10. Meresahkan!

194 9 0
                                    

Setelah anak-anaknya pergi ke sekolah, Arka mengalihkan pandangannya kembali ke layar handphone nya untuk melanjutkan kegiatan membaca berkas penting milik kantornya.

"Eung ..., " lenguhan Alexa membuat Arka mengalihkan pandangannya dari handphone miliknya.

"Alexa!" Arka meletakkan gadget–nya dan menghampiri Alexa dengan langkah cepat.

"Alexa, bagaimana keadaanmu?" tanya Arka.

"Ar ... Arka? Sejak kapan kau berada di sini? Dan ... di mana anak-anakku?" ucap Alexa memberikan pertanyaan beruntun pada Arka.

Alexa mencoba untuk mendudukkan dirinya dengan perlahan, Arka langsung menghentikan aksi Alexa dengan perkataan yang sedikit menenangkan hati Alexa.

"Tenanglah, Alexa! Kau beristirahatlah, anak-anak telah berangkat ke sekolah pagi tadi dan aku berada di sini sejak kau pingsan semalam. Apakah itu kurang jelas, hem?"

"Se ... sejak semalam? Itu artinya aku tak sadarkan diri sudah sejak semalam?"

"Ya, dari semalam. Untung saja kau cepat sadar, aku dan anak-anak benar-benar mengkhawatirkanmu karena kau tak kunjung sadar. Kami telah melakukan banyak cara untuk menyadarkanmu, tetapi semua itu tidaklah mempan dan kau tetap pingsan. Akan tetapi, aku lega kau sudah sadar sekarang!"

"Tunggu dulu! Sekarang hari apa?" tanya Alexa menatap Arka dalam.

Arka melihat ke arah gadget nya sebentar dan menjawab. "Sekarang hari sabtu, ada apa?"

"Bukankah itu artinya ..., " ucapan Alexa terhenti karena suara teriakan anak-anaknya dari lantai dasar.

"Ayah Arka!" teriakan mereka membuat Arka dan Alexa saling menatap dan mengernyitkan dahinya bingung.

"Ada apa, kids?"

Mendengar jawaban Arka, keempat remaja itu menghampiri Arka dengan tatapan datar dan napas yang memburu karena berlari dengan sangat cepat. Arka semakin bingung karenanya, bukankah mereka sudah berangkat sekolah tiga puluh menit lalu? Dan mengapa sekarang mereka sudah pulang? Apakah ada yang tertinggal? Arka menerka-nerka alasan kembalinya keempat remaja di hadapannya itu dengan gaya yang sangat serius.

"Ayah, sekarang hari apa?" tekan Samudra merendahkan intonasi suaranya. Mereka berempat tak menyadari bahwa Alexa sudah sadar, karena fokus mereka saat ini adalah Arka sang Ayah.

"Sekarang hari sabtu, memangnya ada apa?" balas Arka santai.

"Mengapa kau tidak mengatakannya pada kami, Ayah? Asal kau tahu, kami sungguh malu setelah diejek oleh pak satpam sekolah karena masuk di hari libur, hari sabtu adalah weekend dan harusnya kami libur!" tandas Samuel kesal.

"Kau sungguh menyebalkan, Ayah!"

"Hey! Ayah tidak tahu jika kalian semua libur, Ayah saja sedari tadi tidak melihat kalender dan hari yang ada di gadget Ayah! Jadi Ayah tidak tahu akan hal itu, mengapa tidak kalian teliti terlebih dulu kalender yang ada di kamar kalian!" ketus Arka tak terima disalahkan.

"Iya juga ya Bang, kok kita gak liat kalender dulu?"

"Sekarang salah siapa?" seloroh Arka mengangkat sebelah alisnya. Sungguh menyebalkan!

"Ya Ayah! Kami tak pernah salah, dan Ayah yang salah!" seru Sally membuat Arka membulatkan matanya.

"aduh, Arka ... Arka, apa yang kau lakukan sedari tadi? Mengapa kau membuat putra-putriku diejek oleh pak satpam sekolah? Ya Allah ..., " tawa Alexa pecah membuat Arka mendengus kesal dan keempat anaknya menoleh ke asal suaranya.

"Bunda!"

"Halo, Sayangku!"

Tak ingin menunggu waktu lagi, Sally dan ketiga abangnya berlari memeluk Alexa dengan sangat erat dan menumpahkan tangis mereka di dalam dekapan hangat sang Bunda.

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang