Ilusión 13

1K 151 29
                                    

Side Story : Memory of Drarry
.
.
~ I wanna comeback to him, Merlin.
.
.

Sepasang mata emerald menatap kosong ruang hampa disekelilingnya. Ia ingat jelas kalau ia sedang menidurkan kedua bayinya sebelum ia ikut tertidur. Jadi, bagaimana ia sampai disini?

Zzzrrtt~

Suara gemerisik membuatnya menoleh, cukup bingung dari mana asalnya.

Shut.

Kelopak matanya tiba-tiba memberat, ia pun jatuh tertidur detik berikutnya.
Alunan melody indah terdengar, cahaya lampu temaram hangat, dan harum bunga camelia yang khas.

Kedua matanya mengerjap, mencoba membiasakan diri.

Kekehan kecil menggoda telinga sensitifnya.

"Ngantuk?"

Jemari dingin membelai, mengusap kulit basah telanjang, membuatnya merinding dan mengerang.

"Ingin lagi?"

Suara lelaki itu kembali terdengar, penuh dengan nada sensual, berat, dan serak.

"Stop it, Dray. Pinggangku sakit."

Keluhnya tanpa sadar, seolah tubuhnya bergerak tanpa perintahnya. Ia mendusel dada lelaki itu.

Kekehan berat terdengar sangat manis, menggodanya tanpa akhir. Namun rasa sakit dan nyeri di punggung dan lubangnya membuatnya dengan tegas menolak.

"Aku mencintamu, Harry."

Lelaki itu berbisik, memeluk tubuhnya erat, membuat kulit telanjang mereka berdua menyatu.

"Aku juga mencintaimu, Dray."

Ia merasakan senyum lelaki itu dilehernya. Kecupan-kecupan kecil dileher membuatnya mengerang.

"Kau tidak akan pergi dariku, kan."

Terengah, ia balas memeluk.

"Kemana aku harus pergi?"

Lelaki itu kembali terkekeh, jemari dinginnya meremas kuat pinggangnya. Mencium tulang belikat dan bahu, lalu berguman.

"Kau yang mengatakannya, Harry."

Shut.

Ia kembali terseret, merasakan kegelapam sebelum ia membukanya kembali. Abu-abu dan hijau bertemu. Pupilnya menyusut tak kala melihat raut tertegun lelaki dibalik kaca.

Tubuhnya bergetar tak terkendali, emosi kecewa, lelah, sakit, dan rindu lelaki itu tertulis jelas dalam mata abu-abu dalam itu. Membuatnya kembali mengingat masa dimana ia harus melepaskannya.

Bibirnya berguman tak percaya, memanggil nama lelaki didepannya lirih.

"Dray..."

Prang!!

Ia menutup mata seketika. Mencegah pecahan kaca menusuk matanya.

Tubuhnya semakin bergetar saat ia merasakan dua tangan kuat memeluknya.

Lelaki itu menerobos masuk paksa, memecahkan jendela dan memeluknya erat.

"Harry.. Harry.."

Bisikan itu putus asa, frustasi, marah.

Mengabaikan teriakan panik pemilik toko dan kerusuhan yang terjadi disekitar mereka.

"Dray.. Ba-bagaimana.. Aku.. Kau..."

Ia tersedak, takut, cemas, bahagia. Pikirannya kacau, meledak penuh seruan dan raungan dari wujud perinya.

MATE! MATE!

IlusiónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang