Puzzle - 1

497 82 0
                                    

Suho menatap satu persatu wajah teman-temannya- ah tidak, maksudnya adalah adik-adiknya di Yulje. Tentu saja Baekhyun, Sehun, Seulgi dan juga Suzy. "Jadi kenapa oppa membohongi kami?" Pertanyaan Seulgi membuat Suho hanya bisa terdiam, kembali melirik keempat orang yang duduk di depannya dan berakhir pada Baekhyun- orang yang membuat dia harus bertanggungjawab atas apa yanv seharusnya dia tutupi. Terkutuklah mulut lemas Baekhyun.
"Aishh...itu di luar kendaliku hyeong, jangan menatapku seperti itu-" Baekhyun berusaha membela diri. "Manusia itu tempat salah dan lupa." Tambahnya.
"Cih, begini saja kau ingat kalau dirimu itu manusia." Cibir Suho.
"Pffft." Sehun sudah hampir meluapkan tawanya, tapi segera dia tahan begitu Suzy menatapnya tajam. "Arasseo." Ucapnya tanpa bersuara. Dia lupa kalau dia harus terlihat serius. Uhh!
"Mianhae, aku tidak bermaksud menyembunyikannya, tapi- aku hanya- aku- aku terlalu takut dengan cibiran orang-orang. Aku terlalu pengecut untuk mengakui aku gagal memimpin keluarga." Lirih Suho.
Sehun menghela nafas. "Kau memang gagal hyeong." Suzy dan Baekhyun saling tatap, mengenyitkan alisnya, seolah mengatakan 'kenapa dengan Sehun?' , sementara Seulgi hanya mengamati orang di sampingnya. Ya- Sehun berada diantara Suzy dan Seulgi, sementara Baekhyun di samping Suzy dan Suho, di seberang keempatnya. Mereka sedang menikmati makan malam di salah satu kedai ramen dekat kampus mereka dulu.
"Tapi kau bisa melewatinya dengan baik. Kalau tidak, Rowoon tidak akan baik-baik saja sekarang. Dia pasti merengek meminta bertemu Irene nuna."
Suho tersenyum tulus. "Kau sudah dewasa eoh?"
"Sial! Kau fikir selama ini aku apa, heh? Bocah SMA?!" Sehun mendengus sebal. Lalu setelahnya terdengar gelak tawa dari keempat lainnya.
"Tidak- tidak, dia bukan anak SMA, tapi bocah puber." Ucap Baekhyun. "Imo! Satu naengmyeon dengan tambahan galbi!"
"Eoh?! 2 imo!" Seulgi turut mengacungkan tangannya.
"Kau bilang diet?" Suzy menolehkan kepalanya ke arah Seulgi.
"Tidak jadi- aku harus menangani pasien yang cukup menguras kesabaranku, melelahkan sekali." Ucap dokter berambut coklat itu.
"Dia tak pernah sukses diet- selama kita di Yulje, rencana dietnya itu hanya wacana, geutji?" Baekhyun menambahkan.
PLUK!
Buntalan tisu melayang ke arah Baekhyun yang justru meleset ke meja seberang, membuat Seulgi buru-buru memalingkan wajahnya. Yang ditatap si korban? Tentu saja Baekhyun.
"Eh? A-aniya! Bukan aku."
