BRAKKKK
"*NYNG" maripos yang sedang membawa secangkir air hangat terkejut begitu pintu rumahnya didobrak hingga engselnya lepas oleh sosok jelmaan gledek , untung saja cangkir yang ia bawa tak pecah kalau iya bisa dipastikan hidupnya akan berakhir di tangan bunda tercinta. "Lu ngapain njr, pintu rumah orang lu ancurin seenaknya"
"Mana taufan!?" tanya halilintar penuh penekanan, ia mengabaikan fakta bahwa dirinya telah berbuat tak sopan, apalagi sampai pintu rumah orang lain ia rusak.
"Heh.... Lu bener-bener ye" kesal maripos, ia segera meletakkan cangkirnya diatas meja dan mendekati halilintar. " ga pernah diajarin sopan santun? Pantes taufan sering kesal denganmu "
Entah mengapa maripos mengkompori halilintar yang saat ini sedang dikuasai oleh emosi, mungkin dirinya kesal karena sudah ditolak oleh taufan. Kenapa taufan bisa suka sama lelaki macam. Halilintar sih, lebih baik dirinya yang lembut nan pengertian.
Halilintar mencengkram kerah maripos dengan kuat, jangan lupakan manik merah ruby nya yang menyala menandakan akan kemarahan nya yang memuncak.
"Serangga kek lu gosah ngurusin urusan percintaan kami, cepat kasih tau dimana taufan atau lu akan tau akibatnya" ancam halilintar, jangan lupakan tangannya yang mencengkram kerah maripos sudah memunculkan percikan listrik siap untuk menghanguskan target.
"Heh... Buat apa gua ngasih tau? Taufan lebih baik bersama denganku yang lebih bisa menahan emosi" geram maripos, ia sudah siap untuk menyerang sosok didepannya ini.
Hawa mencekam menyelimuti keduanya, keduanya sudah seperti hewan buas yang akan segera menerkam mangsanya.
Maripos segera mengubah wujudnya menjadi kupu-kupu berwarna biru, ia lantas kembali menunjukkan tubuhnya dengan tangannya yang telah menggenggam sebuah tongkat yang ujung nya seperti kipas.
Tetakan halilintar
Jurus kipas libas
Kedua pemuda itu tersentak dan spontan menjatuhkan senjata masing-masing begitu mereka merasa kesusahan untuk bernapas, entah bagaimana caranya oksigen disekitar tidak mau berkompromi dengan keduanya.
"Ukh-.... " halilintar berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan pernapasannya.
"Ugh-..... B-bunda... M-maaf... " lirih maripos yang berusaha memohon kearah sang bunda yang entah sejak kapan sudah berada di ruang tamu.
"Mari~ sudah bunda katakan untuk tidak berkelahi didalam rumah bukan~" senyuman dari kuputeri membuat kedua pemuda itu bergidik ngeri.
'Lebih seram dari senyuman gempa'
"M-maaf.... M-mari ga akan ngulangin lagi.. " beberapa saat kemudian keduanya berhasil bernapas kembali.
"Berlutut" satu kata dari kuputeri mampu membuat kedua pemuda itu untuk duduk berlutut.
'Tunggu..... Ngapain aku ikutan? ' batin halilintar kebingungan akan apa yang ia lakukan saat ini.
"Jadi.... Ada yang ingin menjelaskan apa yang terjadi? " senyuman lembut tak pernah luntur dari wajah kuputeri, namun senyuman itu juga yang nampak sangat mengerikan untuk kedua pemuda itu.
______________________________________
"Bunda.... Ufan mau pulang dul.... Lho... Kok ada hali disini? " taufan yang baru saja menuruni tangga kebingungan begitu melihat halilintar yang duduk berlutut didepan pintu utama.
"Ah.... Taufan sudah lebih baik? " kuputeri segera mendekati tubuh mungil itu.
"Hehe.... Iya! " tanpa ragu taufan memeluk sosok wanita didepannya. " terimakasih udah mau merawat ufan, teh buatan bunda juga enak! "
KAMU SEDANG MEMBACA
✧༺Halitau༻✧ [END]
Romancehanya menceritakan kisah dua saudara yang berbeda sifat namun saling menyayangi. tanpa mereka berdua sadari kasih sayang itu telah berubah menjadi rasa yang lebih dalam nan kuat. tentu banyak hal yang akan mereka hadapi, tak sedikit gangguan yang...