About Thank You, Arta!
Part 19Kalo ada typo tandai ya:)
Jangan lupa vote, follow dan komen ya.200komentar update cepet dan jangan lupa isi pertanyaan di bagian paling bawah ya, happy reading!!!
ʕっ•ᴥ•ʔっ
Mendengar suara pintu terbuka, Arta segera berdiri dan menanti seseorang keluar dari rumah tersebut.
Feerly tersenyum dan kembali mengunci pintu. "Maaf ya, lama."
"Enggak, bisa jalan sekarang?"
Melihat Feerly mengangguk sebagai jawaban, Arta mengulurkan tangannya membuat Feerly menatapnya. Tapi pria itu hanya tersenyum mengangguk, membuat Feerly meraih tangan itu dan menggenggamnya.
"Dede kemana kak?"
Arta menatap istrinya kilas dan kemudian melihat ke arah jalan. "Dia lagi ke kebun binatang bareng Sam sama Gebby juga."
"Eum, aku kangen tau sama dede."
Arta mengelus rambut Feerly dan menatapnya, "enggak kangen sama aku?"
"Dikit, banyakan buat El."
"Curang!" gerutu Arta dengan mengacak-acak rambut tersebut membuat Feerly mencubit perut Arta.
"Sakit!"
"Berantakan tau!" lanjut Feerly tak kalah kesal.
Senyum manis itu mengembang di wajah Arta, menarik tangan Feerly dan membawa tubuh itu kedalam pelukannya.
Arta mencium keningnya, menghirup aroma sampo yang melekat pada rambut panjang tersebut.
"Ada sesuatu buat kamu, jangan ditolak ya sayang."
"Apa?"
"Nanti juga tau, bentar lagi kita sampe."
Feerly menganggukkan kepalanya dengan menatap wajah Arta yang sedang pokus menyetir tapi dengan satu tangan yang terus mengelus rambutnya.
"Kak?"
"Hem," responnya menatap istrinya kilas dan mencium hidung tersebut.
"Kalo nanti ada sesuatu yang aku lakuin terus itu buat kamu kecewa dan marah, kak Arta bakal maafin aku enggak?"
Mendengar itu Arta mengurangi laju kendaraannya, menatap wajah Feerly yang sudah lebih dulu menatapnya. "Maksudnya?"
"Enggak," jawabnya dengan menggeleng.
Arta mengerutkan keningnya heran, tak seperti biasanya Feerly seperti ini.
Setelah beberapa saat, mereka sampai. Arta menyuruh Feerly turun dan masuk ke dalam kedai tersebut.
Feerly menatap sekeliling, ada beberapa pegawai dan kedai itu sudah ramai dengan berbagai macam kue yang tertata rapih didalam etalase.
Semua pegawai menyapa Arta membuat pria itu tersenyum mengangguk. "Gimana?"
"Gimana apanya?" lontar Feerly balik bertanya.
Arta menarik pinggang Feerly, menunjuk kebanner yang tertulis El bakery . Feerly ikut menatap ke arah yang suaminya tujuh.
"El bakery, itu nama dede sama aku sebagai nama kedai ini. Enggak papa kan?"
"Ya enggak papa, kan ini punya k--"
"No, ini punya kamu. Yang ada disini, ini hak kamu."
Arta tertawa melihat Feerly yang kebingungan. "Enggak usah bingung gitu, liat deh. Kedai ini aku disain sesimpel mungkin karena kamu orangnya simpel. Aku make warna pastel, karena kamu suka warna itu. Terus kenapa aku make nama El, karena itu nama orang yang berarti untuk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
About TYA
Teen FictionSebelum baca cerita ini, disarankan untuk membaca 'Thank You, Arta!' terlebih dahulu♡(> Dengan awal yang penuh perjuangan, semuanya berjalan hampir sesuai keinginan. Kebahagiaan yang selalu mereka impikan sekarang terlaksana secara perlahan. Namun...