3. Berkumpul Bersama

253 9 0
                                    

Keluarga besar Anderson dan Erickson kini tengah berkumpul di mansion megah milik Sean, keluarga tersebut terlihat sangatlah bahagia bisa berkumpul bersama dengan cucu dan keluarga mereka yang lain.

Alex saudara kembar Alexa sudah menikah beberapa tahun yang lalu, kini ia memiliki seorang anak perempuan yang berusia setara dengan Sally. Begitu juga dengan Arlan juga Neo asisten kesayangan Fred—opa Alexa—, mereka pun sudah menikah dan sudah memiliki dua orang anak laki-laki.

"Dek!" panggil Alex membuat Alexa menolehkan kepalanya kepada sang Abang.

"Kenapa, Bang?"

"Eum ... boleh Abang katakan sesuatu padamu?"

"Boleh kok. Memangnya Abang mau mengatakan apa? Kok harus izin dulu? Apakah itu sangatlah penting?" tanya Alexa mengernyitkan dahinya.

"Janji kamu gak akan marah?"

"Nggak Bang, Alexa nggak akan marah kok. Tenang aja!"

"Kita bicara di taman belakang mansion aja yuk, biar aman!" ajak Alex yang disetujui oleh Alexa.

Kemudian, Alex dan Alexa beranjak pergi ke taman belakang tanpa sepengetahuan anak-anak mereka, Alexa memberi isyarat pada Sean bahwa dirinya hendak pergi bersama Alex sebentar dan Sean pun menyetujui hal itu.

Sesampainya di taman belakang, Alex memulai pembicaraannya dengan Alexa dan berdeham sejenak untuk menetralkan kecemasan yang ada di dalam dirinya saat ingin memberitahukan hal ini kepada Alexa. Ia hanya takut jika saudari kembarnya itu kembali bersedih, dan ia tak akan tega melihat kesedihan sang adik nantinya.

"Sebenarnya sebelum kita semua memutuskan untuk pindah dari Indonesia, dia datang ke rumah, Sayang. Dan dia mencarimu juga anak-anakmu," tutur Alex.

Deg!

'Apakah orang itu adalah Arka? Tetapi mengapa dia mencariku dan mencari ... anak-anakku? Apakah dia sudah mengetahui bahwa aku mengandung bayi kembar?' batin Alexa bertanya-tanya.

"Ap ... apakah dia telah mengetahui bahwa saat itu Alexa mengandung bayi kembar?" tanya Alexa dengan tatapan kosong dan berkaca-kaca.

"Abang gak tau pasti kalau hal itu, Sayang. Yang Abang ketahui hanyalah Aldi dan Arka sangatlah menyesal telah memperlakukanmu seperti itu, mereka menanyakanmu ... juga anak-anakmu!" terang Alex.

"Si ... siapa yang memberitahukan padanya mengenai keberadaan putra-putraku, Bang? Apakah kalian bertiga yang memberitahukannya?" tukas Alexa dengan berurai air mata.

Tak ada yang mendengar pembicaraan mereka berdua saat ini, karena mereka berbicara empat mata di taman belakang mansion. Akan tetapi, tanpa mereka sadari, ada seorang pria yang mendengarkan percakapan mereka mengenai Arka juga ketiga anak kembar Alexa.

'Siapakah Arka? Dan apa maksud mereka mengatakan hal itu?' batinnya bertanya-tanya.

"Sepertinya aku harus menemui mereka, menanyakan maksud mereka nanti. aAku harus menanyakan dan menyelidiki hal ini!" monolog pria tersebut kemudian pergi dari sana.

"Bang, Al ... Alexa gak mau Arka mengetahui keberadaan putra-putraku dan mengambil mereka dariku. Tidak ... Alexa tidak akan pernah memberitahukan keberadaan triplets pada Arka ataupun keluarganya, tidak!" isak Alexa.

Tak tega melihat kesedihan Alexa, Alex membawa sang ke dalam pelukan hangatnya. Ia tak bermaksud untuk membuat adiknya bersedih kembali, tetapi secepatnya ia harus mengatakan hal ini pada Alexa.

"Kamu tenang ya, Sayang. Abang akan bantu kamu untuk menghalangi Arka menemui kalian, jika kamu belum siap untuk menyelesaikan masalah kalian di masa lalu. Jangan sedih lagi, okey?" Alex mencoba menenangkan Alexa dengan kata-kata penenang dan menghapus cairan benih yang mengalir deras di mata Alexa.

"Abang janji akan bantu Alexa buat menghalangi Arka menemui putra-putraku?" cetus Alexa mengangkat jari kelingkingnya.

Alex menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Alexa dan berkata. "Abang Janji, Sayang!"

"Yaudah, Alexa percaya sama Abang!"

"Senyum dong, masa Adik kesayangan Abang cengeng gini? Padahal udah jadi emak dari empat anak lho," ujar Alex yang dibalas senyum manis oleh Alexa.

"Yaudah, kita ke dalam yuk! Pasti Alika udah nyariin Abang sekarang," lanjut alex mengajak adik kembarnya masuk ke dalam mansion tempat keluarganya berkumpul.

"Papa!" panggil seorang gadis remaja menghampiri dua saudara kembar itu.

"Tuh, kan! Apa Abang bilang? Dia udah panggil aja, anak siapa, sih?"

"Dih ... ya dia anak Abang, lah! Masa anak tetangga," kekeh Alexa.

"Papa!"

"Yes, baby, Papa datang!"

Alex dan Alexa masuk ke dalam mansion dengan Alexa yang menggandeng tangan sang Abang manja, Sean yang melihat istrinya menggandeng Abang iparnya pun cemberut.

"Kenapa tu muka kusut amat, Arkan?" celetuk Arlan yang menyadari perubahan ekspresi Sean.

"Lo cemburu sama Abang ipar lo sendiri? Astaga ... dasar, cemburuan lo!" imbuh Arlan tertawa mengejek.

"Arkan ... Arkan! Gak sangka gue, lo cemburu sama Abang ipar lo sendiri. Samperin sono, bini lo yang lagi manja-manjaan sama Abangnya!"

"Ck. Lo juga cemburu kali, kalau bini lo manja-manjaan sama abangnya juga! Ngaca bro, ngaca!" ketus Sean kesal kemudian pergi menghampiri sang istri.

Sean melingkarkan tangan kekarnya di perut Alexa dari belakang dan meletakkan kepalanya di bahu sang istri. Mendapat perlakuan Sean yang tiba-tiba memeluknya dari belakang membuat Alexa terkejut dan mencoba melepaskan pelukan suaminya itu.

Jika saat berdua itu oke-oke saja, tetapi ini di hadapan keluarga besar mereka yang sedang berkumpul bersama seperti ini. Sungguh, Alexa malu saat ini karena seluruh perhatian keluarganya teralihkan kepada dirinya dan juga Sean.

"Sean, kumohon lepaskan! Aku malu ..., " pinta Alexa mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan malu.

"Biarkan saja seperti ini, sweetyheart!"

"Tidak Sean, aku malu!"

"Kamu gak malu bersikap kaya gini di hadapan anak-anak? Cepat lepaskan, dear!" bisik Alexa yang tetap diabaikan oleh Sean.

"Ayah, apa yang Ayah lakukan? Lepaskan Bunda, Ayah!" seru Sally mencoba melepaskan tangan kekar Sean dari perut Alexa.

"Owh ... ayolah baby girl! Izinkan Ayah berdua seperti ini dengan Bundamu," cetus Sean memelas.

"Tidak! Bunda hanya milik Sally dan Abang triplets, bukan Ayah!" tandas Sally terus berusaha melepaskan tangan kekar Sean.

"Benar apa kata Sally, Ayah! Bunda hanya milik kita dan Ayah gak boleh ambil Bunda dari kita berempat!" sahut triplets membuat Sean semakin mencebikkan bibirnya kesal.

"Tak bisakah kalian biarkan Ayah bermanja sebentar kepada Bunda kalian?" tukas Sean.

"Tidak! Bunda hanya milik kami, bukan milik Ayah!"

"Asal kalian tahu! Sebelum kalian lahir, Bunda hanyalah milik Ayah dan tak ada satu orang pun yang dapat merebutnya dari Ayah!" papar Sean yang sudah sangat kesal.

"Itu dulu! Namun, sekarang Bunda hanyalah milik kita, bukan milik Ayah!"

Sean menatap Alexa memohon bantuan agar dirinya bisa bersama sang istri lebih lama lagi, tetapi Alexa hanya mengabaikan dirinya. Melihat sang Ayah lengah, Sally dan triplets dapat melepaskan tangan Sean dari perut Alexa dengan sekali gerakan.

"Hey! Kembalikan istriku, dasar kalian anak-anak durhaka!" teriak Sean saat keempat anaknya membawa Alexa menjauhi dirinya.

Seluruh keluarga yang melihat pertengkaran anak dan Ayah itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, sudah biasa mereka lihat pertengkaran antara Sean dan anak-anaknya dalam memperebutkan Alexa. Mereka berharap keluarga itu tetap harmonis hingga tak akan ada satu orang pun yang dapat menghancurkan keluarga Sean dan Alexa, semoga saja!
 
 
 
 
 
 
 
 
 
To be continue?

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang