About TYA
Part 22jangan lupa tinggalkan jejak dan spam komennya. Follow juga akun wattpad dan sosmed aku biar ga ketinggalan info.
Jangan lupa kalo ada typo tandai ya.
Oke?Happy reading 🧡
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Pukul sebelas malam, Arta baru sampai di rumah dengan membawa apa yang istrinya inginkan. Katanya si ngidam, tapi entah apa itu, yang jelas hal tersebut membuat Arta kerepotan.Pasalnya, saat ingin tidur tadi, Feerly merengek meminta es kelapa dan telur gulung. Membuat pria itu mengurungkan niatnya dan mencari apa yang wanitanya inginkan.
Arta masuk ke dalam, dia melihat istrinya yang tertidur di sofa ruang tamu. Membuat Arta mendekat, meletakkan bingkisannya dan berlutut di depan istrinya.
"Sayang, nungguin ya? Maaf ya, tadi aku muter-muter dulu cari es kelapanya," ucap Arta dengan mengelus pipi Feerly.
Feerly yang terusik dan mendengar suara itu, wanita itu membuka matanya, membuat Arta tersenyum dan berdiri. Dia duduk di samping Feerly saat wanita itu sudah duduk dengan memulihkan pandangannya.
"Lama!" Pekik Feerly kesal.
Arta tersenyum mengalah, mengambil pesanan istrinya. Tapi Feerly menghentikan tangan Arta saat sedang membuka plastik tersebut.
"Enggak, aku mau tidur. Ayoo!!"
Arta menatap wajah istrinya yang terlihat sangat mengantuk dengan sesekali menguap. "Terus ininya?"
"Besok lagi aja ya, aku ngantuk."
Feerly menghela nafasnya, mengelus perut dan melihat ke arah suaminya yang menghela nafas kecewa.
"Kak, marah ya?" Feerly mengambil alih plastik yang dipegang Arta dan membukanya. Mengambil telur gulung itu dan memakannya. Membuat Arta tersenyum melihatnya.
"Eum enak, kakak mau?" tawar Feerly dengan menyodorkan telur gulung tersebut.
Arta menggelengkan kepalanya perlahan. "Tumben kamu malem-malem gini?"
"Enggak boleh ya?"
"Boleh kok, enggak papa yang penting kamu dan dede bayi sehat. Enggak usah sungkan, kan aku papahnya jadi aku berhak turuti semua keinginan itu."
Arta mengacak-acak rambut Feerly dengan tersenyum, dia baru sadar ternyata istrinya adalah gadis yang manja. Baru sekarang dia paham kalau Feerly yang dulu adalah wanita yang penuh dengan luka, seolah baik-baik saja padahal hidupnya tak semudah yang orang lihat.
"Abis ini bobo ya, besok pagi aku harus kekantor. Aku juga harus ketemu sama Andra, enggak enak dari kemarin tapi belum sempat."
Iya, seharusnya tadi siang Andra dan Arta bertemu, tapi karena Feerly yang tak mengijinkan Arta pergi ke kantor, dia menuruti, menunda perkejaan di kantor hanya untuk menemani istrinya yang tengah manja dan banyak maunya.
"Aku janji enggak akan lembur, boleh ya?"
Feerly mengangguk membuat Arta tersenyum. "Makasih, sayang."
"Tapi lusa temani aku cek kandungan ya, mau?"
Arta mengangguk antusias, "maulah, aku mau tau dede udah keliatan belum pas di usg."
Pria itu mencium puncak kepala istrinya dan mengelus perut datar Feerly. "Dulu pas hamil El, kamu gini enggak? Selalu minta sesuatu."
Feerly menganggukkan kepalanya setelah memasukkan telur gulung lagi ke mulutnya. "Iya, tapi karena dulu aku sendirian jadi kadang enggak kesampaian."
KAMU SEDANG MEMBACA
About TYA
Teen FictionSebelum baca cerita ini, disarankan untuk membaca 'Thank You, Arta!' terlebih dahulu♡(> Dengan awal yang penuh perjuangan, semuanya berjalan hampir sesuai keinginan. Kebahagiaan yang selalu mereka impikan sekarang terlaksana secara perlahan. Namun...