keegoisan

2.3K 153 114
                                    







Taufan benar-benar menguras habis kesabaran halilintar yang pada dasarnya sangat tipis, sudah seminggu sejak taufan pertama kalinya fusion, dan sejak itu pula hubungan mereka menjadi renggang.

Yah.... Bukan hanya halilintar saja sih yang merasakannya, solar yang awalnya berpikir berfusion dengan sang crush maka ia akan menjadi semakin dekat, nyatanya justru tak mendekatkan mereka.

Semua perhatian taufan kini tertuju pada sosok fusion baru itu, kemana-mana taufan pasti selalu mengajak sopan, bahkan taufan sampai tak mau melakukan suatu hal jika tak ada sopan.

Gentar yang beberapa hari lalu datang untuk menjemput sopan diusir dengan sadis oleh taufan, taufan benar-benar tak ingin jauh dari sopan tanpa memperdulikan bagaimana pendapat sopan sedikitpun.

Sopan sendiri? Dia tak bisa menolak keinginan taufan, karena bagaimanapun ia mengetahui seberapa menderitanya taufan saat belum melakukan fusion, apalagi taufan sudah dikhianati oleh orang kesayangannya, jadi.... Bisa dipastikan sopan secara tak langsung membantu taufan dalam balas dendamnya. Namun hal itu juga menjadi bumerang baginya, ia sudah muak karena tak bisa melakukan hal-hal privasi nya dengan tenang.

Kemanapun sopan pergi pasti akan ada taufan yang membuntutinya.

'Aku lelah'

"Fan jangan egois" jengah halilintar, pasalnya ia sudah lelah untuk membujuk taufan bersekolah tanpa membawa sopan.

"Ga! Ga mau! Pokoknya ufan mao sekolah bareng sopan! " taufan mengeratkan pelukannya membuat sopan tak bisa bergerak sama sekali.

'Ah... Kenapa nasibku seperti ini... '

"Ayolah fan, sopan udah didaftarkan sekolah di kota hilir, tempatnya bukan di sini" halilintar berusaha mati-matian agar tak meledak saat ini juga.

"Tinggal pindah sekolah apa susahnya sih, duit ayah kan bejibun" taufan berucap sambil mempoutkan pipinya, kalau saja keadaan tak seperti ini mungkin kedua pipi taufan sudah menjadi incaran halilintar. "Klo butuh duit lagi tinggal minta ke uncle pian"

"Astaga fan.. " halilintar menepuk dahinya pelan. "Lupa apa kata-kata legend ayah? "

"Berdikari" lirih taufan, ia kesal karena halilintar sudah membahas kata lucknut itu.

"Nah... Kita tak bisa menyusahkan uncle pian terus-terusan kak upan, toh uncle dan ayah sedang sibuk sampai-sampai lupa untuk pulang" celetuk gempa yang berusaha melerai perdebatan kedua saudaranya itu.

"Tapi ufan mau sama sopan" mata taufan sudah berkaca-kaca siap untuk mengeluarkan liquid bening yang tersembunyi.

"Fan... Bukankah kita sudah membahas hal ini? Seluruh fusion kita akan tinggal di kota hilir tanpa terkecuali, itu berarti fusionmu juga harus seperti itu" geram halilintar, ia ingin langsung menarik kekasihnya agar tak terpaku pada fusionnya lagi.

"Hali ga tau gimana perasaan ku... " lirih taufan, dengan air mata yang berlinang ia segera lari dan membanting pintu kamarnya.

BRAKKK

"Hah..... " halilintar menghela napasnya kesal, apa bagusnya sih fusion itu?! Kenapa taufan sampai seperti ini?

Kalau taufan mau halilintar bisa memberinya sesuatu yang lebih berharga dari sekedar fusion.

#hayolo pada mikir apaan ʕ ꈍᴥꈍʔ


____________________________________





"Hahhh.... Sepi amat nih rumah" gerutu blaze yang sedari tadi berguling-guling dilantai kamarnya, ia benar-benar bosan karena diberi tugas oleh gempa untuk menjaga taufan yang sedang dalam fase ngambeknya.

 ✧༺Halitau༻✧ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang