23. Maaf Mengganggu

6 2 0
                                    

Apa kamu pernah jatuh cinta?

Beberapa orang bilang jatuh cinta itu indah.

Aku tidak mengerti kenapa mereka bisa bilang begitu. Apa karena perasaan rindu yang hadir jika tidak bertemu? Atau binar bahagia yang muncul saat sedang bersama? Itukah indahnya jatuh cinta?

Lalu bagaimana jika yang ada hanyalah sebuah penantian tanpa kejelasan, apa itu indah? Well, ada yang bilang penantian itu menyenangkan. Tapi kalau untuk sesuatu yang tidak jelas apanya yang menyenangkan?

Jika jatuh cinta berarti menyerahkan seluruh hatimu pada orang yang tak sedikit pun membuka hatinya untukmu. Jika jatuh cinta berarti menjatuhkan harapan pada seseorang yang tidak pernah menawarkannya. Di mana letak indahnya?

Karena, jatuh cinta padamu, hanya itu yang kurasa.

Di detik pertama, saat akhirnya kulabuhkan hati padamu. Kupikir semua akan mudah. Kukira perasaanku akan menemukan harapan yang ia damba.

Tapi ternyata, jatuh cinta padamu tidak mudah.

Aku mencoba untuk memahami bahwa rasa cinta tidak semudah itu untuk hadir dalam hati. Aku memahami kamu seperti itu. Karena dalam kisah ini, aku yang lebih dulu punya rasa.

Semakin lama aku mencoba memahami, semakin lama waktuku habis untuk menunggu, tapi tak kunjung kulihat rasa itu hadir juga dalam hatimu. Aku tahu aku tidak bisa membaca hati orang lain. Namun, dengan segala diam yang kamu tunjukkan, bagaimana aku bisa yakin jika hatimu juga jatuh padaku?

Aku rasa aku sudah cukup berjuang. Atau menurutmu, perjuanganku masih kurang pantas untuk bisa mendapatkan hatimu? Walau sudah kuberikan waktu dan hatiku untukmu.

Jatuh cinta padamu membuatku benar-benar jatuh.

Seorang teman pernah memberi saran, "Kalau dia tidak memberi hatinya padamu, ya sudah lepaskan saja." Lepaskan saja. Kamu kira aku tidak pernah mencoba? Berulang kali aku berusaha melepaskan, tapi tetap saja hatiku maunya kamu. 

Apa kamu tahu jatuh cinta padamu itu melelahkan. Jujur aku lelah, tapi tidak bisa berhenti. Dan kamu membuatku semakin sulit untuk melepas. Karena terkadang kamu bertindak seolah ingin, tetapi kemudian kamu membuat kita seolah asing.

Mungkin kamu memang tidak ingin kuperjuangkan. Seharusnya sejak lama sudah kusadari itu. Aku pernah bertanya pada diriku sendiri, kenapa harus kamu yang membuatku jatuh cinta? Kenapa harus kamu yang berhasil memikat hati? Kenapa… kenapa harus kamu yang membuatku merasa begitu ingin dicintai? Karena pada akhirnya, kamu juga yang membuatku patah hati.

Jika kamu memang tidak ingin kuperjuangkan, sepertinya sudah seharusnya aku melepaskan. Untuk apa bertahan kalau memang sudah tidak ada jalan? Mungkin ini saat bagiku untuk menemukan jalan yang lain. Di mana aku bisa menemukan tempat yang kutuju, alih-alih jalan buntu.

Kalau begitu, dalam kalimat ini aku melepaskan perasaanku. Merelakan tiap detik yang telah berlalu menjadi kenangan yang kuharap suatu saat nanti bisa menjadi pelajaran berharga untukku. Dengan ini, aku berhenti jatuh cinta padamu.

Maaf kalau aku mengganggu waktumu. Maaf jika dengan perasaanku membuatmu merasa tak nyaman. Tak apa. Sekarang kamu tidak perlu merasa terbebani dengan itu–walau aku tidak tahu apa kamu pernah merasa begitu. Tenang saja aku tidak akan membencimu. Kita masih bisa dekat, tapi tidak seperti dulu. Karena mungkin aku akan menemukan hati lain yang nantinya akan membuatku jatuh cinta lagi.

Dan terima kasih karena kamu sudah membaca surat ini. Walau nanti kamu akan melipat dan menyimpannya di sembarang tempat lalu tak acuh. Atau bahkan kamu akan merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Tak apa, setidaknya aku sudah menyampaikan ini. Walau aku tidak tahu kamu akan benar-benar membaca ini atau tidak.

Namun, terima kasih untuk waktunya. Dan maaf sudah mengganggu.

---

20 Oktober 2022
-P

Shades of Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang