Awas!!
Typo bertebaran dimana-mana
Selamat membaca
----✰ĖӾØ✰ ---"Tolong lepaskan saya, saya tidak mau mati? " ujar Gladys ketakutan, matanya melirik ke bawah, kalau seandainya ia jatuh dari disini, tamat sudah riwayatnya.
"KAMU PIKIR ISTRI SAYA MAU MATI, SEHINGGA DENGAN SEENAKNYA KAMU MENDORONGNYA DARI LANTAI ATAS HAH?! " ujar Gevan dengan nafas memburuh, ia sangat marah mengingat istrinya hampir mati, akibat wanita sialan ini.
"Maaf kan saya pak, saya janji tidak akan mengulangi kebodohan saya itu" ujar Gladys sangat ketakutan.
Gevan berdiri tegak, tanpa melepaskan cekikan pada leher Gladys.
"Bagimana rasanya sayang? " tanya Gevan dengan senyuman di wajahnya, Gevan terlihat seperti iblis yang mengerikan, walaupun sekarang ia sedang tersenyum.
"Tolong pak" ujar Gladys kambali mohon.
Geven tertawa pelan, Gevan kembali membuat Gladys takut, dengan berpura-pura kalau dia ingin melepaskan tubuh Gladys.
"Pak!! " jerit Gladys ketakutan, detak jantungnya semakin menggila, keringat dingin mulai membasahi dahi Gladys.
"Kamu masih aman Gladys, lihat kamu masih diposisi yang sama, saya suka melihat wajah ketakutan ini, sudah lama saya tidak melihat nya" ujar Gevan terdengar sangat mengeringkan di telinga Gladys.
"Dasar!!, iblis sialan, kalau ibu Kanaya tau, saya yakin anda akan langsung di ceraikan! " ujar Gladys dengan sangat berani, tanpa dia sadari kalimat yang ia keluarkan mampu membuat iblis dalam diri Gevan bangkit sepenuhnya.
Tanpa pikir panjang, Gevan langsung mendorong Gladys jatuh dari lantai gedung yang tinggi itu.
Teriakan Gladys berbunyi nyaring hingga sesuatu yang berat menghantam tanah.
"Tidak tau diri! " ujar Gevan menepuk-nepuk tangan, badan dan lengannya, seolah membersihkan debu yang menempel pada nya.
Gevan tersenyum penuh kemenangan, ia menyetuh pembatasan itu dengan kedua tangannya " enak bukan jatuh dari atap ibu Gladys?? "Ujar Gevan kambali tertawa pelan.
" bagaimana? "Tanya Gevan ketika anak buahnya berdiri tepat di belakangnya.
" dia baik baik saja, dia hanya pingsan karena shok tuan "ujar anak buahnya.
Gevan berbalik menatap anak buahnya, ia tersenyum penuh arti," kamu tau kan apa yang harus kamu lakukan sekarang pada wanita itu? "Tanya Gevan mendapat anggukan tanda mengerti.
Gevan berjalan mendekati anak buahnya " kerja bagus, kamu memang tidak pernah mengecewakan saya"ujar Gevan menepuk-nepuk bahunya, setelah langsung pergi meninggalkan anak buahnya dengan rasa senang karena dipuji kinerjanya.
____
Antariksa menatap mamahnya yang sejak tadi hanya terdiam melamun, seperti sesuatu sedang memenuhi pikirannya.
"Mamah" panggilnya dengan suara kecil, ia tidak ingin orang tau, kalau anak orang yang mereka kenal itu ibunya, namun ia tidak mendapat respon dari mamanya.
Antariksa mencoba memanggilnya sekali lagi, kali ini ia mencoba untuk menyentuh tangan mamanya.
Kanaya langsung tersadar, ia menoleh ke arah Antariksa seolah bertanya ' kenapa? '
"Mama yang kenapa, dari tadi melamun terus, kenapa?, mama ada masalh" ujar Antariksa terlihat khawatir.
Kanaya tersenyum "engga kok, biasa aja" ujar Kanaya.
Antariksa masih terlihat khawatir "udah jangan khawatir gitu, mama ke toilet bentar ya" ujar Kanaya langsung berdiri.
"Mau aku temenin? " tanya Antariksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Berpetualang Bersama Sistem! ( Series 2) Bagian 2
Short StoryFollow sabi kali ya ;) Lanjutan dari series 2 bagian 2 # transmigrasi 05 Risa mendapatkan novel sebagai hadiah ulang tahun dari kakeknya. awalnya di menolak dengan alasan tidak suka membaca nya, namun melihat wajah sedih dari kakeknya di manjadi t...