Planet baraju?

1.9K 120 24
                                    























Taufan memejamkan matanya sambil bersenandung pelan sekaligus merasakan semilir angin yang berhembus menggerakkan surainya, untung saja ia memilih meninggalkan topinya di kelas tadi sebelum berada di rooftop.

Samar- samar pemuda penyuka biru itu mendengar suara langkah kaki menginjak anak tangga, dan tak butuh waktu lama terdengarlah bunyi decitan pintu yang dibuka oleh seseorang.

"Ah.... Kupikir siapa" ucap seseorang yang baru menginjakkan kakinya di rooftop dan langsung disuguhi pemandangan taufan yang sedang menikmati semilir angin dengan cara duduk di pembatas pagar, pemuda itu cukup yakin taufan takkan melakukan hal-hal yang aneh. "Hai fan, baru ngadem ya"

Taufan terkekeh pelan mendengar sapaan teman barunya itu, ia tersenyum seperti biasanya saat sang teman bersandar di pembatas pagar.

"Yups! Sekalian mengerjakan pekerjaan yang diberikan gempa~" dengan lihainya taufan mengeluarkan buku note kecil dan menuliskan sesuatu didalamnya.

"Oh.... Kupikir kenapa... " pemuda itu terdiam sampai dirinya ingat sesuatu. "Eh?! Jangan tulis namaku fan! "

"Pfft-.... Ahahaha~ itu sudah terlambat maripos~ " taufan segera berdiri di pagar pembatas itu dan menjauh dari maripos.

"Ayolahhh.... Aku kemari cuma untuk menghirup udara segar aja fann" maripos berusaha membujuk taufan agar namanya tak ditulis di note legend itu.

Kenapa maripos seperti itu? Karena taufan adalah salah satu OSIS yang bertugas untuk mengawasi dan mencatat siapa saja murid yang membolos kelas, dengan kelihaian taufan dan kuasanya jelas itu pekerjaan mudah, apalagi taufan adalah orang yang gampang bergaul dengan siapapun, ia saja sudah mengenal seluruh orang disekolah ini, bahkan ia sudah hafal tempat mana saja yang cocok untuk dijadikan markas rahasia saat kabur.

Dan spot yang paling disukai taufan adalah rooftop, karena ia bisa melihat segalanya di atas sini sekaligus bisa merasakan semilir angin yang menenangkan jiwanya dari kestressan pelajaran.

"Ayolah fann... Please.... Kita kan teman"

Taufan terkekeh melihat ekspresi maripos, kan dirinya jadi ingin menjahili temannya itu.

Tiba-tiba saja ada akar yang menjulur dan terikat disamping taufan, setelahnya seorang pemuda penyuka tumbuhan muncul sambil berpegangan pada akar menjalar itu dengan kuat.

HUPH

"Astaga thorn.... Kakak jadi kaget" taufan hampir saja menjadi calon korban bunuh diri tanpa sadar karena terkejut dengan cara kedatangan sang adik yang tak normal, kan masih ada tangga.

"Ehehehe.... Maaf kak fan, biar cepet aja~" cengir thorn sambil terkekeh pelan. "Kakak dicari kak gempa barusan"

"Oh! Sudah waktunya yahhh" taufan menganggukkan kepalanya sekilas. "Oke! Aku pamit dulu mari~" dengan cepat taufan melompat dari pagar pembatas dan menggunakan angin yang telah ia kumpulkan menjadi tumpuan ke lantai bawah mereka.

"Wahh... Keren kakkk! " thorn menatap cara perginya sang kakak dengan mata berbinar-binar, ia berpikir untuk mengikuti cara sang kakak pergi lain kali, atau ia lakukan sekarang saja? :)

"OI FAN!!! NAMAKU OEYY! " teriak maripos frustasi, habis dia bakal dimarahin oleh sang bunda karena membolos kelas.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi kenapa adik temannya ini malah kemari? Apa dia juga membolos?

"Aku habis dari kamar mandi, byee" ucap thorn seakan mengerti arti tatapan yang maripos berikan, setelahnya thorn pergi dengan cara bergelantungan dengan akar seperti ia naik tadi.

 ✧༺Halitau༻✧ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang