Malam ini sangat cerah, banyak bintang muncul berhamburan di langit, bulan yang hampir bulat sempurna ikut meramaikan malam dan menambah keindahan langit
Udara yang sejuk menelusup masuk ke dalam paru-paru membawa oksigen untuk bertukar dengan karbondioksida
Bagi sebagian orang mungkin malam ini membawa keceriaan, tapi nyatanya ada satu orang yang sedang merenung sendirian menatap langit tanpa ada keceriaan di wajahnya
Dua buku novel tertumpuk tak terbaca di meja, Dita tidak lagi berminat melanjutkan bacaannya dia lebih tertarik memandang langit sambil mendengarkan musik lewat earphonenya, jujur saja dia tidak fokus dengan musiknya karena kepalanya sedang fokus memikirkan suatu hal
"Wahh, pantas saja nggak dengar aku panggil-panggil." Johnny berkacak pinggang di depan pintu balkon kamar
Melihat Dita yang melamun dan nampak sedih Johnny tidak jadi ingin marah, dia ikut duduk di samping Dita
Dita yang tersadar akhirnya melepas earphonenya lalu bertanya kenapa kakaknya tiba-tiba datang
"Makan dulu yuk." Ajak Jhonny
"Aku nggak lapar, kakak saja sana."
"Kamu mikirin apa sih, habis jalan-jalan biasanya jadi happy ini kok sebaliknya, ada apa?" Dita terlihat banyak diam sejak siang setelah pulang main dengan Jinny Soodam dan Zuu
Dita menggeleng, Johnny tidak mau memaksa kalau memang Dita tidak mau cerita akhirnya dia memilih pergi, tapi tidak lama Johnny kembali dengan satu porsi nasi goreng seafood dengan dua gelas teh dingin
"Makanan kesukaan kamu, yakin nggak mau makan?" Tanya Johnny lalu menyuap nasi goreng itu ke mulutnya sendiri
Jujur Dita lapar sebenarnya, tapi ada sesuatu yang menggangu pikirannya sampai membuat moodnya tidak baik dan malas makan, sampai Johnny menyodorkan satu sendok nasi goreng di depannya, Dita mau melahapnya juga pada akhirnya, makanan kesukaannya ini terlalu sia-sia kalau dilewatkan
"Pergi ke mana tadi waktu jalan-jalan sama teman kamu?"
"Ke pantai, terus ke mall sekalian ke toko buku juga beli itu." Tunjuknya pada dua buku novel barunya yang tergeletak
Johnny mengangguk, dia sedikit-sedikit mencari tahu penyebab adiknya nampak sedih dengan bertanya kegiatan saat Dita keluar, tapi sayang dia tidak menemukan penyebabnya
Johnny kembali setelah menaruh piring dan gelas kosong ke dapur, dia kembali dengan selimut ditangannya lalu di pakaikan pada adiknya, dia tidak mau Dita masuk angin karena keras kepala adiknya itu belum mau masuk, padahal udara malam semakin dingin
"Kak, tadi waktu di mall aku bertemu sama ibu-ibu yang mengaku kalau dia mamanya Deva teman aku, dia sampai peluk aku terus dia bilang jadi rindu sama anaknya yang sudah meninggal, dia rindu aku main ke rumahnya juga, katanya dulu aku sering ke sana." Lalu kembali diam
Dita tidak mengalihkan pandangannya pada langit, sementara Johnny memandang Dita dengan sendu kini dia tahu penyebab adiknya sedih
"Banyak banget pertanyaan di kepala aku kak, aku dulu itu bagaimana, teman aku siapa saja, aku nggak ingat semuanya, terlalu banyak yang aku lupain, kakak, ayah, bunda juga selalu mengalihkan pembicaraan setiap kali aku bertanya sesuatu yang menyingung ke arah sana." Dita mengeratkan selimutnya, udara dingin menembus masuk secara paksa menyentuh kulit
"Masuk yah, nanti kakak jawab semua yang mau kamu tanyain." Membujuk Dita
Pada akhirnya Dita menurut dia butuh jawaban untuk banyak pertanyaan di kepala, mereka milih sofa untuk tempat bercerita lebih tepatnya tanya jawab
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreemen
Teen FictionAdakah orang di dunia ini yang takut akan sebuah mimpi, bukankah mimpi hanya bunga tidur mungkin bagi kebanyakan orang begitu, tapi berbeda dengan Dita Setiap mimpi yang muncul dalam tidurnya akan benar-benar terjadi di kemudian hari masalah ini cuk...