Ilusión 19

666 52 4
                                    

"Aku apa?" Tanya Ivory tak percaya.

"Kau akan mengubah Luna menjadi Lilith."

Urat biru menonjol, kuku tajam Ivory menggaruk lengan kursi keras. Membuat goresan dalam dan rusak.

"KAU LUPA AKU SIAPA?!" Raung Ivory keras, menyebabkan Evan terlonjak dari sofa nya.

Evan menatap bingung, mata Ivory memerah karena marah. Giginya bergemeletuk, saling bergesekan dengan keras seolah ingin mengunyah Evan hidup-hidup!

"Erm.... K-kurasa t-tuanku memanggil. A-aku pergi dulu." Detik berikutnya sosok Evan sudah tiada, bahkan jejaknya tidak terlihat.

Dada Ivory bergelombang keras, emosinya memuncak, nafasnya terengah-engah keras dan matanya berubah merah darah.

"Sial! Semua karena ilusi lelaki tidak tahu diri itu!" Sengit Ivory sambil memijat keningnya.

Sabar... Sabar... Belum waktunya. Masih banyak yang harus kau perbaiki.

Batin Ivory sambil menenangkan dirinya.

"Aaahhhhh.... Aku benci berteman! Aku benci bersosialisasi! Aku benci pekerjaanku!!!" Teriak Ivory penuh dendam seraya mengacak rambut panjangnya.

--

Illusión
By : Racquel
Drarry Fanfiction

Harry Potter © J.K Rowling
Illusión © Racquel

BL, Yaoi, Typo(s), Gaje, M-Preg, dll.
DON'T LIKE, DON'T READ!!

--

Harry melangkah lancar keluar dari lingkaran portkey tentu saja digandeng oleh Draco. Dibelakang mereka Daphne bersama Regulus yang menggendong anak-anak mereka pun ikut keluar dengan mantap.

"Well, welcome back boss."

Draco mengangkat sebelah alisnya tajam, "Kapan kau kembali?"

"Aku mendapat pesan bahwa Arlo telah ditangkap, karena itu aku kembali. Yo, dimana Astoria Daph?"

"Jangan berbicara denganku, Blaise. Astoria sedang senang di tanah para naga. Aku ingin istirahat."

Blaise dan Draco terkekeh. Mereka membiarkan gadis itu pergi dengan lesu untuk beristirahat.

"Hm, kau terlihat lebih cantik dari pada sewaktu kita sekolah dulu, Harry." Blaise bersiul menggoda Harry yang tersenyum malu.

"Maafkan aku telah menyusahkanmu selama ini, Blaise." Ucap Harry malu sambil menyerahkan cindra mata dari Ainia.

Terkejut, Blaise mengambilnya dan tertawa.

"Tidak apa-apa, berkatmu aku bisa lebih menguatkan kemampuanku. Terima kasih atas hadiahnya."

"Kalau begitu ayo masuk. Aku akan mengenalkanmu dengan ayah dan ibuku, juga ayah tiriku." Ucap Draco lembut pada Harry yang diangguki sambil tersenyum.

"Ekhem! Ck, sudah pegal kaki tidak di notis lagi. Aku pergi dulu, minggir." Ketus, Regulus berjalan pergi dengan sombong. Albus dan Scorpius yang terkikik di gendongannya melambaikan tangan kecilnya pada mereka.

Harry menggaruk pipinya kikuk sedangkan Draco dan Blaise hanya mengerling malas.

Mereka bertiga pun berjalan memasuki Riddle Manor.

Didalam mereka melihat Regulus yang berjabat tangan hangat dengan Tom yang menyeringai senang. Salah satu bawahannya yang paling setia telah kembali.

Blaise melambaikan tangannya menandakan ia akan pergi terlebih dulu.

IlusiónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang