Dita dan Jhonny memasuki area pemakaman dengan Johnny yang memimpin jalan di depan, Dita mengekor di belakang membawa keranjang bunga
Tak lama langkah mereka berhenti di depan nisan bertuliskan Devani Anggraeni yang meninggal pada 18 September 2000, inilah makam Deva teman dekat Dita yang hilang dari ingatan
Bunga mulai di tabur oleh Dita sambil jongkok, air mata sudah menggenang siap meluncur bebas, walaupun tak ingat sosok Devani tetapi Dita merasa dekat, rasa sedih di hatinya tidak bisa terelakkan
"Apa kabar Deva, maaf aku baru datang." Menatap sendu batu nisan di depannya
Sesaat hening, Dita tidak mengucapkan apapun lagi
"Aku memang teman yang buruk, bagaimana bisa aku lupa sama kamu." Dita mulai terisak
Johnny mengusap punggung Dita tapi tetap dengan bungkamnya, membiarkan Dita mengeluarkan semua kesedihannya agar lega
Setelah lebih tenang, Dita mulai bercerita tentang kehidupannya yang sekarang, tentang sekolah, teman, dan keseruan lainnya, Dita bercerita banyak hal walaupun dengan air mata yang menggenang sampai lelah
"Aku harus pulang, aku janji akan sering datang ke sini." Katanya sambil menghapusi bekas anak sungai di wajahnya sendiri
Setelah berpamitan Dita bangkit lalu berjalan keluar dari area pemakaman, mereka langsung pulang karena hari sudah sore, sepanjang jalan Dita bungkam sambil melihat ke luar jendela menatap senja yang indah, Dita juga lebih tertarik dengan lalu-lalang kendaraan di jalan dari pada mengobrol, mereka sampai di rumah tanpa ada obrolan sedikitpun di dalam mobil
Hatinya sudah jauh lebih tenang dari hari kemarin walaupun memang masih ada sisa rasa sedih, fakta-fakta tentang dirinya yang terlupakan mulai bermunculan ke permukaan, mungkin saja kedepannya akan ada lebih banyak entah itu fakta yang mengejutkan atau bahkan sangat mengejutkan, yang membuatnya senang atau justru sebaliknya
Dita menginginkan ingatannya yang dulu kembali tapi faktanya itu tidak bisa, Dita membenci setiap kali dirinya merasa familiar dengan seseorang atau sedang dalam situasi tertentu, karena disitulah dia merasa jadi orang bodoh yang tidak tahu apapun
Kicauan burung menyambut matahari terbit dengan gembira, semua orang mengharapkan hari ini terjadi hal baik pada mereka, begitupun dengan Dita yang menginginkan hari ini ada hal-hal baik yang menghampirinya
"Kita berangkat sama-sama, ayah yang antar Dita."
"Tumben, berarti aku harus kasih tahu Taeyong." Akan mengambil ponselnya
"Nggak perlu kakak sudah kasih tahu Taeyong, dia juga nggak berangkat ada urusan keluarga, liburan keluarga maksudnya, dia izin sampai minggu depan katanya." Kata Jhonny
Dita sedikit terkejut, pasalnya Taeyong tidak memberitahu apapun apalagi tentang liburan keluarga, dan tunggu ada rasa sedih di hatinya kalau dia tidak akan melihat Taeyong sampai minggu depan
Sebenarnya mereka bisa berkomunikasi lewat ponsel, tapi kembali lagi kalau Dita bukan tipe orang yang akan menghubungi seseorang kalau bukan karena dia sangat butuh alias gengsi
Langkahnya lunglai saat memasuki kelas, entah kenapa dia kehilangan semangatnya sampai membuat teman yang lain heran
"Dita adalah aku kalau tahu crushku nggak berangkat sekolah." Celetuk Jinny yang melihat Dita pagi-pagi sudah meletakkan kepalanya di meja tak bersemangat
"Sudah Dit, Taeyong cuma liburan dua minggu." Ucap Doyoung
Cuma dua Minggu katanya, itu sama artinya dengan empat belas hari atau setengah bulan jelas itu lama bagi Dita
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...