Kondisi sekolah sudah mulai sepi karena jam sekolah sudah usai, Feli melangkahkan kaki menuju gedung olahraga karena dia ada latihan renang untuk olimpiade beberapa hari lagi
Sampai di sana ternyata sudah ada pak Albert yang menunggu, dengan raut sedikit tidak suka memerintah Feli agar cepat berganti pakaian renang, Feli hanya menurut dia merasa salah karena tadi tidak langsung datang, padahal sudah di peringati
"Habis dari toilet pak, perut aku bermasalah, maaf jadi terlambat."
"Alasan terus kamu, sudah mulai pemanasannya."
Tidak mau menambah emosi pak Albert Feli memulai pemanasannya lalu sesi latihan di mulai
Feli merasa mood pak Albert kurang baik hari ini, terlalu banyak mengeluarkan emosi sejak tadi, Feli mencoba memaklumi mungkin pak Albert sedang ada masalah pribadi di tambah tadi dia terlambat lima menit
"Kamu ini bagaimana lihat waktunya, kalau seperti ini mana mungkin sekolah kita bisa menang." Feli mulai merasa tidak nyaman dengan sikap pak Albert
"Maaf pak, aku akan memperbaiki waktunya."
Kembali memulai sesi latihan, Feli dengan kekuatan yang tersisa mengusahakan bisa mempercepat gerakannya agar mendapatkan waktu yang bagus tapi nyatanya itu tidak berhasil banyak hanya mengurangi beberapa detik, membuatnya harus menerima omelan, dia berdecak sendiri karena mulai lelah dan jengah dengan sikap pak Albert yang tidak seperti biasanya
"Pak boleh istirahat sebentar, saya lelah."
"Baru juga sebentar."
Feli menatap gurunya tidak percaya, sebentar katanya, dia sudah latihan dua jam tanpa istirahat
"Kamu tidak boleh gagal besok, karena itu kamu harus latihan keras Feli."
"Tapi saya lelah pak, saya minta istirahat sebentar."
"Tidak ada, nanti kalau sekolah kita kalah saya yang menanggung malu mau kamu."
"Tapi,,,"
"Tidak ya tidak Feli, kamu mau saya hukum karena membantah?"
"Tidak pak, maaf."
Latihan tanpa jeda dan istirahat, bukan ini yang Feli inginkan, cidera di kakinya belum sembuh sepenuhnya dia pikir pak Albert akan mengerti tapi ternyata tidak, malah dirinya terus di tekan
Saat berada di tengah kolam kakinya yang mengalami cidera terasa sakit seperti di hantam batu besar, lalu kaki satunya juga kram dia kehilangan keseimbangan tubuhnya
"Tolong,,,," Feli mencoba melambai meminta tolong pada gurunya, tapi apa reaksinya
Pak Albert diam dan menonton saja
"Jangan alasan kamu Feli, sudah malas latihan, mau pura-pura tenggelam biar bisa pulang?"
Feli yang tidak kuat lagi nahan nafas membuat air berkaporit itu masuk ke dalam pencernaannya, rasa sakit yang begitu hebat di kakinya menambah penderitaannya saat ini, dia sangat membutuhkan pertolongan saat ini tapi orang di tepi sana tidak memberikan reaksi berlebihan tetap santai di posisinya, sampai akhirnya Feli mulai kehilangan kesadaran saat sesak di dada melanda dengan hebat
Kesadarannya sudah tertelan kegelapan, saat sudah tidak ada reaksi dari Feli, pak Albert mulai sedikit menunjukkan ekspresi
"Feli,,,"
"Jangan main-main kamu."
"Feli,,,"
Mulai menunjukkan wajah paniknya, pak Albert menceburkan diri ke kolam renang menghampiri siswinya yang sudah tidak sadarkan diri di tengah kolam
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...