Other Side

213 45 7
                                    

Baekhyun dan beberapa perawat berlarian di sepanjang lorong lantai 2, lantai tempat dimana NICU* berada. Tadi, tepat saat ia baru saja menutup pintu ruangannya setelah melakukan pengecekkan ke para bayi-bayi menggemaskan yang dia tangani, pintu ruangannya diketuk secara brutal oleh Yeri. "Sunbaenim!!!" Dokter muda itu mengetuk kencang pintu ruangan yang biasa digunakan Baekhyun untuk istirahat.
Pria itu menghela nafas. "Arasseo. Tunggu aku-"
CEKLEK.
Yeri lebih dulu membuka pintu dan menatap Baekhyun dengan wajah pucat.
"Wae?" Baekhyun buru-buru mendekat, terlihat sekali kalau ia juga gusar.
"Eunchae. Cardiact Arrest*. Aku sudah mencoba melakukan resusitasi tapi belum berhasil. Sooyoung sunbaenim masih melakukan resusitasi." Yeri mengucapkannya dengan satu tarikan nafas.
"Eunchae? Kajja."
Keduanya berlari secepat mungkin menuju lift, membuat beberapa dokter magang yang terlihat berjalan lunglai terkejut dan buru-buru menyapa.
"Anyeonghaseyo." Hwang Renjung dan Bae Jinyoung menyapa keduanya bersamaan.
Tak ada waktu, jadi Baekhyun hanya melambaikan tangan.
"Pasti ada bayi yang bermasalah." Ucap Jinyoung sembari menghela nafas.
"Itu salah satu alasanku tidak mau membantu bagian anak." Lirih Renjun.
"Wae? Jangan bilang kau tidak tega?"
Renjun menggeleng, lalu Jinyoung mengernyit.
"Geurom?"
"Kakakku seorang mengambil spesialis anak dan pasien pertamanya adalah kasus Sepsis Neonatarum*. Itu begitu membekas untuknya."
"Well, semua kematian pertama yang dialami dokter itu sangat berkesan. Kau tahu, pasien meninggal pertama pamanku adalah istrinya sendiri." Ucap Jinyoung.
"Mwo?!"
Jinyoung mengangguk. "Ironisnya, itu adalah permintaan bibiku. Katanya, ia lebih tenang saat di samping suaminya."
"Aku tidak bisa membayangkan-" kalimat Renjun terhenti saat tiba-tiba Sehun muncul di belakang mereka.
"Tak usah dibayangkan. Daripada kalian bercerita hal-hal menyeramkan, ayo pergi minum dan makan di Cafe bawah. Aku traktir."
"N-ne?" Kedua namja itu terlalu terkejut tapi tak bisa menolak karena Sehun sudah lebih dulu menarik keduanya pergi.

"Bagaimana?!" Itu suara Baekhyun yang sudah sampai di ruangan NICU.
"Detak jantungnya lemah." Sooyoung mundur, membiarkan Baekhyun mengambil alih.
"Bukankah seharusnya Eunchae bisa segera pulang besok? Tidak ada gejala apapun di rekam medisnya bukan?" Baekhyun menatap satu persatu perawat dan dokter yang berada di bawah kendalinya.
Yeri mengangguk. "Ne. Karena itu kami tadi kebingungan saat Eunchae tiba-tiba mengalami henti jantung."
Baekhyun segera melakukan pemeriksaan.
"Apakah tekanan darahnya mengalami penurunan?" Baekhyun menatap Sooyoung. Gadis itu mengangguk.
"Ne."
Baekhyun segera memeriksa lokasi jantung bayi di depannya. Sedikit memar.
"Ada kemungkinan ini Aritmia*, tapi aku tidak yakin. Apalagi kasus ini jarang terjadi pada bayi yang lahir pada kondisi normal. Segera siapkan pemeriksaan. Aku akan mengatakan ini pada kedua orang tuanya."
"Ne." Jawab seluruhnya serentak.
"Sooyoung~a, Yeri~ssi, kajja."
"Ye."
--

"Oraemanida Soojung~a." Suzy menatap wanita di depannya dengan nada mengejek. Jung Soojung atau Krystal Jung. Keduanya berteman sejak SHS, tapi terpisah sejak mereka memasuki perkuliahan karena Soojung pergi ke Amerika bersama sang kakak, sementara Suzy meneruskan di Korea.
"Kau yang terlalu sibuk! Ya! Aku bahkan sudah terkenal tapi kau tidak mau menemuiku. Menyebalkan." Omel Soojung.
"Arasseo, mian. Ya, kalau kau terkenal lalu aku menemuimu itu- terdengar seperti penjilat sekali. Tapi kau- kenapa bisa tahu aku bekerja di sini? Dan lagi, meminta dokter residenku untuk mengantarkan ke ruangan? Yang benar saja..."
"Mian...aku tidak tahu mau kemana lagi. Ibu suamiku dirawat di sini. Tadi kami baru saja mendengarkan hasil pemeriksaan dari Dokter Kim."
"Dokter Kim? Kim Suho? Ibumu samit jantung?- tunggu, kau sudah menikah dan tidak mengundangku?!! Yang benar saja..." Suzy mencibir.
Soojung meringis, sedikit merasa bersalah. "Mian...ceritanya panjang."
"Y-ya, gwaenchana..aku kan hanya bercanda. Lalu, bagaimana keadaan ibu mertuamu sekarang?"
"Mereka bilang itu NSTEMI." Lirih Soojung.
Suzy mengangguk. "Itu sedikit sulit."
"Tsk...kenapa kau malah bilang begitu.."
"Hei, aku ini dokter, tidak bisa berbohong, harus mengatakan apa adanya- tidak boleh memberi harapan palsu."
Soojung mencibir. "Tidak boleh memberi harapan palsu." Tiru Soojung. "Lalu siapa yang dulu diam saja didekati Seokjin sunbaenim? Huh?"
"Yaishh.."
Soojung terkekeh pelan.
"Geundae- kau belum menjawab pertanyaanku, bagaimana kau tahu aku di sini?" Suzy menatap sahabatnya itu penasaran.
Soojung tersenyum, "Aku melihat fotomu di salah satu standing picture di lobi rumah sakit."
Suzy mengangguk paham. "Sudah kuduga."
"Kemarikan ponselmu." Soojung tiba- tiba menyodorkan tangannya ke arah Suzy.
"Mwo?"
"Kemarikan saja- ah iya, unlock sekalian."
Suzy terkekeh. "Arasseo-arasseo. Ige."
Lalu Soojung sibuk mengetikkan sesuatu di sana dan tak berapa lama ponsel wanita itu berdering. "Simpan, oke?"
Suzy menerima ponsel. "Ye..."
Ponsel Soojung kembali berderinh. "Eoh- yoboseyo?"
....
"Ah..aku- sedang membeli makanan dan minuman di cafe. Kau belum makan sejak tadi."
....
"Iya, sebentar lagi."
....
"Eoh."
BIP.

"Kau tidak bilang ke suamimu kalau menemuiku?" Tanya Suzy. Soojung hanya tersenyum kecil.
"Gumawo, aku akan menghubungimu nanti, anyeong Jireong~i." Soojung beranjak dari duduknya dan segera berjalan ke kasir, membeli beberapa makanan dan minuman.
"Eoh."
Lalu setelahnya, Suzy justru menghabiskan waktunya di cafetaria, menyesap americano sebelum kembali bekerja satu jam lagi.
**

