Dita masih setia duduk di balkon kamarnya, di temani sang rembulan yang bersinar terang diiringi para bintangnya
Angin malam yang dingin mulai menusuk ke pori-pori kulit, tapi tidak sedikitpun membuatnya beranjak
Kotak musik masih setia menemani dengan memutarkan musik klasik kesukaannya, tenang, damai itu yang Dita rasakan
Di sudut pemikirannya, dia memikirkan tentang hidupnya, tentang lukanya, semuanya, dia mencoba memahami apa-apa yang perlu di syukuri hingga sekarang, dia tidak akan lagi mengeluh, dia akan mencoba membiarkan semuanya berjalan sesuai takdir
Perihal tentang mimpinya, Dita harap itu juga segera usai, dia cukup lelah, dia hanya ingin tidur nyenyak, dia bahkan tidak menginginkan mimpi indah masuk dalam tidurnya, cukup tidur dengan nyaman tanpa bayangan ketakutan, tanpa mimpi yang membuat kepalanya sakit karena berputar seperti radio rusak
Tak apa ingatannya yang hilang tidak bisa kembali, Dita sudah merelakan itu, mulai sekarang dia akan mengingat dengan baik semua yang terjadi sebagai cerita baru, lembaran baru
Tangannya terangkat saat dering ponselnya berbunyi, seutas senyum terbit di bibir mungilnya
"Nggak bisa tidur?" Suara dari balik ponsel, setelah dirinya mengangkat panggilan
"Dasar cenayang kamu, Tae." Ucap Dita, seseorang di sana terkekeh
"Masuk sekarang nanti masuk angin kelamaan di luar, aku nggak bisa jenguk soalnya kalau kamu sakit."
Terdengar nada khawatir di seberang sana
"Kapan pulang, maksudnya ke Indonesia lagi?" Kembali menanyakan hal yang sama
"Dekat-dekat UN Dita, sudah bilang kemarin juga, kangen banget kayaknya sama aku tanya terus." Kembali dengan ledekannya
"Nggak." Jawab Dita cepat dengan nada ketus
"Yah ngambek, iya iya aku cepetin pulangnya." Bujuk Taeyong
"Pakai kekuatan teleportasi saja bisa nggak sih, biar sampai sekarang juga?" Permintaan Dita membuat Taeyong kembali tertawa, mana bisa dia begitu
Sekarang mereka sedang dalam hubungan jarak jauh karena Taeyong harus kembali ke Korea dari satu bulan lalu, dia kembali ke Korea karena Tante Emely sakit, sakit apa tapi Dita tidak tahu karena Taeyong belum mau cerita
Yang paling menambah kesedihan Dita adalah, Taeyong memutuskan untuk kembali menetap di Korea setelah kelulusan dan berkuliah di sana, hubungan mereka akan kembali berjarak, Dita tidak tahu kedepannya akan bagaimana, dia sendiri bahkan ingin kuliah ke New York, di salah satu kampus yang di dambakannya, dia tambah pusing saja
"Ternyata jadi dewasa itu rumit." Terdengar helaan dari mulut Dita sebelum akhirnya mencoba memejamkan mata
Dita menuruti perintah Taeyong untuk segera masuk dan tidur, mengingat besok juga sekolah, Dita akhirnya menurut
Pagi menyongsong, surya merayap naik di birunya langit memberikan kehangatan di pagi ini, tepat pukul 06:45. Dita sudah memasuki kelasnya yang sekarang adalah kelas 12 IPA. 1
Ternyata waktu cepat sekali berlalu, sebentar lagi dia akan meninggalkan sekolah ini, sekolah yang menyimpan banyak kenangan, baik itu yang menyenangkan ataupun yang buruk sekaligus
"Yang wajahnya lesu karena masih harus LDR an, padahal besok ulang tahun." Jinny memasuki kelas di susul Soodam dan Zuu
"Semangat dong, kita rayain sama-sama, oke." Soodam menyemangati
"Kenapa bilang kalau mau ngerayain, harusnya diam-diam, biar seperti kejutan, nggak asik kalian." Sahut dita
Serba salah sudah kalau mood sedang tidak bagus
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...