Benang kusut sudah terurai, mereka sudah tahu titik masalah dari semua kejadian yang menyebabkan kematian beberapa siswa di tempat mereka menuntut ilmu
Satu hal yang sedang mereka bingungkan, bagaimana cara memberitahu pihak sekolah tentang mayat yang terkubur di bawah lantai kolam renang, bagaimana caranya agar ucapan mereka di percaya dan mau membongkar kolam itu
"Berita ini cuma akan di anggap omong kosong, aku yakin."
Semuanya mengangguk mendengar ucapan Dita, merekapun berpikiran sama
"Kita coba mendesak guru dan kepala sekolah agar percaya." Jinny mengusulkan
Memang itu satu-satunya cara, mereka tidak mungkin bertindak sendiri, ini menyangkut kematian seseorang tentu harus ada pihak penting
"Kalian dengar ramai-ramai?" Tanya Doyoung
"Dengar, ayo pergi kita lihat."
Haechan memimpin di depan dengan Jungwoo baru di ikuti yang lain
Gerimis itu yang mereka lihat saat keluar gedung, Dita langsung mematung di depan pintu hingga dirinya sedikit tertinggal, dia berdiri seperti orang bingung, lalu tanpa aba-aba berlari menerobos teman-temannya yang sudah jalan di depannya
"Dita,,,kenapa dia." Zuu kaget dengan tindakan Dita mendorongnya ke pinggir untuk memberi jalan
"Jessica, jangan-jangan,,,," soodam menggantungkan kalimatnya lalu berlari menyusul Dita
"Heh,,ada apa sama mereka."
Makin di buat bingung akhirnya mereka semua menyusul berlari menuju keramaian
Saat sudah sampai mereka ikut mendongakkan kepala ke mana arah orang-orang melihat, mereka terkejut Jessica sudah berdiri di tepi rooftop
Jessica, itu yang orang lain lihat berbeda dengan Doyoung, yang dia lihat sekarang bukanlah Jessica melainkan Feli, kakak kelasnya yang sudah meninggal itu yang merasuki Jessica, alasannya tidak berbeda dengan Hana
Doyoung langsung berlari sekuat tenaga menuju rooftop tapi sampai di sana dia kembali terkejut sudah ada Zelyn dan Dita yang berdiri membatu di depan pintu, pantas tadi Dita tidak ada di bawah
"Aku mohon jangan bunuh dia!!" Teriak Zely
"Kenapa, karena Jessica saudaramu, dia pantas mati, saudaramu ini nggak jauh beda sama kamu, jahat."
"Aku minta maaf kak Feli."
Dita maupun Doyoung masih mencerna ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Zelyn dan Jessica, tidak bukan Jessica tapi Feli yang bicara saat ini, Jessica hanyalah perantara
Jessica mundur selangkah membuat Zelyn kembali berteriak mengulangi kalimat yang sama, maaf
"Kamu melihatku tapi kamu pura-pura nggak tahu, aku memohon supaya membantuku tapi apa, kamu anggap aku angin yang nggak terlihat padahal kamu lihat, andai saja kamu mau membantuku aku nggak akan terjebak di sana sampai saat ini dan ibuku nggak akan gila." Meneriakkan kata gila dengan keras tapi bukan marah, itu hanya bentuk emosional yang mewakili kesedihan
"Aku minta maaf kak Feli." Maaf terus terucap dari mulut Zelyn
"Maaf nggak membuat ibuku sembuh."
Air mata bercucuran membentuk anak sungai di wajah Jessica, itu tandanya Feli menangis
Doyoung dan Dita yang datang ke sana untuk membujuk Feli agar tidak membunuh malah di kejutkan kebenaran baru, Zelyn bisa melihat sesuatu yang kasat mata seperti Doyoung
"Aku punya alasan kak, pertama mana mungkin ada yang percaya sama aku karena pak Albert sudah meninggal di hari yang sama sepertimu, ke dua bisa saja aku yang di tuduh balik karena nggak ada bukti apapun aku takut kak, ketiga mungkin aku salah besar di sini kalau berpikir lebih baik orang tua kakak tahunya kakak hilang bukan mati." Tidak kalah sedihnya Zelyn juga menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...