"Siang om." Haechan menyapa seorang laki-laki yang baru datang, orang ini adalah ayah Feli
Vidhi mendapatkan panggilan dari pihak sekolah mengenai berita adanya mayat yang terkubur di bawah lantai kolam renang yang di duga adalah putrinya
Betapa hancur hati Vidhi mendengar kabar ini, selama ini dia memang berusaha ikhlas dengan hilangnya anak satu-satunya itu, tetapi terkadang dia juga mengharapkan anaknya kembali
Kabar di temukannya Feli dalam kondisi seperti ini membuatnya semakin hancur, dia merasa gagal menjadi seorang ayah, gagal melindungi putri semata wayangnya dari bahaya, gagal dalam segalanya
Dunianya tidak lagi baik-baik saja semenjak putrinya tidak pernah pulang ke rumah tanpa ada kabar
"Om kak Feli ada di sini, dia bilang om jangan sedih dia nggak mau lihat om menangis." Doyoung mengatakan itu di depan Vidhi dengan setenang mungkin sambil mengulas senyum
Bukan berhenti menangis malah semakin jadi, tidak ada isakan yang keluar Vidhi menutup wajah rapat-rapat dengan tangannya, tubuh laki-laki itu gemetar hebat
Haechan mengusap punggung ayah Feli yang duduk di samping untuk memenangkan walaupun itu tidak berhasil, guru yang di tugaskan untuk menjadi saksi di sana ikut merasa hancur melihat Vidhi yang terlihat tidak punya kekuatan barang sedikitpun untuk bersuara
Proses pembongkaran di mulai setelah pengeringan air kolam selesai, hanya bagian tengah kolam yang di bongkar
Keramik-keramik itu sudah terlepas dari tempatnya, tanah mulai di gali dalam dan semakin dalam oleh petugas dari kepolisian
Hawa dingin menyeruak mendominasi atmosfer di sana, tidak hanya menusuk kulit tapi hati seorang ayah yang terduduk lemas di sana
"Lapor, mayat sudah di temukan."
Bisa di lihat dua orang guru di sana saling tatap tidak percaya, mereka pada awalnya memang meragukan kebenaran ini dan pada akhirnya inilah kebenarannya, ucapan beberapa murid yang mendesak untuk melakukan pembongkaran benar adanya dan bagaimana sekolah tidak mengetahui ini sama sekali
Doyoung mengaggukkan kepala pada seseorang tak kasat mata di seberang yang tersenyum padanya
Tubuh Feli yang sudah mulai mengalami kerusakan perlahan benar-benar terlihat tidak tertimbun lagi oleh tanah, petugas mengangkat mayat itu dan memasukkannya ke dalam kantong jenazah yang di siapkan
Vidhi meminta untuk melihat mayat yang di duga putrinya, dia berpikir bisa saja itu bukanlah putrinya tetapi murid lain, tapi kenyataan memang menyakitkan, dia melihat cincin yang masih bertengger di jari mayat itu, nafasnya benar-benar tercekat dia seperti merasa kekurangan oksigen di ruangan seluas ini
Cincin itu adalah hadiah ulang tahun putrinya yang ke tujuh belas darinya, tentu dia sangat mengenali itu, dunia benar-benar gelap hari ini untuknya hatinya remuk dia ingin mengatakan tidak tapi dunia punya kenyataan, kenyataan yang pahit untuknya
"Kami akan melakukan tindakan otopsi, silahkan pihak keluarga ikut dengan kami ke rumah sakit."
Petugas kepolisian satu-persatu keluar dari gedung di ikuti oleh ayah Feli setelah mengucapkan terimakasih pada pihak sekolah, mayat kak Feli di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan otopsi
Haechan dan Doyoung di minta kembali ke kelas, mereka tidak akan dilibatkan lagi untuk urusan selanjutnya, semuanya dari pihak sekolah yang akan turun tangan
Doyoung menginjakkan kaki di rooftop dengan satu orang yaitu Zelyn, mereka berada di sini untuk memenuhi keinginan kakak kelasnya itu
"Terimakasih sudah membantuku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...