"Tiffany bilang kau menyatakan cinta ke Dokter Choi, maja?" Haekyung menatap sinis putranya yang kini sibuk menikmati makan malam mereka. Ya. Jaehyun pulang ke rumahnya setelah drama video di grup keluarganya.
"Eoh. Aku kan sudah bilang kalau dia itu calon menantu eom-aduh! Eommaa~~ itu kotor dan sakit." Jaehyun buru-buru mengusap kepalanya yang dipukul dengan garpu milik ibunya yang habis digunakan untuk menyuap salad.
"Sekali lagi kau bilang seperti itu, ibu akan memasukkannmu kembali ke perut. Benar-benar tidak tahu diri. Hya, Dokter Choi itu terlalu baik untuk laki-laki sepertimu. Memalukan." Cibir Haekyung. Jung Sungha yang berada di tengah keduanya memilih abai, menikmati makan malamnya lebih penting.
"Justru itu, karena Suzy itu baik, jadi aku harus menjadikannya calon ibu dari anak-anakku. Lagipula posisi kami sama- eomma ara, namja yang jadi ayah bayi Ye-Eun itu ternyata mantan kekasih Suzy."
Haekyung segera menghentikan makannya, sementara Sungha hanya menatap sekilas.
"Apa katamu?" Tanya Haekyung.
"Kekasih Suzy itu ayah bahi Ye-Eun. Dan namja itu dengan tidak tahu dirinya malah meminta Suzy untuk mendengarkan penjelasannya. Kurang ajar sekali." Ucap Jaehyun dengan ekspresi berlebihan.
"MWO?! Dasar laki-laki tidak tahu diri! Kau harus menasehati Dokter Choi agar tidak kembali pada namja brengsek seperti itu." Geram Haekyung.
"Geuromnyo. Karena itu aku berusaha melindunginya. Eomma, uyeonhi anya?" Tanya Jaehyun.
Haekyung terdiam sejenak. "Mungkin...kalian dipertemukan untuk menyembuhkan satu sama lain..benar." ucap Haekyung.
Sungha yang melihat kedua orang di depannya itu hanya bisa menggeleng. Jaehyun yang terlalu pintar memanfaatkan peluang dan drama paginya pada akhirnya berhasil mendapatkan dukungan istrinya untuk mendekati Dokter Choi.
"Lanjutkan makan kalian"
Haekyung dan Jaehyun menatap bersamaan ke arah Sungha.
"Kaku sekali." Cibir Jaehyun. Sungha hanya menatap sang putra dalam diam.
"Arasseo!"
--

Seulgi sudah bersiap di ruang operasi. Hari ini dia akan melakukan operasi transplantasi ginjal dengan dibantu salah satu dokter senior. Dokter Lee.
"Anyeong. Aigoo, aku akan bekerja dengan dokter cantik hari ini. Mari bersemangat semuanya!" Lee Seunggi menatap usil pada Seulgi, membuat perempuan itu terkekeh.
"Sayang sekali aku tidak bisa memuji anda tampan." Seulgi membalasnya sembari terkekeh.
"Wae?" Seunggi menatap heran sembari menunggu perawat memasangkan gown (baju operasi) untuknya."
"Sunbaenim tidak terlalu tampan lagi." Bisik Seulgi sedikit keras.
"Yaishh anak ini. Arasseo-arasseo, kajja, kita mulai operasinya."

~~~TBC~~~

*NICU : (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.

*Cardiact Arrest : henti jantung dan bersifat sementara.

*Sepsis Neonatarum : Sepsis pada bayi baru lahir (BBL) adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti darah, cairan sum-sum tulang atau air kemih yang terjadi pada bulan pertama kehidupan.

*Aritmia : irama jantung yang tidak normal. Aritmia ditemukan pada 1-5 persen bayi baru lahir selama 10 hari pertama kehidupan. Sebagian besar dari aritmia pada bayi adalah kontraksi atrial prematur yang tergolong jinak.

Hai hai haii...
Gimana kabarr??? Baikkk?? Sehatt???
Wkwkk, maaf ya readers...jadi hiatus lama banget, soalnya kemarin lgi ujian buat nerusin kuliah akuu dan kepentok sm uts sm sibuk buat paper dan jurnal...
Tapi ini udah mulai kelarr wkwk
So i backkkk
☺️☺️😗🙆‍♀️🙇‍♀️🙇‍♀️

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang