1. Lubang Penyesalan Terdalam

584 13 0
                                    

Tujuh belas tahun kemudian ....

Tujuh belas tahun berlalu sejak dirinya mengetahui bahwa sang pujaan hati yang ia hancurkan hidupnya kini telah bahagia bersama dengan suami dan anak-anak mereka. Sungguh, ia menyesal telah mengabaikan wanita dan anak-anaknya tujuh belas tahun lalu.

Kini, ia merasakan apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya sebelum dirinya melakukan hal bodoh karena obsesinya yang tinggi, yaitu lubang penyesalan yang semakin dalam yang tak akan pernah menemukan titik cahayanya sebelum mendapatkan maaf dari wanita yang ia cintai.

Dia adalah Arkanata Mahendra Pratama. Pria yang kini berada di dalam lubang penyesalan yang dalam akibat obsesinya akan sebuah koleksi benda mati yang tak berguna, dirinya telah mengetahui suatu kenyataan bahwa anak-anaknya bersama Alexa dan hanya satu janin yang tiada setelah insident penusukan itu dan masih ada tiga janin lainnya yang masih hidup juga berkembang di dalam rahim Alexa saat itu. Pantas saja dua hari setelah mendengar kabar bahwa ia kehilangan anaknya, Arka masih merasakan mual hingga beberapa bulan ke depan.

"Andai saja aku peka dan mengetahui bahwa Alexa mengandung bayi kembar, mungkin aku akan mencari dan mengejarnya hingga aku bisa mempertanggung jawabkan semua yang kulakukan beberapa tahun lalu. Namun, nasi sudah menjadi bubur, semua anak-anakku kini telah bahagia bersama ayah sambung mereka. Mungkin inilah karma yang kudapat akan perbuatan bejatku pada Alexa, maafkan aku Alexa ... maafkan aku ..., " gumam Arka tanpa sadar meneteskan air matanya.

Tok ... tok ... tok ....

Terdengar suara ketukan pintu dari ruang pribadinya, Arka buru-buru menghapus cairan benih yang tanpa ia sadari mengalir begitu saja.

"Masuk!"

Pintu terbuka, tampaklah di sana pria tampan nan gagah dengan pakaian formalnya memasuki ruangan Arka dengan gaya cool nya hingga Arka mual dibuatnya.

"Gausah sok cool deh, lo! To the point aja, ada apaan?" cibir Arka melihat sahabat gesreknya berada di hadapannya dengan tampang sok cool.

Dialah Aldi, masih ingatkah kalian dengan Aldi? Dia adalah salah satu sahabat Arka yang memberikan Arka tantangan gila hingga Arka berada di dalam lubang penyesalan yang sangat dalam karena ulahnya. Jika saja Aldi memberikan tantangan tanpa menyangkut-pautkan dengan koleksi incarannya, mungkin Arka tak akan berada di lubang penyesalan terdalam seperti saat ini.

"Lo keknya sensi banget kalau sama gue, dah Ar!" dengus Aldi.

"Hm ... katakan apa yang lo mau, gue gak ada waktu!"

"Ck, dasar kutub! Kliyen kita yang dari London meminta kita untuk melaksanakan meeting tentang proyek kerja sama kita dengannya di London," tutur Aldi dan dengan seenaknya duduk di hadapan Arka dengan kaki yang naik ke atas meja kerja Arka.

"Heh, dasar sekretaris gak ada akhlak, lo! Gue boss–nya di sini dan lo gak boleh seenaknya sama gue selama kita di kantor!" seru Arka menatap tajam sahabat gilanya itu.

"Ck. Lo cuma boss gue Arka, bukan bokap ataupun opa gue! Jadi gue bebas ngapain aja, lagian usia gue lebih di atas lo."

"Cuma beda beberapa bulan aja belagu!"

"Dahlah. Jadi gimana? Lo mau nggak ke London untuk meeting bareng kliyen kita itu? Kalau mau gue akan kabari sekretarisnya," tanya Aldi mengalihkan pembicaraan dan tak ingin memperpanjang perdebatannya dengan Arka.

"Gimana ya Al, menurut pendapat lo gimana?"

"Menurut gue sih, kita terima aja. Mungkin itu cara Allah untuk memudahkan pencarian lo menemukan anak-anak lo dan Alexa."

"Bukannya lo yang tau di mana keberadaan mereka berempat, Aldi? Lo yang kasih tau gue akan kenyataan bahwa anak-anak gue masih hidup dan hanya satu janin saja yang tak terselamatkan pasca penusukan itu."

Aldi memang memberitahukan kebenaran akan anak-anaknya dengan Alexa, tetapi sebelum Aldi memberitahukan hal itu, Arka terlebih dahulu tau dari seseorang yang Arka rasa begitu dekat dengan Alexa beberapa tahun lalu.

"Iya, itu bener! Tetapi bukan gue yang lihat dan mendengar secara langsung kalau Alexa saat itu masih hamil anak lo, dia itu sahabat kecil gue yang lagi tour di luar negeri."

"Maksud lo?" Arka benar-benar tak mengerti akan penjelasan Aldi.

Aldi menghela napas panjang, "Jadi, sahabat gue saat itu lagi memeriksa keadaan nyokap dia yang kesehatannya terganggu di rumah sakit, kebetulan dia tau semua hal yang terjadi antara lo dan Alexa beberapa tahun yang lalu. Jadi yaa saat itu juga dia mendengar percakapan antara Keluarga Anderson dan keluarga suaminya Alexa kalau anak yang saat itu Alexa lahirkan bukanlah anak kandung suaminya, apakah itu jelas?" terang Aldi panjang kali lebar bagaikan rumus matematika.

"Hum ... gue ngerti sekarang. Jadi, di mana sahabat lo liat keluarga Alexa?" ucap Arka mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nah, itu dia masalahnya! Tu sahabat aneh gue gak ada kasih tau di mana dia liat dan dengar percakapan keluarga besar Anderson, dia bilang kita harus berusaha mencari keberadaan anak-anak lo."

"Mashaallah ... ok kita terima aja permintaan kliyen yang menginginkan kita meeting di London," putus Arka menghembuskan napasnya panjang.

Sama halnya seperti orang itu, dia memberitahukan kebenarannya, tetapi tidak memberitahukan keberadaan Alexa dengan anak-anakku saat ini. –batin Arka.

"Dua hari lagi kita akan berangkat ke London dan gue yang akan urus semua keperluan kita, mungkin di sana kita akan tinggal selama dua sampai tiga minggu karena kita harus memantau secara langsung proses pembangunan hotel dan apartemen yang dilaksanakan di London."

"Hal itu bisa menjadi peluang bagi kita untuk mencari Alexa dan anak-anak lo, walaupun mustahil bagi lo untuk mendapatkan cinta dan kepercayaan Alexa serta anak-anak lo yang sudah beranjak dewasa Arka!" sambung Aldi bijak.

"Yaah, lo bener. Gue hanya akan berusaha semampu gue menemui anak-anak gue dan meminta izin pada Alexa serta suaminya untuk mengenal lebih dekat dan lebih dalam lagi dengan anak gue. Walaupun itu mustahil untuk tercapai tanpa adanya pengorbanan, gue akan terima semuanya dengan lapang hingga mereka mau memaafkan dan mengizinkan gue menemui anak-anak. Itu aja!" tekad Arka kuat.

"Oke, akan gue persiapkan segalanya dana gue akan segera kabarin lo kalau semuanya sudah selesai," pungkas Aldi yang kemudian pergi dari sana untuk mengurus segala keperluan mereka.

"Semoga saja keputusan yang hamba buat adalah keputusan terbaik yang akan menunjukkan jalan pada hamba untuk menemui anak-anak hamba, bantulah hambamu yang kini berada dalam rasa penyesalan yang dalam ya Allah .... "

"Dan maafkan atas segala hal yang hamba lakukan selama ini. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya dan setiap masalah pasti ada hikmahnya, dan hamba yakin bahwa engkau tak akan pernah memberikan cobaan juga ujian di luar batas kemampuan hambamu yang lemah ini!" tutur Arka menundukkan kepalanya dalam.

'Gue minta maaf atas segala hal yang gue lakukan di masa lalu yang membuat lo kacau seperti ini, Arka! Jika saja saat itu gue gak kasih lo tantangan konyol itu ke lo, mungkin lo nggak akan berada di dalam lubang penyesalan yang sangat dalam seperti ini."

"Maafin gue, Arka ... gue janji akan terus bantu lo untuk meyakinkan Alexa agar lo bisa bertemu dengan anak-anak lo setelah sampai di London nanti, maafin gue juga yang gak bisa kasih tau lo bahwa ayah pengganti anak-anak lo adalah kliyen yang bekerja sama dengan kita. Dialah Arkan Sean Erickson, sang pengusaha ternama di London. Maafin gue Arka ..., ' batin Aldi penuh penyesalan saat melihat keadaan Arka yang sangat kacau setelah dia kehilangan anaknya beberapa tahun lalu.
 
 
 
 
 
 
 
To be continue?

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang