Awas!!
Typo bertebaran dimana-mana
Selamat membaca
Typo tandain ya!
Makasih!
----✰ĖӾØ✰ ---Jangan mencoba yang terbaik
Untuk orang yang tidak menyukai mu
Karena sekeras apapun kamu
Mencoba, pada akhirnya kamu
Akan tetap gagal
-
-
-
penulis hebat..Amoura melihat pantulan bayangan kakaknya di cermin yang terlihat sambil cantik dengan balutan gaun pengantin putih yang menjuntai kebelakang.
"Kak Acha cantik banget" ujar nya Amoura tersenyum, Acha melihat bayangan adiknya di cermin.
"Iya, kamu juga cantik dengan kebayak yang kamu pake sekarang. "
"Gak, yang paling cantik hari ini adalah kak Acha. Pasti nanti kak Radian akan pangling liat kakak."
"Bisa aja kamu," ujar Acha kembali menatap pantulan dirinya di cermin.
Amoura tersenyum sekilas, lalu ia kembali memainkan pansel nya, untuk menghubungi sahabatnya Arslan.
"Kak aku kamar dulu ya, mau mau chas ponsel , baterai nya habis, " ujar Amoura setelah ponselnya mati tiba-tiba.
"Oh iya, " mendengar persetujuan kakaknya, Amoura langsung berjalan keluar menuju kamar nya.
Saat sampai di kamar nya, ia langsung mengechas ponselnya.
Brukh
Ia mendengar buku jatuh, saat Hendak keluar, ia langsung berjalan menuju buku, karena tau buku itu buku yang di bawa dari dunia nyata, yang katanya akan membantunya menjalankan misi.
Amoura mengambil buku yang jatuh dalam keadaan terbuka namun terbalik, sehingga menutup isi dalam buku.
Selamatkan Radian dari penyekapan yang dilakukan seseorang, di gedung tua dekat pabrik semen.
Mata Amoura membulat sempurna ketika membacanya, ia berlari keluar ingin memberi tau ayahnya.
Namun ia berubah pikiran saat Ayahnya berbincang-bincang dengan temannya atau mungkin rekan bisnisnya.jika Amoura memberi tau kepada ayahnya, maka ia akan dianggap gila, lebih parahnya ia akan di anggap sebagai tersangka utama nya.
Amoura menggeleng pelan, ia kembali berlari keluar, untung nya sangat dia berlari keluar, Amoura berpapasan dengan Arslan, tanpa banyak bicara ia langsung menyeret Arslan untuk pergi dari sana.
Arslan yang kebingungan dengan tingkah sahabatnya itu, hanya pasrah mengikuti nya.
Arslan tidak bertanya dulu, karena melihat raut wajah sahabatnya yang terlihat sangat cemas dan sedikit tercampur dengan takut.
"Lo baik baik aja kan? " tanya Arslan ketika mobilnya menuju keluar komplek perumahan nya. Arslan ikut khawatir melihat sahabatnya gelisah seperti ini.
"Iya, gue baik kok. Sekarang lo harus bantu gue nyelametin seseorang dari penculikan dan penyekapan" ujar Amoura terlihat bergetar.
"Hah? Lo serius, bahaya kalau berdua aja,kenapa lo gak bilang, " ujar Arslan percaya dan ikutan panik.
"Sebaiknya lo hubungi anak buah ayah lo, buat bantu kita, suruh mereka bawa alat, buat jaga jaga" ujar Amoura
"Oke, dimana tempat? "
"Di gedung tua, dekat pabrik semen, " ujar Amoura terlihat sangat yakin.
Sebenarnya ada rasa penasaran yang sangat tinggi di hati Arslan, bagaimana sahabatnya bisa tau? , dan siapa yang di sekap di sana? , apa orang itu sangat penting bagi Amoura sampai ia telihat sangat panik?. Namun Arslan hanya memendamnya dalam hati, sekarang bukan waktunya bertanya.
Mobil mereka sampai di tempat tujuan, tanpa pikir Amoura langsung turun berlari masuk ke dalam gedung, belum sampai ke pintu masuk tangannya di cekal Arslan "tunggulah di mobil, biar gue dan mereka yang masuk" ujar Arslan menunjuk sekilas ke arah anak buah ayah nya yang baru sampai.
"Tapi__"
"Gue janji akan bawa dia dalam keadaan baik baik aja, gue janji akan selamatin dia, walaupun nyawa gue gue taruhannya" ujar Arslan menatap serius sahabatnya.
Amoura mengangguk pelan "ke mobil ya! " ujar Arslan membuat Amoura langsung pergi menuju mobilnya, Arslan memberi kode agar mereka mengikuti Arslan untuk masuk ke dalam.
Amoura menunggu dengan sangat cemas , tak henti hentinya ia berdoa untuk keselamatan sahabatnya dan Radian.
"Oke Risa, kalau mereka gak keluar dalam 5 menit, kita trobos masuk kedalam" ujar Amoura ia sudah tidak tahan dengan rasa cemas di hatinya.
"Ayo Ar keluar dong" ujar Amoura mengetuk getuk kemudi.
Waktu tinggal 1 menit dari waktu yang di tentukan Amoura tadi.Amoura mulai menyalakan mobilnya, bersiap masuk kedalam dengan menabrak pintu gedung itu dengan mobilnya.
Namun ketika ia hendak menancap gasnya, Arslan keluar dengan memboyong seorang laki-laki dengan wajah sudah babak belur.
Tanpa pikir panjang Amoura menancap gasnya dan berhenti tepat di hadapan mereka dengan menghadapka pintu penumpang tepat di hadapan mereka.
Arslan sempat menganga melihat atraksi mobil mobil amoura "WOI, CEPAT MASUK JANGAN MELAMUN! " teriak Amoura setelah membuka kaca mobil karena melihat Arslan tak kunjung masuk.
Arslan bergegas masuk membawa laki-laki yang ia selamatkan bersama, setelah memastikan semua nya masuk, Amoura kambali menancap gas menuju rumah sakit karena melihat kondisi Radian di luar kata baik untuk di bawa kerumah nya.
"Mor sejak kapan lo pandai bawa mobil kayak tadi? " tanya Arslan masih tidak percaya.
"Udah lama, cuma gue pendem aja biar gak ketauan bonyok, bisa abis gue" ujar Amoura pokus menyetir.
"Kapan kapan ajarin gue ya! "
"Pasti!. Tapi bayar ya! " ujar Amoura tersenyum sekilas melirik Arslan melalui kaca spion dalam, yang menempel pada plafon di dekat pengemudi.
"Boleh, berapa? "
"Gak perlu mahal-mahal. Bayaran nya lo tetap setia jadi sahabat gue, " ujar nya Amoura tersenyum
"Jadi sahabat aja gak mau lebih? " tanya Arslan.
"Emang mau lebih?"
"Ya kalau lo mau, ayoo! "Ujar Arslan menatap keluar jendela, ada rasa takut dihati nya, kalau omongannya akan membuat Amoura membenci nya dan berakhir rusaknya hubungan persahabatan mereka.
Ia sengaja menggunakan kesempatan seperti ini, karena jika seandainya sahabatnya marah nya, ia bisa mengalihkannya dengan mengatakan ini hanya bercanda, ia takut sekali,, bukan takut ditolak, tapi takut kalau Amoura tidak ingin berhubungan lagi dengannya.
" ya udah ayok"ujar Amoura membuat Arslan kaget.
"Hah?, gimana gimana? , serius Mor? " tanya Arslan bertubi-tubi.
"Emang tadi lo bercanda ya? " tanya Amoura lagi, ia masih tersenyum.
"Mor,jujur kalau lo serius, gue gak akan melupakan hari ini Mor, akan gue ingat sebagai kenangan indah yang abadi di hati gue" ujar Arslan menatap serius Amoura.
"Iya gue serius, sayang kalau nolak orang kayak lo" ujar Amoura membuat Arslan tidak bisa menyembunyikan raut senang di hatinya.
Khukh
Suara batu dari Radian yang sedang bersandar pada bahu Arslan, mengalihkan kebahgiaan mereka "sabar ya kak, kita akan segara sampai di rumah sakit" ujar Amoura kembali merasa khawatir, raut bahagia mereka kembali hilang.
"Merusak suasana aja! " ujar Arslan lirih tapi masih di dengar Amoura, ia terlihat tersenyum samar "kau mengatakan sesuatu Ar? " tanya Amoura pura-pura tidak mendengar.
"Ah!, tidak. Aku tidak mengatakan apapun" ujar Arslan terlihat gugup.
Amoura kembali tersenyum (lucu sekali ayang ku ini) batin Amoura.
-------
Jangan lupa vote dan komen ya!
Salam hangat dari penulis
Angga Riansyah Antariksa putra11 Desember 2022
21;09see you in the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Berpetualang Bersama Sistem! ( Series 2) Bagian 2
ContoFollow sabi kali ya ;) Lanjutan dari series 2 bagian 2 # transmigrasi 05 Risa mendapatkan novel sebagai hadiah ulang tahun dari kakeknya. awalnya di menolak dengan alasan tidak suka membaca nya, namun melihat wajah sedih dari kakeknya di manjadi t...