Namja di samping meja Baekhyun hanya terdiam sembari mengambil buntalan tisu yang tadi sempat mengenai lengan kirinya. "Dia." Baekhyun menunjuk ke arah Seulgi. Tapi pria itu masih terdiam, justru menatap bergantian ke orang-orang di meja itu.
Merasa di tatap, akhirnya Baekhyun menghela nafas. "Jweosonghabnida. Aku akan mengajari adikku lebih baik lagi."
Dan Seulgi hanya mendengus sebal. "Adik. Tsk, sejak kapan aku jadi adiknya. " cibir Seulgi.
"Dokter Choi? Geutji?"
Suzy yang merasa namanya disebut hanya mengangguk ramah, yeoja itu berusaha mengingat wajah namja di meja seberang.
"Kau mengenalnya?" Sehun menatap ke arah Suzy.
"Emm- ahh- anyeonghaseyo." Suzy tiba-tiba beranjak berdiri dan menghormat pada namja di seberang meja. "Nugu?" Tanya Sehun lagi.
Namja itu juga melakukan hal yang sama, tersenyum ramah ke arah Suzy.
"Ahh..dia-"
"Kim Doyoung ibnida. Aku sahabat Jung Jaehyun."
Lalu keempat dokter di sana mengangguk paham, "Pantas saja, ternyata pasien VIP mu." Cibir Sehun. Lalu setelahnya, Suho, sebagai dokter paling senipr diantara kelimanya, menawarkan pria Kim itu untuk turut bergabung, yang disambut baik oleh Doyoung, lebih baik daripada makan sendirian. Keenamnya kemudian larut dalam pembicaraan hangat sampai sebuah panggilan masuk di ponsel Seulgi.
"Wae?" Tanya Suho setelah Seulgi kembali bergabung dengan mereka.
"Pasien di kamar 410 mengalami mual hebat, perawat Han sampai kuwalahan, sepertinya aku harus kembali lebih awal."
"Mau kuantar?" Tawar Suho. Seulgi menggeleng.
"Gwaenchana oppa, aku naik taksi saja. Doyoung~ssi, silahkan lanjutkan kembali, saya sepertinya-"
"Bagaimana kalau anda pergi ke rumah sakit denganku? Aku juga akan kembali untuk menjaga Jaehyun." Tawar Doyoung.
Sehun dan Suho hanya saling tatap, muncul seringai kecil di wajah namja Oh itu- dan Suho paham maksudnya.
"Doyoung benar, lagipula ini tengah malam, kka~, aku lebih tenang kalau kau ada yang mengantar.." ucapnya. Seulgi sudah melayangkan tatapan mautnya ke arah Suho, tapi pria itu seolah tak paham.
"Gwaenchana oppa, aku tidak mau merepotkan."
"Aniya-aniya. Gwaenchana. Jinca. Aku memang akan menemani Jaehyun."
Seulgi hanya bisa menghela nafas. "Baiklah. Aku duluan."
Doyoung akhirnya berpamitan dengan keempat lainnya kemudian berjalan berisisihan dengan Seulgi keluar restoran.
"Aigoo~ aku mencium bau-bau romansa di sini." Sehun tersenyum puas. Suzy dan Suho hanya menggeleng heran, sangat paham dengan pemikiran Oh Sehun. Sementara Baekhyun sejak tadi cenderung menjadi pendiam.
"Setelah ini pasti Seulgi akan mengirim pesan di grup-"
TING.
Keempatnya saling tatap, lalu beralih ke ponsel masing-masing.

The-5Y
KimSeul : Besok pagi aku akan mengambil ginjal kanan kalian☠.

Bukannya ketakutan, ketiga dari mereka justru terbahak.

SoojiCh : 😵

OhSehun : 🙈

SuhoKim : Semoga kembali ke rumah sakit dengan 💖 selamat. 😆

Baekhyun tak memberikan respon apapun, namja itu kini justru beranjak dari kursinya. "Aku ke toilet."
Suzy mengangguk, tapi Suho justru menatap heran pemuda yang dua tahun berada di bawahnya itu.
"Ada apa dengannya?" Gumam Suho.
"Hyeong, jadi apa rencanamu setelah ini?" Tanya Sehun.
Suho mengedikkan bahu. "Gerseyo...sepertinya aku hanya akan menunggu surat perceraian kami dan berharap semoga hak asuh Roowon ada di tanganku."
Suzy menggenggam tangan Suho, "Gojokma oppa, kami akan selalu berada di sampingmu."
Sehun mengangguk, malu jika harus menunjukkan dukungannya lewat sesi berpengangan tangan seperti Suzy.
"Kalian memang adik terbaikku, gumawo~"
Suzy dan Sehun mengangguk. "Geundae hyeong, kau akan jadi kakak terbaikku kalau mau membayar tagihan ini juga."
Suho mendengus, sedangkan Suzy sudah mengeluarkan aegyo andalannya. "Sudah kukira ini tujuan kalian eoh? Solma- kalian mengajakku ke sini untuk makan malam gratis ya?"
Suzy dan Sehun mengangguk serempak. "Kurangajar sekali memang."
"Tapi itu ide Baekhyun hyeong, geutji Suzy~ya?"
Baekhyun yang baru saja kembali dari toilet hanya menatap heran ke arah Suho yang langsung menatapnya dengan tatapan tajam. "Wae?" Ucapnya polos.
"Kau yang mengajak anak-anak ini kemari eoh?" Tanya Suho. Baekhyun mengangguk.
"E-eoh, mereka bilang kau mau mengajak bicara serius- jadi aku merekomendasikan tempat ini."
Suho kini beralih menatap Suzy dan Sehun bergantian.
"Kalian berdua- "
Suzy dan Sehun buru-buru menggeleng. "A-aniyo oppa, Baekhyun oppa yang-"
"Naega? Wae?"
"Aishh...hyeong, kau curang sekali!!!" Sehun merengek, sebal. Sedangkan Baekhyun hanya terbahak.
"Hyeong, sudahlah, sebagai yanv tertua harusnya kau paham, geutji?" Baekhyun menatap Suzy dan Sehun lalu disambut anggukan keduanya.
"Aishh..anak-anak ini. Geurrae, aku yang bayar, puas kalian?!!"
Sehun mengangguk. "Emm- hyeong-"
"Aro! Bawa pulang apa saja! Ka! Ka!"
"Gumawo hyeongg~~"
Suho melangkah malas ke meja kasir. "Menyebalkan sekali anak-anak itu."
"Anda mau membayar Tuan?" Tanya di pelayan.
Suho mengangguk.
"Totalnya 240.000₩."
Suho kemudian menyerahkan kartunya, "Bisakah aku minta tambahan sup gurita?"
"Ne. Kami akan menambahkan ke tagihannya. Totalnya 278.000₩."
--

Selama perjalanan ke rumah sakit, Seulgi dan Doyoung hanya saling diam. "Apa ini yang nuna bilang dengan pindah ke Jepang?"
Seulgi terdiam.
"Aku benar-benar seperti orang bodoh saat mendapati apartemenmu kosong dan hanya ada sebuah surat di kamarmu." Doyoung menghentikan mobilnya di tepi jalan, membuat Seulgi terkejut bukan main.
"Kim Doyoung! Aku harus mengurus pasienku-"
"Apa aku juga perlu merusak ginjalku agar aku jadi pasienmu?"
Seulgi terdiam. "Doyoung~ah..."
"Aku benar-benar merindukanmu nuna...manhi..." lalu isakan kecil itu perlahan terdengar.
"Mianhae..."
"Aku tahu nuna melihatku masuk ke klub dengan Lisa, tapi sungguh, aku tak melakukan apapun..."
Seulgi menghela nafas. "Tidak..aku tahu kau tidak melakukan apapun- hanya saja.."
"Apa ini karena perbedaan usia?"
Seulgi mematung.
"Jadi benar?"
"Aku tidak mau membuat keluarga Kim malu, kalian sudah banyak membantuku." Lirih Seulgi.
"Eomma merindukanmu nuna..sangat."
Kini ganti isakan yang terdengar dari Seulgi, membuat Doyoung menarik gadis yang satu tahun lebih tua darinya itu ke pelukannya.
"Aku merindukanmu."

~~Tbc

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang