Ilusión 18

733 69 6
                                    

"Gabrielle... Itu misi kalian kan, menemukan Gabrielle."

"Ya. Tidak kusangka dia ada didepan mataku selama ini, harus kuakui sihir ilusi Arlo benar-benar kuat, seperti pencuri."

Mata merah melirik jenaka pada pemimpin bawahan fallen angel itu. Tidak disangka akan ada hari melihat kesombongan paling mulia itu terpuruk akan kesalahan kecil.

Anak-anak yang sangat menarik.

"Sebentar lagi Halloween berakhir. Sihir hitam akan menjadi lebih kuat, tuanmu akan datang?"

Sang penyandang kesombongan termenung, memikirkan bagaimana sifat tuannya seharusnya seperti itu.

Jika Gabrielle menjadi Lilith, bukankah dia dapat pulang lebih cepat?

"Proses perubahan tidak semudah itu, dia harus dibasahi oleh darah segar. Aku tidak tahu siapa yang akan menjadi pengorbanannya."

--

Illusión
By : Racquel
Drarry Fanfiction

Harry Potter © J.K Rowling
Illusión © Racquel

BL, Yaoi, Typo(s), Gaje, M-Preg, dll.
DON'T LIKE, DON'T READ!!

--

"Aku tidak akan bertanya mengapa kau pergi dariku, mengapa kau menghilang bahkan merahasiakan mereka dariku, luv."

Draco menatap tajam kekasihnya bercampur kelembutan luar biasa.

"Aku hanya akan bertanya satu hal padamu. Maukah kau pulang? Kembali bersamaku, bersama anak-anak kita. Oke, Harry?"

Harry terisak, menjatuhkan dirinya pada pelukan lelaki yang telah mencarinya selama ini. Walau telah ia sakiti dengan parah.

"Oke. Ayo pulang, Dray.." Balas Harry sesenggukan, suaranya sengau dan manja.

Mereka berpelukan erat dengan Draco yang membujuk kekasih kecilnya untuk berhenti menangis.

Di depan mereka Daphne mensilangkan lengannya, Regulus kembali menatap jam tangannya, serta Ivory yang mengetuk lengan sofa dengan jengkel.

"Sudah 10 menit! Get a room you two! Jika masih kurang aku akan pergi!" Gonggong Ivory kesal.

Dia lelah dan sakit, lukanya belum sembuh karena menghajar saudaranya. Dan ia terpaksa ditampar adegan romantis diwajahnya. Tolong, dia sibuk dan lajang. Terima kasih.

Harry yang tersadar langsung berubah menjadi udang rebus, tidak tahu bagaimana harus meletakkan tangan dan kakinya.

"Dimana Mr. Evans?" Tanya Draco santai, tidak peduli bagaimana Daphne memutar mata kearahnya dengan jengkel.

"Merlin tahu apa yang ia lakukan. Bereskan barang lalu cepat pergi dari sini! Aku tidak peduli apa yang kalian lakukan, aku sibuk!" Nyalak Ivory ganas, membuat Regulus berjalan mundur menjauhi gadis itu.

"Satu hal sebelum aku pergi, dimana Arlo?" Tanya Draco tajam. Tidak ada yang tahu bagaimana ia ingin merobek Arlo dan menyajikannya pada Nagini.

Ivory mendelik, melotot tajam.

"Dimanapun ia sekarang, bahkan untuk merangkak pergi pun ia tidak bisa. Lebih baik kau urus keluarga kecilmu, jangan menambah beban untukku." Balasnya sengit. Tidak memberi Draco kesempatan untuk mengatakan apapun.

Gadis itu memijat keningnya lelah, gurat kelelahan terlihat jelas diwajahnya. Draco tidak berani mendesak, tahu bahwa gadis itu pasti sudah medapatkan Arlo. Sejengkel apapun ia, ia harus menahan diri. Akan ada waktunya untuk merobek lelaki itu.

IlusiónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang