TYA S2 || 24

6K 652 69
                                    

About Thank You, Arta!
Part 24

jangan lupa tinggalkan jejak dan spam komennya. Follow juga akun wattpad dan sosmed aku biar ga ketinggalan info.

Jangan lupa kalo ada typo tandai ya.
Oke? Kalo mau update cepat, ayoo tembusin 100komentarrrr!!!

Happy reading 🧡

༼ つ ◕‿◕ ༽つ

Enam bulan berlalu, kehamilan Feerly sudah masuk usia tujuh bulan. Membuat perut ini semakin membesar.

Saat-saat itu, tak ada kejadian yang aneh. Bahkan tak ada tanda-tanda Fahmi yang sedang membuat rencana untuk keluarganya. Membuat Arta sedikit tenang, walaupun selalu berhati-hati.

Sekarang Feerly tengah berada di rumah Dino dengan ditemani Giandra. Selama masa pemulihan, Feerly tak pernah sungkan untuk menjenguk sahabatnya itu, walaupun sampai sekarang Dino masih enggan melihat wajahnya, selalu dingin serta menolak saat Feerly perhatikan.

Feerly tengah duduk di sofa dengan Firda dan Giandra yang sibuk dengan mainannya. Firda mengelus perut Feerly pelan. "Tinggal menghitung bulan ya."

"Iya, Mah. Doain semuanya lancar ya."

Firda mengangguk tersenyum. "Arta gimana? Dia baik?"

"Baik, dia perhatian sama aku. Lebih baik dari sebelumnya, walaupun lebih sering manja sekarang mah," jawab Feerly dengan tertawa kecil.

Dino, pria itu dibalik pintu kamar memperhatikan mereka. Feerly terlihat lebih cantik sekarang, apalagi perut besar itu, membuat wanita itu terkesan lebih seksi.

Dino menghela nafasnya, dia ingat dulu saat Feerly hamil Giandra, dirinya lah yang selalu disampingnya, mengelus perut itu dan menjadi tempat keluh kesah saat perutnya terasa tak nyaman. Sekarang, semuanya berubah. Entah siapa yang salah.

"Sayang?" Panggilan itu membuat Feerly dan Firda melihat ke belakang, Dino juga melihat ke arah pintu.

Arta tersenyum tipis kemudian mencium punggung tangan Firda. "Sehat, Tan?"

"Sehat, Ar."

Arta duduk di samping Feerly, dia melihat istrinya yang tengah menghela nafas beratnya dengan tangan yang berada di pinggang membuat perut itu lebih condong ke depan.

"Sakit?" tanya Arta dengan mengelus perut tersebut.

Feerly menggeleng pelan kemudian membuang nafasnya lagi, "yang bener?"

Feerly tersenyum mengangguk, "enggak papa, tadi dedenya nendang, bikin kaget."

Arta tersenyum lega mendengar itu. Dia khawatir, karena ini pertama kalinya untuk pria itu berada disamping istrinya yang tengah hamil, itu membuat Arta lebih posesif karena takut istri serta calon anaknya kenapa-kenapa.

"Sekarang pulang ya, biar kamu istirahat."

"eh tapi udah ketemu Dino kan?" lanjut Arta karena dia tau istrinya kesini karena ingin menjenguk sahabatnya.

"Udah kok, cuman dia masih nolak ketemu aku. Tapi enggak papa, liat dia jauh lebih baik udah lebih dari cukup kok."

"Yaudah, ayo."

Feerly mengangguk, meraih tangan Arta untuk membantunya berdiri dengan satu tangannya yang memegang perutnya, walaupun itu tak akan jatuh, tapi Feerly tetap memeganginya.

Feerly melepaskan genggamannya, mencium punggung tangan Firda serta menatap wajah perempuan didepannya.

"Mamah, kita pamit dulu ya."

About TYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang