Kesempatan

2K 156 239
                                    

Terlalu asyik nulis sampe ga sadar udah 3k lebih katanya (๑ↀᆺↀ๑)

Ada yang pengen ngeliat interaksi ayah anak? Nih arfi kasih UwU

Selamat membaca~
################################









1 bulan kemudian

Halilintar terbangun dari tidurnya, ia berdecak karena masih diberi kehidupan. Padahal dirinya sangat ingin mati saat ini juga.

Halilintar menatap datar pada isi kamarnya, dengan malas ia bangkit dan pergi menuju kamar mandi tanpa menyibak tirai kamarnya. Selama 4 tahun ini kamarnya selalu gelap gulita, kegelapan sudah seperti teman setianya.

Usai membersihkan diri ia menatap pada jam dinding, aneh.... Biasanya jam segini gempa sudah datang dan membawakan sarapan untuknya. Apakah adiknya itu sudah lelah mengurusinya? Baguslah kalau begitu, ia bisa mati kelaparan.

Tapi entah mengapa ia merasa harus segera turun ke bawah, dengan malas akhirnya halilintar memutuskan untuk menuju dapur sekedar untuk mengambil minum saja.

Begitu sampai di tangga ia mendengar suara TV menyala, pertanda masih ada orang disini. Halilintar segera mempercepat langkahnya dan menuju ruang keluarga.

"Hm? " halilintar tak menemukan satu orang pun kecuali sosok kecil yang asyik menatap TV, sesekali bocah itu menggumamkan ucapan yang diucapkan oleh kartun itu.

"Kemana yang lain? " tanya halilintar dengan nada datar.

Mendengar ada yang bersuara membuat tubuh bocah itu terkejut dan hampir terjatuh dari sofa, untuk bocah itu cepat memegang pegangan disofa itu.

Manik beda warna itu menatap kearah pria yang berbicara, tubuh kecil itu seketika menegang karenanya.

"Kenapa diam? Aku berbicara padamu" halilintar ingin membentak bocah itu, hanya saja ia malas mendengarkan ocehan dari adiknya.

"Umh.. Anu... Stolm nda tau... Waktu bangun udah nda ada ciapa-ciapa" jawab storm dengan kebingungan, ia sedari tadi sudah mencari seluruh pamannya ditempat-tempat yang biasanya selalu pamannya datangi, hanya saja tak ada seorangpun selain mereka berdua saat ini.

Halilintar nampak mengeram kesal, kemana perginya semua orang dan meninggalkan anak sekecil ini dirumah sendirian?

[Li... Kau sendiri udah ninggalin anakmu lho ಥ_ಥ, dasar tsundere]

"Ah.... Jangan-jangan dedek stolm mau lahil?? " ucap storm heboh, ia sudah menunggu-nunggu kapan paman blaze akan lahiran.

Halilintar mengangkat salah satu alisnya, dedek? Sejak kapan bocah itu punya adik?

'Oh... Si ayam itu tho.. " batin halilintar yang baru ingat kalau dua adiknya sudah mengandung.

"Berarti mereka di RS" gumam halilintar kesal, ia segera mengambil HP nya untuk mengecek apakah gempa memberinya pesan. "Ck... Ngapain pada ke RS semuanya" 

Storm menatap papanya dengan polos, ia mendekati sang papa dengan pelan. Sebenarnya ia ingin mengucapkan sesuatu, tapi karena papanya terlihat sibuk ia menunggu hingga papanya luang.

Halilintar menatap kebawah begitu mendengar suara perut yang begitu kencang, sosok bocah dibawahnya terlihat hanya memainkan ujung bajunya.

"Kau lapar bocah? " halilintar mengabaikan pertanyaannya yang aneh, sudah jelas ia mendengar suara tadi.

"Umh! Stolm beyum makan" ucap bocah itu dengan mimik memelasnya.

"Ck- nyusahin" halilintar segera menuju dapur dan mengecek ada bahan apa saja disana, walaupun ia sebenarnya tak bisa memasak. "Njr... Ga ada apa-apa, bahkan mie ga ada. Asem kau gem"

 ✧༺Halitau༻✧ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang