Ilusión 6

1.4K 193 7
                                    

Sorry guys, ketika WB menyerang itu... Wa hanya bisa mandang kosong lembar putih di laptop dan ngetuk ngetuk pena di kertas :")

**

I hope we can meet. Even in dreams.  I would be very grateful for that, my love.

**

MACUSA office,
Magic Departement

"Yah, aku tidak peduli jika kalian kemari, dengan berani membuat keributan di kantor MACUSA terlebih dikantorku, selama kalian mau bicara baik-baik padaku. Namun, BERHENTI MEMPERHATIKAN ISTRIKU!"

Syung~

Bletak!

Auukh!

Papan nama kaca melayang mengenai salah satu kepala death eaters.

Theseus menggulung lengan kemejanya berapi-api. Matanya membara kepada salah satu death eaters yang terang-terangan memperhatikan istri manisnya.

Presiden MACUSA dan para auror lain menghembuskan nafas lelah, Tina menepuk dahinya, dan Queeny terkikik geli. Diam-diam mengeluarkan kamera pemberian Jacob untuk merekam kecemburuan Theseus. Dimana bahkan para death eaters lain memilih mundur dan menempel dinding kantor dibanding melerai naga jantan yang sedang mengamuk itu.

Mari kita kembali satu jam yang lalu.

Brak!

"Bu Presiden. Death eaters mengepung kantor!"

Suara terkesiap dan bisikan tak percaya segera datang dari berbagai arah didalam kantor.

"Apa yang terjadi? Kenapa death eaters datang kemari?" Tanya Presiden MACUSA serius kepada auror kecil didepannya.

Presiden MACUSA dan para auror segera berjalan cepat menuruni tangga menuju pintu utama. Dapat dilihat dari jendela perpecahan adu mantra antara death eaters dan para auror.

"Saya tidak tau. Tiba-tiba saja mereka datang entah darimana dan tiba-tiba adu mantra pecah."

"Berapa banyak korban?"

Auror kecil itu menggaruk kepalanya bingung, "Sesungguhnya Mrs. Tidak ada korban terluka. Paling banyak hanya memar dan lecet karena terbentur aspal ataupun tembok."

Presiden MACUSA dan rombongan berhenti, ia menatap auror kecil dengan bingung, "Apa?"

"Ya. Mereka terkesan hanya bermain dan menghentikan kami tanpa niatan lain."

Para auror saling berpandangan heran. Presiden MACUSA juga mengerutkan alisnya.

"Siapa yang menyerang lebih dulu?" Tanya salah seorang auror.

"Um, sepertinya.. Pihak kita?" Jawab auror kecil itu tak yakin.

"Ayo kita lihat dulu."

Mereka kembali berjalan cepat. Kantor terlihat sepi karena hampir semua saling bertarung diluar. Hanya tersisa para elf dan beberapa wanita.

"Ada apa ini? Hentikan serangan!"

Kedua belah pihak saling menghentikan serangan, mereka dengan diam mundur dibelakang pemimpin mereka masing-masing.

"Ah? Sudah selesai, Dray? Kupikir akan makan waktu lama."

"Mencari seperti ini hanya sekedar jentikan jari, Blaise."

"Tunggu Daph, lipstikku belum selesai. Pegang cerminnya dengan benar."

"Kau menyebalkan Pans!"

IlusiónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang