Shampoo

7K 299 176
                                    

























Sore itu rumah para elemental kesayangan kita sedang sepi, hanya ada dua manusia saja yang berada di dalam nya.

Halilintar si sulung sedang asyik membaca novel kesukaan nya sampai suara adiknya yang terkenal paling cempreng menganggu ketenangan nya.

"Kak hali liat shampo nda? "Tanya adik pertama nya dengan suara cempreng khasnya.

" cari sendiri " respon halilintar dengan datarnya.

"Ishh.... Kalau ufan liat ya nda bakal nanya ke kak hali lah" ucap Taufan sambil berkacak pinggang. Adiknya kesusahan dibantu kek, malah asyik baca novel, apa bagusnya hanya diam sambil membaca novel?

"Yaampun Taufan di lemari kan ad-.... " halilintar terdiam, pasalnya saat ia membalikkan badan ia melihat pemandangan yang begitu indah nan menggoda.

Dengan seenaknya adik pertama nya hanya memakai handuk yang melilit pinggang, menampakkan kulit putih nya yang amat sangat menggoda iman, apalagi pinggang ramping yang seakan menggoda nya untuk segera dipeluk, belum lagi dua tonjolan daging yang nampak menantangnya untuk segera dikulum.

"Kenapa kak? " bingung Taufan, salah satu alisnya terangkat tanda ia bingung dengan keterdiaman sang kakak.

"Pake baju Taufan" ucap halilintar berusaha tetap cuek, ia segera meletakkan novelnya di atas meja dan pergi mengambil apa yang adiknya cari.

"Hehe.... Habis ufan kira di kamar mandi udah ada shampo" jelas Taufan sambil menampakkan cengiran khasnya.

Usai mendapatkan shampo halilintar segera memberikannya kepada Taufan, tentu dirinya menahan untuk tak segera membawa adiknya ini kedalam kungkungannya.

"Makasih kak gledek~" ucap Taufan yang langsung berlari ke atas.

Kesal? Tentu saja! , halilintar benci dipanggil dengan sebutan itu, namun dirinya saat ini sedang tidak mood menanggapi si happy virus itu.
Lebih baik menghabiskan waktu dengan membaca novel yang sempat tertunda.

#beberapa saat kemudian

"Pada belum balik kak hali? " tanya Taufan seusai mandi, ia terlihat begitu segar, bahkan halilintar mampu mencium aroma wangi khas milik taufan.

"Belum, kata gempa kedai sedang ramai" jawab halilintar yang masih fokus membaca novel nya.

Mengangguk sekilas, Taufan langsung mengambil tempat duduk disebelah kakaknya.
Ia lantas mengambil remot dan menyalahkan TV.

"Berisik fan" ketus halilintar.
Hei.... Dia duluan yang ada disini, jadi setidaknya Taufan tidak menganggu nya.

"Taknak
Acara yang ufan nak tengok udah mulai" ucap Taufan tak berniat mengalah.

"Berisik" ketus halilintar, ketenangan nya telah direnggut seenaknya oleh adik yang terkenal paling jahil ini.

"Kak hali tinggal pindah aja kok susah amat" sewot Taufan, ia sudah memeluk bantal sofa serta tertawa saat adegan komedi pada acara yang ia tonton telah muncul.

"Ck... Apa bagus nya menonton hal yang aneh seperti itu"

"Apa bagus nya membaca novel yang membosankan setiap saat"

Oke.... Perempatan imajiner sudah terlihat jelas di kening halilintar, ingin rasanya ia membanting adik tersayang nya ini.



Tersayang?

Tentu saja, entah sejak kapan halilintar mulai merasakan sesuatu yang hangat saat berada di dekat adiknya ini.
Ia berpikir dirinya telah menjadi gila.

Hei.... Jelas-jelas adiknya ini yang paling meresahkan, selalu membuat nya naik pitam. Tapi..... Kenapa hanya kepada Taufan halilintar merasakan kenyamanan?

Ingin rasanya halilintar mengubur Taufan hidup-hidup agar tak pernah menganggu pikiran nya lagi.

Memutuskan untuk bersabar, akhirnya halilintar mengambil dan memakai headsetnya lalu kembali fokus membaca novel, sesekali ia akan melirik kearah adiknya yang menggemaskan.

Oh... Seperti nya halilintar memang sedang sakit saat ini, sekarang ia sedang asyik menatap sang adik. Seorang halilintar telah mengabaikan novel kesukaan nya dan memilih memandang adiknya.

Taufan yang merasa ditatap seseorang langsung menengok sang kakak, ia terkejut kakaknya terus menatap nya seperti itu.

"K-kak hali?" entah kenapa Taufan jadi gugup.

Halilintar tiba-tiba mendekatkan dirinya ke tubuh Taufan, membuat Taufan memundurkan tubuh nya.

"H-hali..? " cicit Taufan yang kini telah terpojok, matanya bergerak-gerak cemas sambil memikirkan harus bagaimana saat ini, otaknya mengirimkan sinyal tanda bahaya, dirinya harus segera kabur dari situasi itu. Namun ototnya sama sekali tak bisa ia gerakkan.
Saat merasakan tubuh hali yang sangat dekat, Taufan reflek menutup matanya erat, taufan dapat merasa hembusan hangat dari napas halilintar.

Namun tak lama kemudian ia merasakan halilintar telah menjauh dari tubuh nya, dengan pelan Taufan mulai membuka matanya kembali.

"Ada benang di rambutmu" ucap hali yang menunjukkan sehelai benang.

Taufan yang paham mukanya langsung memerah, ia sudah berpikir hal yang tidak-tidak tadinya.

Merasa malu Taufan segera berdiri dan memutuskan untuk ke kamarnya daripada harus berduaan dengan hali di ruang tamu.

Usai kepergian Taufan halilintar langsung menurunkan lidah topinya, sama seperti Taufan halilintar merasa malu, mukanya sudah sangat merah bak tomat matang.

Bisa-bisanya tadi ia ingin mencium adiknya.

'AKU SUDAH GILAAAA'















Yup.... Halilintar telah menjadi gila karena mencintai salah satu adiknya 🤝





















TBC
































Yo kalian semuanya~

Pa kabar?
Semoga baik² saja yah!

Oh ya.... Ada yang familiar dengan adegan di chapter ini?
Readers lama arfi pasti akan langsung mengetahuinya!

Oh ya, alasan kenapa arfi membuat book ini adalah

Untuk mengobati rasa rindu kalian dengan tulisan arfi, itung² nostalgia dengan book yang udh arfi tiadakan :v

Tenang aja kok
Book ini hanya khusus cerita halitau (karena saiya penganut setia halitau)

Book ini akan up sesuai mood arfi, masalah alur juga acak.

Bisa dibilang oneshot tapi bukan juga :v

Intinya jangan pusing dengan alur yang sangat acak okay!

Maaf arfi malah membiarkan book arfi terlantar (-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)

Sesegera mungkin arfi akan up lagi!
Arfi saat ini sedang membenahi alur untuk cerita forever bound with you.
Semoga cepet kelar yak!

Yang masih arfi bingungkan itu.... Adegan geludnya hali sama maripos

Hahh.... Arfi g pintar membuat adegan pertarungan, jd maaf yah klo feel nya nanti kurang kerasa.

Makasih juga bagi pembaca setia arfi
Tanpa kalian mungkin tuh book udah bener² terlantar.... Mungkin bisa jd udh end karena arfi tak sanggup untuk melanjutkan nya.

Tapi arfi g mau seperti itu!
Rasanya seperti ada yang mengganjal, jadi walaupun lama (maaf) arfi akan tetap up kok!

Hehe.... Makasih sekali lagi untuk yang masih setia menunggu kelanjutan ceritanya~

Arfi sayang kalian semuanya~

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ
_18.30_

 ✧༺Halitau༻✧ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang