Penolakan?

2.9K 143 174
                                    

Ada adegan 🍋nya
Yang masih dibawah umur jangan baca, awas aja klo tetep baca 

##################















Perpustakaan merupakan tempat penuh energi yang memicu berbagai imajinasi, tak jarang perpustakaan menjadi tempat yang diidamkan untuk terjadinya suatu adegan romantis.

Walaupun adegan romantis di perpustakaan termasuk adegan yang klasik namun banyak orang yang masih menjadi peminat adegan itu.

Seorang pemuda bermanik zamrud sedang kesusahan untuk mengambil sebuah buku yang ingin ia baca, ia sudah berjinjit untuk menambah tingginya, namun tetap saja ia tak bisa meraih buku tersebut.

Tubuh pemuda itu tersentak begitu menyadari kehadiran sosok lain yang membantunya mengambilkan buku yang ingin ia baca, manik zamrudnya yang indah menatap manik silver yang nampak begitu mempesona.

Keduanya saling berpandangan, mereka merasa seperti ada magnet yang menarik atensi mereka berdua hingga melupakan waktu yang terus berjalan.

Semburat merah nampak pada kedua wajah pemuda itu, sepertinya mereka mulai tertarik satu sama lain. Pemuda yang lebih pendek segera tersadar akan hal yang ia lakukan, ia segera berpaling karena merasa malu.













"Hahh..... Ga mungkin adegan klasik kayak gini bakalan terjadi" gerutu thorn yang baru saja selesai membaca buku romantis hasil request dari kakak keduanya. "Emang bagus sih cerita ini, tapi tetep aja cara-caranya udah basi, ketinggalan jaman"

Thorn meregangkan tubuhnya karena merasa lelah, ia sampai lupa waktu karena terlalu asyik membaca buku tersebut.

"Emang lebih baik berdiskusi dengan kak ufan nanti" Thorn mulai merapikan buku-buku yang ada dimeja, ia tak sadar sudah meminjam begitu banyak buku.

Sudah beberapa bulan berlalu usai kejadian Thorn meminta bantuan solar untuk mendisain rumah pohon, tentu saja rumah pohon itu kini sudah jadi dan sudah mereka gunakan.

"WAHHH.... CAKEP BET RUMAH POHONNYA! " puji blaze dengan maniknya yang berbinar-binar, seluruh saudaranya hanya mengangguk karena terlalu kagum akan rumah pohon itu.

"Tentu saja bagus! Siapa dulu yang bikin " ucap solar mulai menyombongkan dirinya, ia bahkan mulai memperbaiki kacamatanya agar terlihat lebih keren.

"Dih... Dahal kau cuma modal gambar doang" cela blaze dengan mimik jijiknya, ia heran kenapa bisa punya adik tukang narsis.

"Heh! Gambar itu juga capek taok! Nyari referensi yang bagus itu susah!! " solar mulai kesal akan ejekan dari kakaknya yang terkenal paling nakal itu.

"Hilih..... Klo gambar doang aku juga bisa" blaze tak mau kalah, kan cuma gambar doang, tentu dirinya pasti bisa mengungguli si bungsu.

"Hoo.... Mau lomba gambar denganku kak blaze? Yang kalah harus mewujudkan keinginan pemenang"

"Oke! Siapa takut!? " blaze yang merasa terpancing langsung mengiyakan si bungsu, ia melupakan fakta bahwa skill menggambarnya persis seperti thorn.

"Fan jangan naik dulu!!! " teriak halilintar panik karena taufan sudah berlari menuju rumah pohon mereka yang baru.

"Ishhh.. Ufan kan pengen naikk, masak ga boleh? " ucap taufan dengan nada merajuk.

"Boleh, tapi pelan-pelan! Ingat ada baby.. -!? DAN JANGAN LANGSUNG LOMPAT OEY!? " halilintar hampir jantungan karena melihat taufan tanpa rasa bersalah langsung lompat naik keatas rumah pohon, padahal jarak rumah pohon dari tanah lumayan tinggi.

 ✧༺Halitau༻✧ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang