aku duluan."
Saat Feerly ingin melangkah, Arta menarik tangan itu membuat Feerly menatapnya. "Sama aku ya, bentar aku siap-siap dulu."
Feerly menggeleng tersenyum, "Enggak usah, yaudah aku pamit ya."
Pria itu mengangguk, mendekat dan mencium kening istrinya. Feerly hanya terdiam menunduk, dia akui, Arta sangat sayang padanya bahkan tak henti-hentinya untuk mendapatkan maaf dari dirinya. Tapi entah, hatinya masih tak terima, pengakuan jika ada seseorang yang menyentuh suaminya itu masih sangat membekas dalam dada.
Setelah beberapa saat, Feerly sampai di tempat pesta pertunangan itu terlaksana. Feerly tersenyum melihat wanita paru baya yang tengah menatapnya, Feerly berjalan mendekati dan menciumi punggung tangan Firda kemudian memeluk tubuh itu erat.
Feerly memejamkan matanya, menikmati hangat pelukan perempuan yang dianggap seperti ibunya.
"Suami kamu mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About TYA
Teen FictionSebelum baca cerita ini, disarankan untuk membaca 'Thank You, Arta!' terlebih dahulu♡(> Dengan awal yang penuh perjuangan, semuanya berjalan hampir sesuai keinginan. Kebahagiaan yang selalu mereka impikan sekarang terlaksana secara perlahan. Namun...