TYA S2 || 18

6.1K 554 157
                                    

About TYA
Part 18

Kalo ada typo tandai yaa
happy reading!🌻

Mereka sampai di rumah sakit, Arta menggenggam tangan Feerly saat wanita itu ingin berjalan.

"Yang tenang," tutur Arta membuat Feerly menghela nafasnya.

Mereka sampai di depan ruang rawat Dino, disana ada Firda dan Andra. Feerly melepaskan genggamannya, berlari mendekati Firda dan mencium punggung tangan wanita paru baya tersebut.

"Gimana, mah?"

Air mata itu lolos begitu saja, Firda menggelengkan kepalanya dan menunduk.

"Ada cedera ditulang belakangnya, jadi dia enggak bisa jalan untuk sementara."

Feerly membulatkan matanya tak percaya. "M--"

"Dino lumpuh, nak. Tadi dia abis operasi karena ada pendarahan dan sekarang dia kritis. Mamah, bingung."

Feerly memeluk tubuh wanita paru baya itu, memberikan sedikit kekuatan. "Dino pasti sembuh kok, kan dia kuat, kan dia juga yang janji bakal jaga Feerly setiap saat."

Feerly melepaskan pelukannya, mengusap air matanya sendiri, "mah, aku boleh masuk ketemu Dino?"

"Iya, nak. Sekalian mamah titip Dino dulu ya, mamah mau pulang buat ngambil beberapa barang."

Feerly mengangguk dan mencium punggung tangan wanita paru baya tersebut, "iya, mah. Hati-hati ya."

Wanita itu berlalu pergi. Feerly mendekati Arta, berdiri di depan pria itu, "aku masuk dulu ya kak."

"Iya, sayang. Aku beli makan dulu ya, nanti aku nyusul," tutur Arta yang mendapatkan anggukkan dari istrinya.

Feerly berjalan masuk, menyisakan Arta dan Andra disana. Andra memang orang yang selalu ada, tapi tetap Artalyta Venustya lah pemenangnya.

Saat Andra ingin masuk ke ruangan, langkah itu terhenti saat ponselnya berbunyi.

Iya, Angga?

Ada yang ingin
saya sampaikan pak

Iya?

Elya mengaku bahwa dia suruhan
Fahmi. Semua kejadian yang
menimpa pak Arta dan Bu Feerly
itu dia dalangnya pak

Fahmi?
Atas dasar apa mereka
melakukan ini

Dendam, Fahmi ingin membalaskan
kematian adiknya, Zealina Puteri.

Mendengar nama Zea, Andra terdiam sejenak. Dia tak begitu kenal dengan Fahmi, tapi setelah mendengar nama Zealina Puteri dia tau Fahmi siapa yang mereka maksud.

Zealina Puteri?

Iya, pak.
Merusak kebahagiaan mereka
setara dengan kematian adiknya.

Baik, terimakasih infonya
tetep jaga Elya jangan sampai dia kabur.
Nanti saya kesana untuk
membereskan semuanya.

Baik, pak.


Panggilan mereka berakhir, Andra memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan membuka pintu. Dia melihat Feerly yang menangis dengan menggenggam erat tangan sahabatnya.

"Din, kenapa gini?"

"Feerly minta maaf, tapi jangan gini."

"Feerly enggak mau, please jangan buat aku khawatir."

About TYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang