18. Ikhlaskan Sean, Alexa!

303 7 0
                                    

“Bunda gak papa, Sayang! Dia hanya syok setelah mendengar kabar kematian ayah Sean, kalian tahu sendiri bahwa oma Sarah baru saja tiada. Dan kini, Bunda harus mendapatkan kabar bahwa ayah Sean meninggal, pastinya ia sangatlah sedih dan sulit untuk menerima kenyataan ini ..., ” tutur Arka menatap Alexa sendu.

“Ayah benar, Sally! Bunda pasti merasa sangat syok karena dua orang yang disayangi dan dicintainya tiada dalam waktu yang bersamaan, kita berdoa saja semoga Bunda bisa segera sadar. Jadi tenanglah, baby girl!” ujar Sammy mencoba menenangkan kepanikan adik kesayangannya.

Jujur, Sammy juga amat panik dan sangat mengkhawatirkan keadaan Alexa. Namun, jika ia ikut panik, maka siapa yang akan menenangkan ketiga adik-adiknya? Jadi, ia harus tegar dan kuat untuk menenangkan mereka walaupun dirinya juga sangat khawatir akan keadaan Alexa dan sangat sedih mendengar berita kematian Sean ayahnya.

“Bang, bagaimana jika kita membantu opa dan uncle untuk mempersiapkan pemakaman ayah Sean? Biarkan Sally dan Ayah Arka yang menjaga Bunda di sini, Ayah mau bantu kita jagain Bunda ‘kan?” cetus Samuel.

“Tidak, kids! Ayah yang akan membantu orang-orang mempersiapkan pemakaman Sean, kalian tetaplah di sini menjaga Bunda! Jika terjadi sesuatu pada Bunda, kalian langsung panggil Ayah di bawah. Kalian mengerti?” balas Arka.

Tak mungkin jika dirinya berdiam diri menjaga Alexa di kamar ini, siapa dia bagi Alexa? Dia hanyalah orang asing bagi Alexa yang hadir di kehidupan Alexa tanpa diundang dan bisanya menorehkan luka pada wanita itu kemudian datang juga pergi begitu saja. Ditambah saat ini Alexa baru saja ditinggal oleh suaminya, Alexa akan menjalankan masa idahnya dan tak boleh keluar rumah bertemu dengan lelaki mana pun selama kurang lebih seratus hari.

“Heum ... baiklah, Ayah!” patuh mereka.

Setelah mengatakan hal itu, Arka pergi dari kamar Alexa dan mulai membantu keluarga Alexa mempersiapkan pemakaman Sean, Arka tak menyangka bahwa Sean akan pergi secepat ini. Padahal, tadi sebelum berangkat ke Indonesia, mereka berdua sempat berbincang sejenak dan sekarang Arka kembali memikirkan dengan matang permintaan Sean padanya. Arka mengerti maksud dari perkataan Sean saat mereka di London pagi tadi, tetapi Arka tak yakin bisa mewujudkan permintaan Sean terakhir satu ini karena ia takut Keluarga Anderson dan Erickson tak memberikan izin.

Arka melanjutkan langkahnya menuju lantai dasar dan mencoba untuk menghilangkan pikirannya akan ucapan Sean pagi tadi, ia tak ingin memikirkan hal itu untuk saat ini. Namun, ucapan Sean yang memintanya melakukan permintaan terakhirnya dengan wajah memohon terus saja terngiang-ngiang di dalam benaknya tanpa bisa ia hilangkan dan lupakan.

 “Ya Allah, apa yang harus Arka lakukan? Tidak mungkin Arka mengatakan hal tersebut kepada seluruh anggota keluarga mereka, yang ada nantinya Arka akan dituduh mencari kesempatan dalam kesempitan. Dan Arka gak mau hal itu terjadi,” gumam Arka bingung.

“Sepertinya Arka harus mengatakan hal itu saat kondisi sudah membaik nantinya, atau mungkin setelah Alexa melewati masa idahnya. Karena hal ini juga menyangkut kehidupannya, ya Allah ... bantulah Arka!” sambung Arka.

Sesampainya di lantai dasar, Arka menemui Keluarga Anderson dan Keluarga Erickson kemudian meminta izin kepada Rio untuk dapat membantu mereka menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk pemakaman. Dan syukurlah Rio mengizinkannya, lantas Arka bergabung dengan yang lainnya menyiapkan pemandian, keranda, kain kafan, dan lain sebagainya.

Setelah semuanya siap, mereka mulai memandikan Sean dan mengafaninya. Samuel turun ke bawah dan menemui keluarganya beserta Arka untuk memberi kabar bahwa Alexa telah siuman, mereka semua lega mendengarnya. Namun Samuel mengatakan kepada mereka jika Alexa meraung dan terus memanggil nama Sean, hal itu membuat Arka khawatir lalu berlari menuju lantai atas untuk menenangkan Alexa.

I'am Back Indonesia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang