Awas!!
Typo bertebaran dimana-mana
Selamat membaca
----✰ĖӾØ✰ ---Kanaya turun dari motor Antariksa ketika motornya berhenti tepat di garasi rumah mereka.
"Jangan bilang sama papa ya soal kejadian tadi, mama takut papa marah" ujar Kanaya berdiri lebih dekat dengan anaknya.
Antariksa tersenyum dan mengangguk pelan "kamu yang terbaik" ujar Kanaya mencium pipi putra nya, dengan wajah senang ia meninggalkan putranya yang masih termenung karena ciuman mendadak itu.
"Kebalik gak si, seharusnya gue yang nyium nyokap bukan nyokap cium gue" ujar Antariksa dengan wajah heran.
"Tapi gak papa deh, bonus,, berkah juga" ujar Antariksa tersenyum lalu turun dari motornya, ikut masuk menyusul ibunya.
Kanaya masuk tanpa melihat Gevan bersembunyi dibalik pintu yang sedang terbuka, bahkan sampai pintunya tertutup Kanaya tetap tidak melihat Gevan yang sudah jelas berdiri disamping nya.
"Kanaya" panggil Gevan dengan suara rendah, Kanaya terkejut mendengar suara Gevan yang sedikit berbeda dari biasanya.
Kanaya menoleh "Gevan, tumben jam segini udah dirumah?, dan sejak kapan kamu di sana? " tanya Kanaya berusaha tersenyum menyembunyikan kegugupan nya, ia takut kalau Gevan tau sesuatu tentang kejadian sekolah tadi.
"Enak tadi hirup asap? " tanya Gevan menatap tajam istrinya.
"Kamu tadi berdiri di balakang pintu ya ? , makanya aku gak liat" ujar Kanaya, ia berusaha mengalihkan pertanyaan Gevan, walaupun cara Gevan mengajukan pertanyaan sudah menunjukkan kalau Gevan sudah sangat marah.
"Kanaya" panggil Gevan memperingati.
Kenaya langsung tersenyum canggung "kamu tau? "Ujar Kanaya menghampiri Gevan yang sedang bersender di pintu kamar dengan melipat tangannya diatas dada.
"Gevan aku minta maaf, aku hanya ingin menolong gadis itu, dia pingsan di dalam ruangan yang kebakar itu" ujar Kanaya.
"Itu bukan tugas kamu Kanaya, ada petugas kebakaran yang akan siap menolongnya" ujar Gevan tegas.
"Saat itu petugas belum datang, seandainya menunggu mereka gadis itu akan mati" ujar Kanaya
"Kamu pernah mikir gak, gimana kalau seandainya kamu gagal nyelametin dia, kalian sama sama terjebak di dalam api"
"Kemungkinan aku akan mati bersama nya" ujar Kanaya enteng.
"KANAYA! " bentak Gevan.
"Kamu bicara seperti itu mikirin perasaan saya gak, kalau seandainya kamu gak kasihan sama diri kamu sendiri, kasihanilah saya dan anak-anak saya yang menyayangimu" ujar Gevan membuat Kanaya terdiam membisu, tiba-tiba saja rasa bersalah menghampiri hatinya.
"Maaf" ujar Kanaya menunduk lemah.
"Maafkan aku Gevan, aku hanya tidak ingin seorang ibu menangis kehilangan putri mereka, maaf" ujar Kanaya masih menunduk
"Melihat ia terjebak di dalam api, membuat ku melupakan segalanya, maaf Gevan" ujar Kanaya suara nya terdengar serak, seperti menahan tangis.
"Ma,, " ucapan maaf Kanaya terputus ketika Gevan tiba-tiba memeluk erat dirinya "jangan nangis, saya kan udah bilang saya gak suka lihat kamu nangis, jangan diulang ya,, saya gak mau kehilangan kamu" ujar Gevan mengusap lembut kepala istrinya.
"Beruntung banget ya Kanaya, bisa dapat suami kayak Gevan, gue juga mau" ujar Kanaya dalam hati.
"Inget dia cuma fiksi" ujar sistem menghentikan fantasi Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Berpetualang Bersama Sistem! ( Series 2) Bagian 2
Historia CortaFollow sabi kali ya ;) Lanjutan dari series 2 bagian 2 # transmigrasi 05 Risa mendapatkan novel sebagai hadiah ulang tahun dari kakeknya. awalnya di menolak dengan alasan tidak suka membaca nya, namun melihat wajah sedih dari kakeknya di manjadi t...