Part Sebelumnya :
"Tidakkah kau mengerti aturan bahwa orang tua tidak boleh berada dibawah?" Tanya Arlo sengit."Tidak." Balas Draco tak kalah tajam.
Diam-diam Arlo menggertakkan gigi, ini demi rencana. Abaikan harga dirimu!
"Katakan.. Bagaimana aku bisa melihat siapa?"
**
Dengan senyum cemerlang Arlo menjawab, "Itu mudah. Seperti yang kuajarkan dulu, namun ini bisa melalui simbol. Apabila sepasang mate telah melakukan bond, demi menjaga sang submissif, Merlin memberikan kemudahan. Tutup matamu, pikirkan mate-mu, lalu salurkan sihirmu sambil menyebut namanya. Pertama kau akan merasakan mual, seperti naik portkey lalu kau akan berada ditempat mate-mu berada dengan tubuh transparant, layaknya memasuki ingatan." Jelas Arlo singkat.
Draco memandang dingin sosok Arlo yang tersenyum cemerlang, ia lalu mendengus.
Sementara Arlo meyakinkan Draco, disisi lain menatap heran pada retakan di udara.
"Apa-apaan.." Gumannya bingung.
Menit selanjutnya, kobaran api melesat menuju tempat Arlo berada dari dalam retakan.
Merasakan bahaya, pupil Arlo menyusut.
"Shit!" Umpat lelaki itu lalu berguling.
Draco langsung waspada, tongkat mengacung pada arah retakan."Apa yang terjadi?" Tanya Draco tajam juga sedikit resah, ia mengencangkan genggaman terhadap tongkatnya.
Arlo melotot, "Menjauhlah. Apa kau bosan hidup?!"
Dengan sigap, Arlo melompat kearah jendela besar. Berniat melarikan diri. Namun sebelum ia bahkan sempat bergerak, sebuah ekor memukulnya keras tepat di perut. Menyebabkan lelaki itu terpelanting ke belakang dan menabrak dinding.
Brakk!
"Uhuk! Sialan.." Keluh Arlo sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
Draco menyipitkan mata, cukup curiga karena hanya Arlo yang dijadikan sasaran.
"Lancang." Suara seperti lonceng dan bernada dingin diikuti sosok yang berjalan keluar dari dalam retakan membuat Draco melotot dan melancarkan pandangan membunuh.
"Ivory Archilles.." Desis Draco dengan nada pahit.
Ivory meliriknya lalu mengangguk acuh.
"Halo Mr. Malfoy. Maaf mengganggu acara kalian, tapi aku ada urusan penting dengannya." Tunjuk Ivory kearah Arlo yang sedang berdiri dengan susah payah.
Mengangkat sebelah alisnya, Draco dengan santai menurunkan tongkatnya dan duduk diatas kasur.
"Silahkan..."
"Khe, aku tidak tau apa yang membuatmu marah saudariku sayang.." Ucap Arlo setelah meludahkan darah.
Pandangan Ivory mendingin.
"Lancang.. Beraninya kau-" Belum selesai Ivory bicara, Arlo sudah berlari. Menghilang menjadi kabut hitam.
Krik.. Krik..
Kikuk, mengambil langkah mundur, berusaha membuat dirinya tak terlihat. Draco mengelus dagunya, berpikir apa yang membuat kembar Archilles pecah seperti ini.
"Limp!" Teriak Ivory murka pada elf pribadi Arlo tersebut.
Puff
"Limp disini Ms. Ada yang bisa Limp lakukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilusión
Fanfiction[Book 2 of Pandora] Pencarian Draco terhadap Harry, membuatnya harus berkeliling berbagai tempat. Memburu Archilles bersaudara untuk menjadi kuat. Membungkukkan tubuh demi sang kekasih. "Lelucon." Ilusi sang naga penjaga bulu emas terpatahkan, Ivo...