Wooshh..
"Neville!"
Neville mendongakkan kepalanya dan melihat sosok Luna yang melambai diatas tangga. Ia mengangguk sekilas sebelum membersihkan sisa debu dijubahnya.
"Yo, pangeran kodok. Ayo pergi."
Sosok pemuda jangkung tiba-tiba menghalangi cahaya diatas kepalanya. Neville mendongak, menatap terkejut kearah Arlo.
"Arlo, berikan surat ini pada uncle Theseus. Dia akan mengerti."
Arlo yang baru merangkul Neville berbalik, mengantongi surat yang diberikan kembarannya itu. Luna segera berlari kesisi Neville, mereka bertiga menghadap kearah Ivory yang bersidekap.
"Aku sudah menghubungi MACUSA. Mrs. Picquery menunggu kalian dikantornya. Jangan buat keributan dan patuhi perintah uncle Newt dan uncle Theseus. Paham?"
Luna dan Neville mengangguk. Yang satu dengan raut sendu dan yang satu dengan gugup. Arlo hanya menyeringai melihat mereka.
"Baiklah. Aku akan menemuimu besok. Sampai jumpa." Kata Arlo ringan.
Mereka bertiga saling bergandengan, Arlo mengucapkan sandi portkey dengan lembut. Lima detik kemudian jejak mereka hilang. Ivory menghembuskan nafas dan memijat keningnya lelah.
"Aah.. Persidangannya sebentar lagi. Kemana uncle Evan pergi??" Gerutu gadis itu jengkel.
--
"Kau paham itu, J. A. N. G. A. N. P. A. N. I. K. A. T. A. U. C. E. R. O. B. O. H!"
"Kau harus kuat agar pikiran ibu tenang."
"Jangan stress, atau dia akan menjadi sangat sensitif."
"Usir semua pikiran gilamu itu dan berlatihlah untuk membuat tempat sendiri untuknya."
"Jangan..."
"pfft.."
Sepasang abu-abu mengerling jengkel. Ia memberikan death glare pada seseorang yang sibuk menahan tawa hingga wajahnya terlihat seperti menahan kentut.
"Woy!! Kau dengar aku tidak, PIRANG!!"
"Draco! Kami mencoba memberimu arahan agar Harry baik-baik saja disini."
Ck!
"Iya iya anjing tua. Kau juga Sev, sejak kapan kamu berdamai dengan siberisik ini?"
Wuushhh..
Drap.. Drap.. Drap..
"HAHAHAHAHA.. AKU TIDAK TAHAN LAGII"
Draco menggeram kesal mendengar tawa histeris Ragel diluar, lelaki itu dari tadi menahan tawa dan berlari keluar saat ia tidak mampu lagi menahannya.
"Padfoot.. Sudahlah, kepalaku sakit mendengar ocehanmu."
"Benar. Kemari sayang, nagini tersedak tulang. Kau punya ramuan mengecilkan tulang?"
Sirius dan Severus mendengus secara kompak. Mereka mengirim tatapan peringatan sekali lagi sebelum berbalik pergi.
"Seharusnya aku menendang kepalanya sebelum pergi."
"Cukup, Sirius! Kepalaku sakit!"
"Apa yang dimakan ular itu hingga tersedak?"
"Hmm.. Troll"
"Kau gila, Tom."
Draco menjedukkan kepalanya ke lantai. Menghiraukan obrolan absurd dari keempat pasangan itu. Ia menghela nafas. Pikirannya kembali berputar pada percakapan kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusión
Fanfiction[Book 2 of Pandora] Pencarian Draco terhadap Harry, membuatnya harus berkeliling berbagai tempat. Memburu Archilles bersaudara untuk menjadi kuat. Membungkukkan tubuh demi sang kekasih. "Lelucon." Ilusi sang naga penjaga bulu emas terpatahkan, Ivo...