37. END

647 12 0
                                    

“Nico? Untuk apa kau kemari?”

“Safara di mana putraku Sainy kau sembunyikan?” balas Nico menatap tajam Safara. Dialah Nicholas William Hogwart, orang yang pernah mencerca Arka dan kedua orang tuanya.

“Untuk apa kau mencari putraku? Bukankah kau selalu asyik bersama wanita lain di luar sana dan tak memedulikan diriku ataupun putraku Sainy? Lalu, untuk apa kau mencarinya?” sarkas Safara.

Sweety ... i’am so sorry! Maafkan aku yang sudah mengabaikan kalian berdua, aku sadar bahwa kalian sangatlah berharga dalam hidupku. Jadi, kumohon pertemukan aku dengan putraku Sainy dan kita mulai hidup yang baru bersama,” balas Nico menggenggam tangan Safara.

“Lepaskan tangan adikku, Nicholas!” sela Arka melepaskan genggaman tangan Nico.

“Ada apa denganmu, Bang Arka?”

“Kalian bukan mahram, jadi jangan pernah menyentuh adikku!”

“Maaf Bang, tapi Safara adalah istriku. Dia adalah istri sahku! Kami sudah menikah sejak lama,” jelas Nico membuat Arka menatap tajam sang adik.

“Mengapa kau tidak memberitahukan diriku bahwa kau sudah menikah, Safara?”

“Maaf Bang, Safara masih kecewa dengan Nicho. Jadi, Safara tak ingin memberitahukan hubungan Fara dengan pria gila ini!”

“Mama, siapa dia?” tanya Sainy yang baru saja melihat Nico menggenggam tangan sang mama.

“Dia adalah Papamu, Sainy, Papa kandungmu!”

“Bukankah saat di mobil tadi kau menanyakan keberadaan Papamu? Jadi sekarang dia datang hanya untuk menemui dan melepas rindunya denganmu,” tutur Safara membuat Sainy berlari memeluk Nico.

“Benarkah dia putraku?” tanya Nicho disela-sela pelukannya.

“Ya Nico, dialah putramu Sainy!”

I’am verry-verry miss you, son! Really miss you, Papa sangat merindukanmu.”

“Sainy pun sangat merindukanmu Papa, sangat-sangat merindukanmu!”

Safara tersenyum melihat hal itu, walaupun ia masih kecewa kepada Nico yang sudah menduakan dirinya. Namun, ia tak tega mendengar perkataan Sainy saat mereka di mobil tadi.

***
“Mama,” panggil Sainy.

“Ada apa, Sayang?

“Di mana papa? Dan ... siapa papaku? Mengapa kalian tidak pernah menjemput dan mengambilku dari wanita gila itu saat aku masih kecil?” tanya Sainya beruntun.

“Maafkan Mama,  Sainy, suatu saat nanti ... Mama akan memberitahukan siapa papamu. Mama janji!”

“Hmm ... baiklah, Mama,” tukas Sainy menghela napas panjang.

‘Maafkan Mama Sainy Sayang, Mama masih belum siap memberitahukan hal ini kepadamu. Maafkan Mama!’ batin Safara sendu.

****
“Sudahlah, lebih baik sekarang Sainy ikut Mama dan Papa ke rumah baru kita dan nanti kita akan hidup bahagia bersama. Sainy setuju?” cetus Nico.

“Maaf Papa, Sainy tidak bisa berpisah dari Bunda Alexa dan Ayah Arka serta saudara-saudari Sainy yang lainnya. Sainy sudah nyaman bersama mereka,” tolak Sainy lembut.

“Tapi Sainy, kita tidak mungkin tinggal di sini, Sayang ... karena itu akan menyusahkan Oma Naila dan Opa Satria. Mau ya ... ikut Mama dan Papa?” bujuk Safara tetap dibalas gelengan kuat oleh Sainy.

“Tidak, Ma! Sainy gak mau berpisah sama Ayah dan Bunda ... Sainy gak mau Ma ... Sainy gak akan sanggup pisah sama mereka, Pa ... Sainy gak akan sanggup ..., ” lirih Sainy mulai mengeluarkan cairan bening dari pelupuk matanya.

“Tidak apa-apa Nico, Safara! Kalian tinggallah di sini, Mama dan Papa akan senang jika kita hidup bersama dalam satu atap. Lagian ... kita gak akan bisa hidup berempat di rumah segede ini,” tukas Naila tersenyum.

“Tapi kan, Ma .... ”

“Gak ada bantahan, Ananta! Papa gak terima penolakan dari kalian semua!” tandas Satria tak terbantahkan.

“Baik Pa.”

“Yeay ... akhirnya keluarga kita lengkap dan kita bisa hidup bahagia dalam satu atap bersama keluarga besar Anderson dan Pratama!” girang Sally yang dibalas kekehan oleh semuanya.

“Okey, ayo kita semua mulai mempersiapkan pernikahanku dan juga Melani! Aku ingin menikah dengan wanita yang kucintai ini besok hari,” sosor Harry yang baru datang dengan memeluk Melani possesive.

“Hey! Siapa suruh kau menyentuh Melani, huh?” ketus Rio menarik telinga Harry kuat.

“A ... aduh, Pi ... kok telinga Harry dijewer, sih ... sakit Pi ... sakit!”

“Siapa suruh kamu menyentuh Melani yang jelas-jelas belum sah untukmu? Kau mau mati, ha?”

“Ma ... maaf Pi ... Harry khilaf tadi,” sahut Harry meringis kesakitan.

“Sammy!”

“Baik Opa, kita paham! Ayo adik-adikku Sayang ... kita bawa Aunty Melan menjauh dari pria tua ini,” ajak Sammy yang dipatuhi oleh keempat adiknya.

“Hei, jangan bawa calon istriku menjauh dariku!”

“Tidak, Uncle Harry! Kau dan Aunty Melan belum sah!”

Setelah itu mereka berlima membawa Melani yang tersenyum bahagia karena sudah terbebas dari calon suaminya yang sangat possesive, Harry yang melihat kepergian kelima ponakannya membawa Melani terus berteriak meminta keponakan-keponakan menyebalkannya menghentikan langkah mereka yang hanya diabaikan oleh lima remaja itu.

“Papi ... lepaskan Harry ... Harry gak bisa jauh dari Melani, Pi ... lepaskan Harry!” pinta Harry memohon.

“Sudahlah Bang Harry, terima nasibmu saja! Alex yakin kak Melani gak mau nikah sama Abang kalau Abang bersikap kekanak-kanakan kaya gini,” ucap Alex semakin membuat Harry mengerucutkan bibirnya kesal.

Mereka semua tertawa bahagia melihat penderitaan Harry, tak pernah mereka tertawa lepas tanpa adanya beban dan masalah seperti ini. Akhirnya mereka semua dapat bahagia bersama seperti ini, semua masalah telah terselesaikan dan kini keadaan telah kembali seperti semula.
 

THE END!

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang