Cute Cupid

120 20 0
                                    

Suzy melirik jam dinding yang ada di ruang makan. Pukul 12.30. Sepertinya dia harus bersiap menjemput Jiae.
"Jaemin~a!" Perempuan itu setengah berteriak dari ruang makan ke arah lantai atas.
"Wae?!"
"Nuna mau menjemput Jiae lalu mau pergi ke panti jompo, kalian mau ikut atau tidak?!" suara Suzy kian meninggi.
"ANIYO! Geunyang ka!"
Suzy menghela nafas. "Melelahkan sekali berteriak seperti ini." monolognya. Pada akhirnya perempuan itu memutuskan untuk melangkah ke lantai atas lalu menatap ke arah dua remaja yang sibuk bermain permainan online.
"Kalian benar tidak mau ikut?" sekali lagi Suzy memutuskan kembali bertanya.
Jaemin dan Jeno menoleh bersamaan.
"Aniyo."
"Memangnya nuna mau pergi kemana?"
Lagi. Keduanya kini justru bertanya secara bersamaan, membuat Suzy terkikik geli, sementara Jeno melotot ke arah Jaemin.
"Mau pergi ke panti jompo."
"Tidak terlalu menarik." Respon Jaemin. Jeno mengangguk setuju.
"Arasseo. Geundae, kalian di rumah berdua tak apa?" Suzy masih menatap dua remaja di depannya.
"Gwaenchana." Jawab Jaemin tenang.
"Arasseo." Suzy mengangguk paham. "Geurrae, makan siang sudah nuna siapkan, tapi kalau mau beli sesuatu, nuna sudah kirimkan uang ke rekeningmu. Sepertinya nuna akan pulang setelah makan makan malam."
Jaemin kini mengernyit heran ke arah Suzy. "Tidak biasanya. Bukankah nuna pergi dengan Jiae?"
Suzy mengangguk dengan senyum kecil. "Hanya perkiraan, tapi semoga bisa lebih cepat."
Kini ganti Jaemin yang mengangguk paham.
"Baiklah. Tolong jaga rumah dengan baik. Ingat, hati-hati saat ada tamu, paham kalian berdua?"
"NEE~~" Jaemin dan Jeno menjawab bersamaan, yang satu antusias, satu lagi justru acuh tak acuh.
"Arasseo. Nuna kalge."
"Josimhaeyaji nuna~~" Jeno berucap riang, membuat Jaemin mencibir.
"Hya, kau benar-benar menyukai bibiku ya?" sergah sulung Choi itu. Jeno hanya tersenyum lebar. "Hei, kuberitahu ya. Kau kalah saing dengan Jung Jaehyun. Semalam dia kemari dan sepertinya dia menyukai nuna."
Jeno melotot. "YA! Kenapa kau baru bilang?!"
Jaemin menatap acuh pada sahabatnya itu. "Kau kan tidak tanya."
"Mwoya~~ bagaimana kalau Suzy nuna pergi dengan namja itu?" Jeno menatap khawatir sembari meletakkan stick gamenya.
"Ya tidak bagaimana-YA! KAU MEMBUAT KITA KALAHHH!!" Jaemin berteriak kala muncul pemberitahuan game yang mereka mainkan kalah.
--

Saat keluar dari pintu rumah, Suzy menghela nafas. "Kenapa kemarin kami tidak bertukar nomor telepon? Setidaknya aku bisa memberitahu lokasi sekolah Jiae pada namja aneh itu." gumam Suzy. "Haish..." Dengan wajah lesu, perempuan itu berjalan melintasi halaman kecil yang menghubungkan pintu utama dengan pagar rumah. Baru saja membuka pagar rumah, perempuan itu sudah dikejutkan dengan sosok Jaehyun yang keluar dari pintu kemudi mobilnya.
"Eoh?! Aku baru saja mau menekan bel!" Jaehyun menatap riang ke arah perempuan di hadapannya.
"Kau-kenapa kau bisa di sini?" Suzy justru menatap terkejut sekaligus heran.
Jaehyun yang saat itu menggunakan kemeja dan celana hitam dengan vest biru tua justru tersenyum manis dan berjalan menghampiri Suzy yang entah bagaimana menurutnya terlihat begitu cocok dengan penampilannya. Kemeja biru muda yang dipasangkan dengan celana dan blezer biru tua serta tas coklat muda, sangat cantik.
"Aku lupa meminta nomormu. Jadi aku memutuskan untuk kemari." Jaehyun menyerahkan ponselnya pada Suzy.
"Apa?" Perempuan itu tentu kebingungan.
"Tulis nomormu dulu, baru kita akan menjemput keponakanmu." Jaehyun menggoyangkan ponselnya. Suzy hanya menghela nafas.
"Apa kau memang pemaksa seperti ini?" Suzy melipat kedua tangannya, menatap penuh selidik pada Jaehyun. Laki-laki itu justru terkekeh.
"Hanya pada orang yang aku sukai."
Pada akhirnya Suzy meraih ponsel laki-laki itu lalu mengetikkan sesuatu di sana. "Jika aku tak menjawab panggilan atau pesan, itu berarti aku sedang bekerja."
Jaehyun mengangguk paham. "Seberapa sering?" Jaehyun menatap perempuan yang kini sedikit lebih tinggi darinya itu karena ada di tangga pintu masuk pagar rumah.
Suzy menggeleng. "Hampir setiap saat. Setengah jam lagi sekolah Jiae selesai, kita tidak boleh terlambat." Suzy memutus pandangan keduanya dan berjalan mendahului Jaehyun ke arah mobil.
"Geurrae...tunjukkan jalannya." Jaehyun berjalan cepat, berusaha menyamakan langkah dan berniat membukakan pintu untuk Suzy. Tapi, tepat sebelum tangannya mencapai grip pintu, Suzy justru lebih dulu berbalik.
"Aku masih bisa membukanya sendiri, tak perlu berlebihan." Perempuan itu memicingkan matanya dengan sergahan tipis. Jaehyun tentu saja terkejut, jarak mereka dekat sekali.
"E-eoh."
"Ayo, Jiae bisa marah kalau kita terlambat." Suzy akhirnya berbalik dan segera memasuki mobil Jaehyun.
BLAM.
Suara itu menyadarka Jaehyun dari keterkejutannya. "Astagaa...serangan mendadak memang selalu mengejutkan...aishhh...nae simjang..."
--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love In EmergencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang