Hari yang cerah, Harry yang sedang tidur bersantai di samping kolam menoleh saat mendengar suara langkah kaki ceria anak kembarnya.
"Mommy... 'pie dan al main dengan Glapie Lagel di taman, oke.." Ucap Albus semangat saat mereka sampai didepan Harry.
"Oke!" Lanjut Scorpius tak kalah semangat.
Harry tersenyum mendengar nada cadel dari Albus yang memegang erat tangan Scorpius. Ia mengulurkan tangan, mengusak rambut kedua anaknya.
"Oke. Tapi jangan buat Grapie Ragel lelah."
Al dan Scorp berteriak girang, mereka segera berlari kearah Ragel yang menunggu didepan pintu sambil membawa bola. Setelah melambai mereka bertiga pergi, meninggalkan Harry yang kembali bersantai.
"Berjemur, son?"
"Hai, dad. Uncle Ragel baru saja pergi." Ucap Harry tanpa menolehkan kepalanya.
Evan sontak melotot, "Apa? Kemana dia pergi?"
"Ketaman, bersama anak-anak." Jawab Harry sambil tersenyum.
Tidak mendengar jawaban, Harry menoleh bingung. Matanya menangkap bayangan seseorang yang menutup pintu rumah dengan cepat.
"Tsk tsk.. Aku tau daddy menyukai uncle Rag, kenapa mereka tidak saling mengaku saja. Siapa anak sebenarnya disini, daddy dan uncle seperti anak kecil saja." Guman Harry heran.
Mengangkat bahu tidak peduli, ia kembali bersantai.
Aku akan melindungimu, kau tau itu kan...
Sepasang emerald terbuka, tanpa sadar ingatannya memutar kata-kata kekasihnya. Harry mengelus bandul kecil dilehernya. Ia menunduk, menyalurkan sihirnya kebandul.
Seperti sebuah hologram, bayangan transparan muncul didepan matanya. Ini adalah sihir yang diajari oleh uncle Ragel saat Harry menangis karena ingin bertemu Draco sewaktu hamil dulu. Perasaan sakit saat mate tidak saling bertemu membuatnya hampir gila.
Kenangan yang paling ia sukai, dapat diputar kembali dengan media sihir. Itu dilakukan Ragel saat ia merindukan masa bahagianya dengan saudaranya. Kini diberikan kepada Harry.
Harry menatap gambar hologram didepannya rindu. Gambar kekasihnya sewaktu mereka masih di Hogwarts. Dengan latar belakang danau hitam, Draco sedang memegang lembut tangan Harry, tatapan matanya penuh kasih.
"Aku akan melindungimu, kau tau itu kan.. Aku tidak bisa melepaskanmu.."
Harry tersenyum kecut, jemarinya mengelus wajah kekasihnya di layar. Ini adalah kenangan paling indah bagi Harry.
Harry menghela nafas.
"Aku sudah berpikir, apa yang kutakutkan sebenarnya. Aku ingin kembali, luv. Tapi... Bisakah kamu memaafkanku setelah selama ini?"
Air mata menetes perlahan, Harry meringkuk. Menangis. Suara Draco menemani, membuat hati Harry bertambah sesak.
Dibalik jendela, dua sosok berdiri diam.
"Sikembar keterlaluan sekarang."
"Kurasa sudah waktunya dia kembali. Draco juga sudah siap."
"Tom, sudah empat tahun. Bagaimana jika Draco lelah?"
Tom mengangkat sebelah alisnya, memandang Severus yang tertekan. Ia mengulurkan tangan, memeluk kekasihnya lembut.
"Mereka sepasang mate. Kau sudah lihat sendiri, Draco bahkan hampir gila. Yang jadi hambatan hanya kembar Archilles sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusión
Fanfiction[Book 2 of Pandora] Pencarian Draco terhadap Harry, membuatnya harus berkeliling berbagai tempat. Memburu Archilles bersaudara untuk menjadi kuat. Membungkukkan tubuh demi sang kekasih. "Lelucon." Ilusi sang naga penjaga bulu emas terpatahkan, Ivo...