Ilusión 15

1K 131 25
                                    

Dua pasang mata bulat dan lebar berkedip lucu, bersinar penuh keingintahuan. Sepasang mata abu-abu memandang curiga, sepasang mata hijau lain berkilau cerah.

Telihat sama denganku, siapa uncle ini.

Uuu~ mommy belum bangun. Kenapa mommy dipeluk? Al juga mau dipeluk.

Begitulah kira-kira isi batin mereka.

Dibelakang mereka, Evan dan Kirke berguling di lantai sambil menahan tawa, gemas akan tingkah bocah kembar tersebut. Sedangkan Regulus mendesah dengan Remus yang tersenyum tipis.

"Al, Scorpie, ayo keluar. Biarkan mommy mu tidur sebentar lagi." Ucap Regulus lembut.

Albus dan Scorpius yang merasa terpanggil segera turun dengan perlahan dari atas kasur. Walau enggan, mereka tidak berani membantah ucapan kakek kecil yang akan berubah ganas saat marah itu.

"Al mau peluk juga.." Tangan Albus terentang, meminta Regulus mengangkatnya.

Regulus kembali mendesah, antara gemas dan malas ia menggendong Albus dan berjalan keluar.

"Scorp mau digendong juga?" Tanya Remus dengan senyum tipis.

"Tidak pellu, uncle. Aku bisa jalan sendili." Tolak Scorpie ramah. Ia pun berlari kecil mengejar langkah kaki Regulus.

Remus dengan terpaksa menarik dua kakek dan nenek yang masih terengah di lantai untuk keluar.

Begitu pintu tertutup, sepasang mata abu-abu terbuka. Tidak ada tanda-tanda mengantuk sama sekali, seolah ia tidak pernah tidur.

Sebenarnya Draco sudah bangun sejak tadi, ketakutannya selama bertahun-tahun membuatnya sering bangun lebih awal. Pagi ini, begitu ia bangun dengan terkejut, hatinya segera mencelos. Dilengannya, kekasihnya sedang tidur, membuatnya tidak berani bergerak sedikit pun. Memastikan semua bukan mimpi, Draco memeluk erat Harry dan merasakan kehangatan yang mengalir dari lengan keseluruh tubuhnya.

Ia akhirnya memutuskan untuk menutup matanya, membiarkan tubuh dan pikirannya rileks. Tak lama ia mendengar suara dua langkah kaki kecil yang berlari dan masuk kedalam kamar. Kedua anaknya berlomba siapa yang naik keatas kasur lebih dulu.

Diam-diam Draco tersenyum, melalui mata Drake, Draco dapat melihat pergerakan anak-anaknya.

Scorpius dan Albus duduk disamping Harry tidur, menusuk-nusuk pipi dan bergantian mencium Harry lembut. Sesekali nemandang waspada kearahnya.

Mereka pun berbisik-bisik sebelum Regulus masuk bersama Remus, Evan, dan Kirke. Dengan satu perintah Regulus, mereka dengan patuh berjalan keluar.

Mereka lucu sekali, lihat langkah-langkah kaki kecil itu. Draco dan Drake memandang dengan tenang.

Setelah pintu tertutup, ia memutuskan untuk bangun.

Melihat yang nyata dibandingkan hanya melalui ingatan membuatku senang, mereka terlalu lucu.

Draco tersenyum tipis, tanpa menjawab ia setuju dengan ucapan creaturenya itu.

Dengan pelan, Draco menarik lengannya dari kepala Harry. Ia kemudian menjentikkan jari, seutas tali melayang lalu mengikat rambut panjang Draco menjadi satu.

Apa rencanamu sekarang, Dray?

Draco dengan tenang melangkah turun, memperbaiki posisi tidur Harry dan memastikan selimut masih menutup tubuh kekasihnya. Matanya menyapu sekeliling perlahan.

"Temukan Ivory."

Apa maksudmu?

"Kau akan tau nanti, Drake."

IlusiónTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang