"Jelitaaa!!."
Teriak perempuan dari lorong menuju parkiran sekolah. Masih jam tujuh pagi makanya energi perempuan itu masih terisi dengan penuh saat menghampiri orang yang bernama Jelita.
Jelita pun menoleh mencari sumber suara yang memanggil namanya dengan sangat lantang. "Kurang keras Mit suara Lo," sahut Jelita setelah Mita, sang pemilik nama berdiri tepat didepan matanya.
Mita tersenyum kesenangan, dan langsung menggandeng lengan kanan Jelita dan berjalan bersama memasuki kelas.
Mita melihat sekitar lalu kembali memandangi Jelita dari atas sampai bawah dan bergumam, "Tumben sendiri?." Jelita tertawa sambil menunggu kan kepalanya lalu menatap Mita dengan tatapan memberi tahu (Lo harusnya tahu jawabannya) kira kira seperti itu.
"Kan emang biasanya sendiri." Mendengar jawaban Jelita yang hari ini membiarkan rambutnya terurai hingga punggung membuat Mita menempelkan telapak tangannya ke dahi tanda baru ingat bahwa sahabatnya memang selalu sendiri berangkat dan pulang sekolah—terkadang pulang bersama Mita kalau keduanya memutuskan jalan jalan dulu sebelum ke rumah.
Mita sempat terdiam sebentar lalu kembali bertanya, "Arsen bareng Killa lagi?" Lagi lagi Mita bertanya yang jawabannya sudah pasti tidak mungkin berubah.
Jelita menghembuskan nafas bosan setelah mendengar salah satu nama yang tidak ingin dia dengar dan hanya menjawab, "Iya."
Mita menaikkan satu alisnya "Emang aneh banget milih jemput teman ceweknya daripada bareng pacarnya sendiri! Lo sih pakai gamau nge publik hubungan kalian ya g-."
Ocehan Mita terhenti seketika ketika mulutnya dengan cepat ditutup penuh tenaga dari Jelita karena takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.
Jelita mengisyaratkan dengan matanya yang tajam agar Mita berhenti berbicara dan Mita pun paham sambil mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya, meminta maaf.
Jelita saat ini tengah berada di relationship dengan teman SMP nya, Arsen. Hubungan keduanya telah berjalan 2 tahun namun keduanya memutuskan untuk stay private karena kesepakatan masing masing.
Menurut Jelita ini adalah keputusan yang tepat karena seperti yang diketahui, Arsen adalah anak yg aktif di sekolah dan bisa dibilang populer. Pria itu memiliki banyak jabatan dan prestasi berbanding terbalik dengan Jelita yang hanya menjabat menjadi ketua ekskul PMR sehingga membuat Jelita untuk tetap membuat hubungan mereka rahasia karena dia juga takut jika diserang dengan cewek cewek sekolah yang mengagumi kekasihnya tersebut.
"Gua jam sembilan izin ya gua piket jaga UKS hari ini."
"Bukannya jabatan Lo mau habis ya?kok masih piket?," Tanya Mita kembali.
"Gapapa gua punya alasan buat bolos hehe," balas Jelita terkekeh.
Memang satu satunya jalan untuk Jelita bolos ialah beralasan untuk piket UKS dikarenakan akses Jelita menjadi ketua pmr yang membuat para guru tidak pernah melarangnya.
*****
BRUKK!!.
Seorang remaja tersungkur dari kursinya setelah remaja lainnya memukulnya tiba tiba tanpa alasan.
Ya benar.
Javas menjadi orang yang dipukul saat ini, dan pelaku yang memulainya adalah Kevin, kekasih Vina.
Javas dengan kepala yang pening kembali berdiri menyeimbangkan tubuhnya. Sedangkan Kevin yang masih terselut amarah masih mengepalkan tangannya.
Suasana kelas tengah memasuki waktu istirahat, sehingga para guru tidak melihat kejadian adu tonjok dari murid murid mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eighteen (On Going)
ФанфикPerjalanan cinta Jelita yang memasukkannya kedalam situasi dimana harus memilih antara mencintai atau dicintai, "Javas gue tekankan sekali lagi kalau gue milik Arsen! Tahu Batasan Lo, Lo gak harus sejauh ini!." "Lo cinta sama dia? Jawab gue Jel, ja...