Hari ini hasil ujian minggu lalu sudah keluar, Dita merasa takut tidak bisa mencapai target yang dia inginkan, entah kemana perginya rasa percaya diri yang sudah dia tanam.
Ujian kali ini masih tengah semester jadi tidak ada pembagian rapor, hasil nilainya bisa Dita lihat di mading kelas. Dita berjalan ragu mendekat ke kerumunan teman satu kelasnya itu, kenapa jadi takut sendiri, takut usahanya sia-sia.
"Lihat aku peringkat tiga wleeee, kamu harus mentraktirku, sudah janji."
"Zuu, kamu pasti nyontek." Haechan tidak terima posisinya tergeser ke peringkat empat.
"Enak saja aku rajin belajar, mencontek bukan prinsipku."
Celotehan Haechan dan Zuu tidak membuat Dita bergeming dari tempatnya.
"Kenapa kalian berdua senang sekali nangkring di peringkat satu dan dua sih nggak mau gantian, aku saja bosan di peringkat delapan, jadi aku turun ke peringkat sepuluh." Celoteh Jungwoo hanya di tanggapi kekehan dari Taeyong dan Doyoung
"Dita, lihat kamu dapat peringkat berapa." Taeyong terlihat antusias ingin memberitahu Dita.
"Berapa 20 atau 25?" jawab Dita asal, dia sungguh ragu bisa masuk sepuluh besar, otaknya memang pas-pasan.
"Lihat dulu." Menarik paksa tangan Dita
Dita fokus dengan namanya lalu menggeser telunjuknya mengurutkan kolom, tepat di ujung tertulis angka delapan. Dita sampai membulatkan matanya tidak percaya.
"Kamu dapat 8, itu sudah bagus, pertahankan kalau bisa tingkatkan," ucap Taeyong di sebelahnya.
Masih dengan wajah tidak percayanya, Dita menatap Taeyong sambil terus diam tentu Taeyong jadi bingung. Sebegitu syoknya kah?
"Kenap__" kalimat Taeyong karena Dita tiba-tiba memeluknya.
"Huuaaaa bunda, aku berhasil. Terima kasih Taeyong, terima kasih." Dita sungguh merasa senang. Dita sedikit melonggarkan pelukannya menatap Taeyong dengan berbinar dan senyum penuh.
Tolong Taeyong!! Dia tidak bisa melihat Dita yang seperti ini. Ini terlalu menggemaskan, tangannya sampai gatal mencubit pipi Dita yang agak chubby.
"Sama-sama," ucap Taeyong sambil tersenyum.
"Ekhhmm,,, ekhhmm,,,," Jungwoo melihat itu sengaja berdehem.
"Uhukkk,,,,uhukkk,,,," Haechan ikutan iseng.
"Pemandangan yang bagus," gumam Doyoung sambil menyenderkan tangannya di pundak Jungwoo.
"Abadikan momen langka ini." Jiiny mempotret tidak mau menyia-nyiakan momen langka
Zuu dan Soodam hanya tertawa dengan kelakuan Jinny, sadar situasi Dita segera melepas pelukannya. Sekarang suasana di antara mereka berubah jadi sedikit canggung.
"Maaf, reflek." Dita menunjukkan salam dua jarinya sambil tersenyum canggung.
"Ngapain minta maaf Dit, Taeyong senang kok di peluk. Tuh lihat senyam-senyum, kan?" Ledek Doyoung
Hal itu sukses membuat yang lain tertawa, membuat Taeyong malu dan salah tingkah sendiri.
"Nggak ada yang lucu, ayo ke kantin aku traktir," ucap Taeyong berjalan meninggalkan yang lain
"Serius nggak?!" seru Haechan
"Serius!!" kata Taeyong tanpa menoleh ke belakang
"Let's go! kita makan-makan." Jinny terlihat amat riang
"Banyak traktiran hari ini, rezeki anak baik," ucap Zuu kesenangan
Saat melewati kelas sebelah, Dita tidak sengaja bersitatap dengan Belinda. Pasti rivalnya itu melihat waktu dirinya memeluk Taeyong, lihat saja wajahnya sekarang menatap Dita penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...